Kamis, 26 September 2024

"Keturunan yang satu pergi dan keturunan yang lain datang, tetapi bumi tetap ada.

Sumber: https://www.youtube.com


Bacaan dari Kitab Pengkhotbah (1:2-11)

    
"Tiada sesuatu yang baru di bawah matahari."
     
Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia! Apakah gunanya manusia berusaha dengan jerih payah di bawah matahari? 

Keturunan yang satu pergi dan keturunan yang lain datang, tetapi bumi tetap ada. Matahari terbit, matahari terbenam, lalu terburu-buru menuju tempat ia terbit kembali. 

Angin bertiup ke selatan, lalu berputar ke utara, terus menerus ia berputar, dan dalam putarannya angin itu kembali. Semua sungai mengalir ke laut, tetapi laut tidak juga menjadi penuh; ke mana sungai mengalir, ke situ sungai mengalir selalu. 

Segala sesuatu menjemukan, sehingga tak terkatakan oleh manusia; mata tidak bosan-bosan melihat, telinga tidak puas-puas mendengar. 

Apa yang pernah ada akan ada lagi, dan yang pernah dibuat akan dibuat lagi; tiada sesuatu yang baru di bawah matahari. 

Adakah sesuatu yang dapat dikatakan, “Lihat, ini baru!” Tetapi sebenarnya hal itu dahulu sudah ada, lama sebelum kita. Kenang-kenangan dari masa lampau tidak ada, dan dari masa depan yang masih akan datang pun tidak akan ada kenang-kenangan pada mereka yang hidup sesudahnya.
  
Mazmur Tanggapan
Ya Tuhan, Engkaulah tempat kami berlindung turun-temurun
Ayat. (Mzm 90:3-4.5-6.12-13.14.17; R:1)
1. Engkau mengembalikan manusia kepada debu, hanya dengan berkata, "Kembalilah, hai anak-anak manusia!" Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin atau seperti satu giliran jaga di waktu malam.
2. Engkau menghanyutkan manusia seperti orang mimpi seperti rumput yang bertumbuh: di waktu pagi tumbuh dan berkembang, di waktu petang sudah lisut dan layu.
3. Ajarilah kami menghitung hari-hari kami, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Kembalilah, ya Tuhan, berapa lama lagi? dan sayangilah hamba-hamba-Mu!
4. Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita sepanjang hayat. Kiranya kemurahan Tuhan melimpah atas kami! Teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami teguhkanlah!
  
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (bdk. Yoh 14:6)
Akulah jalan, kebenaran dan hidup, sabda Tuhan. Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
   
Inilah Injil Suci menurut Lukas (9:7-9)
     
"Yohanes telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal besar itu?"
     
Ketika Herodes, raja wilayah Galilea, mendengar segala sesuatu yang terjadi, ia merasa cemas, sebab ada orang yang mengatakan, bahwa Yohanes telah bangkit dari antara orang mati. 

Ada lagi yang mengatakan, bahwa Elia telah muncul kembali, dan ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi zaman dahulu telah bangkit. 

Tetapi Herodes berkata, “Yohanes kan telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal besar itu?” 

Lalu ia berusaha untuk dapat bertemu dengan Yesus.

Demikianlah Sabda Tuhan.

Renungan:

"Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal besar itu?” 

Engkau tidak tahu, Herodes? Dialah Allahku, Penolong dan Juru Selamatku. Bagimu, Dia merupakan ancaman, karena kedudukan duniawi telah menjeratmu. Engkau begitu takut, bila kekuasaanmu tergantikan olehnya.

Adakah sesuatu yang abadi? Lihatlah, Pengkhotbah berkata,"Apa yang pernah ada akan ada lagi, dan yang pernah dibuat akan dibuat lagi; tiada sesuatu yang baru di bawah matahari".

Semua peristiwa hanya berputar dan berputar kembali. "Keturunan yang satu pergi dan keturunan yang lain datang, tetapi bumi tetap ada. Matahari terbit, matahari terbenam, lalu terburu-buru menuju tempat ia terbit kembali"

Para penguasa tidak ada yang abadi. Mereka akan digantikan oleh yang satu, yang satu akan digantikan oleh yang lain. Tidak ada gunanya menggenggam kekuasaan, karena tidak selamanya engkau akan berada di sana.

Akan lebih bermakna bila engkau ikhlas hati melepasnya, maka bumi akan mengenangmu sebagai seorang yang ksatria. Bila engkau terus menggenggamnya, maka erat genggaman tanganmu pada kekuasaan akan berbalik mencakarmu. 

Kiranya nafsu berkuasa penuh para pemimpin serakah, diingatkan oleh Sang Pengkhotbah pada hari ini. "Keturunan yang satu pergi dan keturunan yang lain datang, tetapi bumi tetap ada. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar