Sumber : https://bit.ly/3V28bgl
Bacaan dari Kisah Para Rasul (6:8-15)
"Mereka tidak sanggup melawan hikmat Stefanus dan Roh yang mendorong dia berbicara."
Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak. Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini. – Anggota-anggota jemaat ini adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria. –
Mereka datang bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang itu bersoal jawab dengan Stefanus, tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara.
Lalu mereka menghasut beberapa orang untuk mengatakan, “Kami telah mendengar dia mengucapkan kata-kata hujat terhadap Musa dan Allah.” Dengan jalan demikian mereka mengadakan suatu gerakan di antara orang banyak serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat; maka mereka menyergap Stefanus, lalu menyerahkan dan membawanya ke hadapan Mahkamah Agama.
Lalu mereka mengajukan saksi-saksi palsu yang berkata, “Orang ini terus menerus mengucapkan perkataan yang menghina tempat kudus ini dan hukum Taurat. Sebab kami telah mendengar dia mengatakan bahwa Yesus, orang Nazaret itu, akan merobohkan tempat ini dan mengubah adat-istiadat yang diwariskan oleh Musa kepada kita.”
Semua orang yang duduk dalam sidang Mahkamah Agama itu menatap Stefanus, lalu mereka melihat muka Stefanus sama seperti muka seorang malaikat.
Mazmur Tanggapan
Berbahagialah orang yang hidup menurut Taurat Tuhan.
Ayat. (Mzm 119:23-24.26-27.29-30; Ul: 1b)
1. Sekalipun para pemuka duduk bersepakat melawan aku, hambamu ini merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu. Ya, peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaranku, dan kehendak-Mu menjadi penasihat bagiku.
2. Jalan hidupku telah kuceritakan dan Engkau menjawab aku; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku. Buatlah aku mengerti petunjuk titah-titah-Mu, supaya aku merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.
3. Jauhkanlah jalan dusta dari padaku, dan karuniakanlah hukum-Mu kepadaku. Aku telah memilih jalan kebenaran, dan menempatkan hukum-hukum-Mu di hadapanku.
Bait Pengantar Injil
Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 4:4)
Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:22-29)
"Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal."
Setelah Yesus mempergandakan roti, keesokan harinya orang banyak, yang masih tinggal di seberang danau Tiberias, melihat bahwa di situ tidak ada perahu selain yang dipakai murid-murid Yesus. Mereka melihat juga bahwa Yesus tidak turut naik ke perahu itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya, dan bahwa murid-murid-Nya saja yang berangkat.
Tetapi sementara itu beberapa perahu lain datang dari Tiberias ke dekat tempat mereka makan roti, sesudah Tuhan mengucapkan syukur atasnya. Ketika orang banyak melihat bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus.
Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya, “Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?” Yesus menjawab, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya.”
Lalu kata mereka kepada-Nya, “Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?” Jawab Yesus kepada mereka, “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
Renungan:
Ini merupakan ayat yang penting untuk kita camkan. Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu.
Kita tahu bahwa manusia wajib bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya. Bahkan Tuhan pernah bersabda, yang tidak bekerja tidak berhak mendapat makan. Namun Tuhan Yesus meminta kita bekerja, untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup kekal.
Apa maksudnya? Dan apa pekerjaan itu? Orang-orang yang mencari dan mengikuti Yesus pun bertanya mengenai hal ini.
“Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?”
Dan jawab Yesus: “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.”
Semudah itukah pekerjaan yang dimaksud Yesus? Ia hanya meminta kita untuk percaya kepada Dia yang telah diutus Allah. jadi kita sebenarnya harus bekerja atau cukup percaya saja kepadaNya? Bagaimana menurut Anda? Bagi saya Firman ini masih sulit untuk saya mengerti dan pahami, dan bagaimana harus menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi yang sudah bekerja, apakah ia berarti harus berhenti dari pekerjaannya dan percaya saja kepada Yesus? Bagi yang sedang mencari pekerjaan, berarti ia harus melakukan pekerjaan seperti apa?
Saya sendiri belum bisa sepenuhnya memahami arti Firman Tuhan ini. Namun kalau saya belum juga mengerti apakah itu berarti saya tidak usah melakukan pekerjaan apa pun?
Baiklah saya mencoba memahaminya sambil jalan.
Pertama, dengan percaya kepadaNya, apakah saya sudah benar-benar percaya kepada Yesus atau masih sering goyah dengan segala kekuatiran, ketakutan, iri hati, dan lain sebagainya? Kalau ini masih terjadi, maka saya harus berusaha menghilangkan pemikiran-pemikiran dan perasaan-perasaan negatif karena kurang kepercayaan saya kepadaNya.
Kedua, apakah saya sudah sungguh-sungguh menghayati Sabda Allah dalam hidup sehari-hari? Ketika saya ingin memuaskan rasa haus dan lapar akan kebutuhan duniawi saya. Benar-benar hanya memikirkan makanan apa yang ingin saya makan, langsung merasa menjadi orang paling haus sedunia ketika saya kehausan, sehingga langsung ingn jajan es, minuman segar, dan lain sebagainya.Tidak ada pengendalian diri dalam kebutuhan ragawi saya, dan saya belum sepenuhnya melakukan pantang dan mati raga. Kita merasa haus dan lapar terus menerus bila nikmat duniawi ini menjadi dasar hidup kita. Padahal, bila kebutuhan ragawi menjadi dasar hidup kita, dalam keadaan kenyang pun kita juga tetap akan binasa.
Ketiga, akan Firman Allah,"Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.
Bagaimana saya memahami hal ini? Ketika Firman Allah banyak berbicara tentang kasih, menolong dan membantu orang lain dalam keadaan apa pun kondisi kita. Sudah menjadi dasar hidup saya belum, bahwa saya harus menolong orang lain, memberikan sebagian harta pada orang lain yang lebih membutuhkan walau saya juga sedang membutuhkannya, karena Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah. Apakah saya sudah benar-benar menjadikan ayat ini sebagai pijakan hidup saya, bahwa kita tetap bisa hidup bahkan dalam kasihNya yang berkelimpahan walau kita miskin dalam hal keduniawian.
Keempat, bekerja untuk makanan yang tidak akan binasa, segala hal keduniawian hanya akan membawa pada kebinasaan. Gamaliel pernah berkata kepada bangsa Yahudi saat mereka akan menangkap para rasul. Kata Gamaliel, kalau pekerjaan mereka berasal dari manusia, pasti akan lenyap, tapi kalau berasal dari Allah, pasti tidak akan lenyap. Karena nasehat ini, lalu bangsa Yahudi membiarkan para rasul bekerja mewartakan Injil Tuhan yang tidak lain Kristus Yesus sendiri.
Kita pun diutus Tuhan untuk mewartakan Injil. "Pergi ke seluruh dunia, wartakanlah Injil". Kita bisa menjadi pewarta Injil melalui kata-kata baik yang keluar dari mulut kita, yang mencerminkan kasih dan sukacita Tuhan. Tidak menghujat, mengejek teman atau orang lain, melampiaskan marah dengan kata-kata kasar, jorok dan lain sebagainya. Mewartakan Yesus melalui perbuatan kita yang berlandaskan kasih, berani membela kebenaran melawan kelaliman, dan setia kepada Tuhan.
Kelima, arti bekerja untuk makanan yang bertahan pada hidup yang kekal, segala hal yang kita lakukan biarlah digerakkan oleh Roh Kudus. Roh yang mengajarkan kita akan tujuh karunia roh Kudus, yaitu hikmat, pengertian, nasihat, keperkasaan, pengenalan, kesalehan dan takut akan TUHAN.
Action:
Berusaha memahami arti Firman ini.
Doa:
Doa Mohon Tujuh Karunia Roh Kudus
Datanglah, ya Roh Hikmat, turunlah atas diri kami, ajarlah kami menjadi orang bijak, terutama agar kami dapat menghargai, mencintai, dan mengutamakan cita-cita surgawi. Semoga kami Kau lepaskan dari belenggu dosa dunia ini.
Datanglah, ya Roh Pengertian, turunlah atas diri kami. Terangilah budi kami, agar dapat memahami ajaran Yesus, Sang Putra, dan melaksanakannya dalam hidup sehari-hari.
Datanglah, ya Roh Nasihat, dampingilah kami dalam perjalanan hidup yang penuh gejolak ini. Semoga kami melakukan yang baik dan menjauhi yang jahat.
Datanglah, ya Roh Keperkasaan, kuatkanlah hamba-Mu yang lemah ini, agar tabah menghadapi segala kesulitan dan derita. Semoga kami Kau kuatkan dengan memegang tangan-Mu yang senantiasa menuntun kami.
Datanglah, ya Roh Pengenalan akan Allah. Ajarlah kami mengetahui bahwa semua yang ada di dunia ini sifatnya sementara saja. Bimbinglah kami agar dapat menggunakan hal-hal duniawi untuk kemulian-Mu.
Datanglah, ya Roh Kesalehan, bimbinglah kami untuk terus berbakti kepada-Mu. Ajarlah kami untuk menjadi orang yang tahu berterima kasih atas segala kebaikan-Mu dan berani menjadi teladan kesalehan bagi orang-orang di sekitar kami.
Datanglah, ya Roh Takut akan Allah, ajarlah kami untuk takut dan tunduk kepada-Mu dimana pun kami berada. Tegakkanlah kami agar selalu berusaha melakukan hal-hal yang berkenan kepada-Mu. Amin.