Sumber : https://24hoursworship.com/
Bacaan dari Kitab Yeremia (17:5-10)
"Terkutuklah yang mengandalkan manusia. Diberkatilah yang
mengandalkan Tuhan."
Beginilah
firman Tuhan, “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan
kekuatan sendiri, dan yang hatinya menjauh dari Tuhan! Ia seperti semak bulus
di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya hari baik; ia akan
tinggal di tanah gersang di padang gurun, di padang asin yang tidak
berpenduduk.
Diberkatilah
orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan! Ia seperti
pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang
air, dan tidak mengalami datangnya panas terik; ia seperti pohon yang daunnya
tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti
menghasilkan buah.
Betapa
liciknya hati, lebih licik daripada segala sesuatu! Hati yang sudah membatu:
siapakah yang dapat mengetahuinya? Aku, Tuhan, yang menyelidiki hati dan
menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan hasil
perbuatannya.”
Demikianlah sabda Tuhan
Mazmur Tanggapan
Berbahagialah orang yang menaruh kepercayaannya pada Tuhan.
Ayat. (Mzm
1:1-2.3.4.6; R: Mzm 40:5a)
1. Berbahagialah orang yang tidak
berjalan menurut nasihat orang fasik yang tidak berdiri di jalan orang berdosa,
dan yang tidak duduk dalam kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya
ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon yang ditanam
di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya; daunnya tak pernah
layu, dan apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang-orang
fasik; mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang
benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.
Bait Pengantar Injil
Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Luk 8:15)
Berbahagialah orang, yang setelah
mendengar firman Tuhan, menyimpannya dalam hati yang baik dan menghasilkan buah
dalam ketekunan.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (16:19-31)
"Engkau telah menerima segala yang baik, sedangkan Lazarus
segala yang buruk.”
Sekali
peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Ada seorang kaya yang selalu
berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam
kemewahan. Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan
borok. Ia berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, dan ingin menghilangkan
laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing
datang dan menjilati boroknya.
Kemudian
matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan
Abraham. Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Sementara menderita sengsara
di alam maut, ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dengan
Lazarus duduk di pangkuannya.
Lalu ia
berseru, ‘Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus mencelupkan ujung
jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam
nyala api ini!’
Tetapi
Abraham berkata, ‘Anakku, ingatlah! Engkau telah menerima segala yang baik
semasa hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat
hiburan dan engkau sangat menderita. Selain dari pada itu di antara kami dan
engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, sehingga mereka yang mau pergi
dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak
dapat menyeberangi!’
Kata orang
itu, ‘Kalau demikian, aku minta kepadamu Bapa, supaya engkau menyuruh dia ke
rumah ayahku, sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingatkan
mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka kelak jangan masuk ke dalam tempat
penderitaan itu’.
Tetapi kata
Abraham, ‘Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka
mendengarkan kesaksian itu.
Jawab orang
itu, ‘Tidak, Bapa Abraham! Tetapi jika ada seorang yang datang dari antara
orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat.’
Kata Abraham
kepadanya, ‘Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka
tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara
orang mati’.”
Demikianlah Injil Tuhan.
Renungan:
Ada benang
merah yang kuat dalam bacaan pertama dan Injil hari ini. Tentang orang yang
menomorsatukan kehidupan di dunia, dan menomorsekiankan Tuhan Allah.
“Terkutuklah orang yang
mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatan sendiri, dan yang hatinya
menjauh dari Tuhan! Ia seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan
mengalami datangnya hari baik; ia akan tinggal di tanah gersang di padang
gurun, di padang asing yang tidak berpenduduk.
Bandingkan
dengan Injil:
“Ada seorang kaya yang selalu
berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam
kemewahan. Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan
borok. Ia berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, dan ingin menghilangkan
laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing
datang dan menjilati boroknya.
Si kaya menomorsatukan
kehidupan dunia. Ia mendapatkan segala yang enak selama hidup di dunia, dan bersukaria
dalam kemewahan. Sedang Lazarus sangat menderita. Ia miskin dan penuh luka.
Saat hidup
di dunia berakhir, masih ada kelanjutan hidup ternyata, di alam baka. Dan Lazarus
memperoleh ganti dari segala penderitaannya di dunia, sebaliknya si orang kaya
itu berada dalam penderitaan yang menyakitkan dan kekal.
Apakah kehidupan
harus seperti itu? Menderita di dunia, bahagia di surga, bahagia di dunia,
menderita di neraka? Ah, tidaklah seperti itu saya kira. Dengarlah nas yang
indah ini: Diberkatilah orang yang
mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan! Ia seperti pohon yang
ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan
tidak mengalami datangnya panas terik; ia seperti pohon yang daunnya tetap
hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti
menghasilkan buah.
Bukan
tentang kemiskinan atau kekayaan yang dilihat Tuhan. Melainkan seorang yang
mengandalkan Tuhan atau tidak, yang menaruh harapan pada Tuhan atau pada
keduniawian. Dan itu semua bersumber dari dalam hati.
Betapa liciknya hati, lebih licik
daripada segala sesuatu! Hati yang sudah membatu: siapakah yang dapat
mengetahuinya?
Dan
bersyukurlah, akan janji Tuhan ini:
“Aku, Tuhan, yang menyelidiki
hati dan menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal
dengan hasil perbuatannya.”
Ada
kesempatan yang sama bagi kita, untuk kelak hidup bahagia di surga, karena
semua berawal saat kita hidup di dunia. Tuhan akan membalas setiap perbuatan
baik yang kita lakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar