“Bangunlah, manisku! Jelitaku, marilah!"
Dengarlah! Itulah kekasihku!
Lihatlah, ia datang, melompat-lompat di atas gunung, meloncat-loncat di atas
perbukitan. Kekasihku itu laksana kijang atau anak rusa. Lihatlah, ia berdiri
di balik dinding kita, sambil menengok-nengok melalui tingkap-tingkap, dan
melihat dari kisi-kisi.
Kekasihku angkat bicara, katanya
kepadaku, “Bangunlah, manisku! Jelitaku, marilah! Lihatlah, musim dingin telah
lewat, hujan telah berhenti dan sudah berlalu. Di ladang telah nampak bunga-bunga,
tibalah sudah musim memangkas; bunyi tekukur terdengar di tanah kita. Pohon ara
mulai berbuah, dan bunga pokok anggur semerbak baunya.
Bangunlah, manisku! Jelitaku,
marilah! Merpatiku di celah-celah batu, dalam persembunyian di lereng-lereng
gunung, perlihatkanlah wajahmu, perdengarkanlah suaramu! Sebab suaramu sungguh
merdu, dan jelita nian parasmu!”
Atau
Bacaan dari Nubuat Zefanya (3:14-18a)
"Tuhan, Raja Israel, ada di tengah-tengahmu."
Bersorak-sorailah, hai puteri
Sion, bergembiralah, hai Israel! Bersukacita dan beria-rialah dengan segenap
hati, hai puteri Yerusalem! Tuhan telah menyingkirkan hukuman yang dijatuhkan
atasmu, Ia telah menebas binasa musuh-musuhmu.
Raja Israel, yakni Tuhan, ada di
tengah-tengahmu; engkau tidak akan takut kepada malapetaka lagi. Pada hari itu
akan dikatakan kepada Yerusalem, “Janganlah takut, hai Sion! Janganlah tanganmu
menjadi lemah lunglai. Tuhan Allahmu ada di tengah-tengahmu sebagai pahlawan
yang memberi kemenangan. Ia bersukaria karena engkau, Ia membaharui engkau
dalam kasih-Nya, dan Ia bersorak gembira karena engkau seperti pada hari
pertemuan raya.”
Mazmur Tanggapan
Bersorak-sorailah dalam Tuhan, hai orang-orang benar! Nyanyikanlah
bagi-Nya lagu yang baru!
Ayat. (Mzm
33:2-3.11-12.20-21; R:1a,3a)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan
dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali! Nyanyikanlah
bagi-Nya lagu yang baru; petiklah kecapi baik-baik mengiringi sorak dan sorai.
2. Rencana Tuhan tetap
selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun temurun. Berbahagialah bangsa yang
Allahnya Tuhan, suku bangsa yang dipilih Allah menjadi milik pusaka-Nya!
3. Jiwa kita menanti-nantikan
Tuhan, Dialah penolong dan perisai kita. Ya, karena Dia hati kita bersukacita,
sebab kepada nama-Nya yang kudus kita percaya.
Bait Pengantar Injil
Alleluya
Ayat. O Imanuel, Engkau raja
dan pemberi hukum. Datanglah dan selamatkanlah kami, ya Tuhan Allah kami.
Alleluya.
Inilah Injil Suci menurut Lukas (1:39-45)
"Siapakah aku ini sampai Ibu Tuhanku mengunjungi aku?"
Beberapa waktu sesudah kedatangan
Malaikat Gabriel, bergegaslah maria ke pegunungan menuju sebuah kota di wilayah
Yehuda. Ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet.
Ketika Elisabet mendengar salam
Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya, dan Elisabet pun penuh dengan
Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring, “Diberkatilah engkau di antara
semua wanita, dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu
Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai
kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Sungguh,
berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan
kepadanya akan terlaksana.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
Renungan:
Apa arti Natal bagi Anda? Kalau bagi saya, dulu,
Natal berarti sebuah pesta, sebuah kemeriahan, dan sejauh yang saya mengerti
Natal adalah penanda Yesus lahir ke dunia.
Sekarang saya mulai lebih
menyadari bahwa Natal adalah sebuah pertolongan keselamatan Allah bagi manusia.
Natal adalah menghapus air mata menjadi mata air, mengubah dukacita menjadi
sukacita, mengubah kegelapan menjadi terang, dan menghapus keputus-asaan menjadi
sebuah harapan.
Pujian dalam Kidung Agung
mengungkapkan tentang sukacita itu: Kekasihku
angkat bicara, katanya kepadaku, “Bangunlah, manisku! Jelitaku, marilah!
Lihatlah, musim dingin telah lewat, hujan telah berhenti dan sudah berlalu. Di
ladang telah nampak bunga-bunga, tibalah sudah musim memangkas; bunyi tekukur
terdengar di tanah kita. Pohon ara mulai berbuah, dan bunga pokok anggur
semerbak baunya.
Masa kegelapan dan kesedihan
telah lewat. Berganti dengan masa penuh musim bunga dan panen berlimpah. Dan
sukacita itu dimulai dari kesediaan seorang dara untuk mengandung seorang anak
walau ia belum menikah. Mungkin ia akan mendapat cemoohan dan dipenuhi perasaan
malu, namun sukacita dari Roh Kudus melebih segala kenyataan yang akan ia
hadapi.
Maka suatu pujian terlantun dari
mulut Elisabet saudaranya saat Maria berkunjung ke rumahnya. Ketika Elisabet mendengar salam Maria,
melonjaklah anak yang di dalam rahimnya, dan Elisabet pun penuh dengan Roh
Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring, “Diberkatilah engkau di antara semua
wanita, dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku
datang mengunjungi aku?
Maria adalah Ibu Tuhan. Semoga
kita semakin merasakan keselamatan dari Allah yang berkenan menghadirkan Putera
TunggalNya di tengah-tengah dunia bersama kita.
Action:
Ø
Terus berusaha menghayati Natal sebagai wujud
kasih Allah kepada manusia.
Doa:
Allah Bapa di surga, cintaMu
kepada manusia sungguh luar biasa, melebihi segala nalar dan perhitungan kami
manusia. Engkau mengasihi kami tanpa batas, Engkau berkenan mengampuni dosa
kami dan memberi kami keselamatan dan pertolongan di saat kami masih hidup di
dunia ini dan persiapan ke akherat nanti.
Bimbinglah kami agar kami mampu
mempersiapkan diri menyambut Putera TunggalMu yang Bapa hadirkan untuk kami.
Segala hormat dan pujian bagiMu,
kini selalu dan sepanjang segala abad. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar