Jumat, 18 Agustus 2023

“Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kalian menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian"

                
  

Sumber: facebook.com/Gereja.Katolik.Katedral.Bogor

Bacaan dari Kitab Yosua (24:1-13)    

 "Aku telah mengambil bapamu dari Mesopotamia; mengeluarkan engkau dari Mesir; dan menuntun engkau masuk ke tanah perjanjian."

Menjelang wafatnya Yosua mengumpulkan semua suku Israel di Sikhem. Dipanggilnya orang tua-tua, para kepala, hakim, dan para pengatur pasukan Israel. Mereka semua berdiri di hadapan Allah. Maka berkatalah Yosua kepada mereka, “Beginilah sabda Tuhan, Allah Israel, ‘Dahulu kala nenek moyangmu yakni Terah, ayah Abraham dan Nahor, tinggal di seberang Sungai Efrat. Mereka beribadah kepada allah lain. 

Tetapi Aku mengambil Abraham, bapamu, dari seberang Sungai Efrat, dan menyuruh dia menjelajahi seluruh tanah Kanaan. Aku melipatgandakan keturunannya dan memberinya Ishak. Kepada Ishak Kuberikan Yakub dan Esau. Esau Kuberi pegunungan Seir sebagai miliknya, sedang Yakub serta anak-anaknya pergi ke Mesir. Lalu Aku mengutus Musa dan Harun, dan memukul Mesir dengan tulah yang Kulakukan di tengah-tengah mereka. 

Kemudian Aku membawa kalian keluar. Setelah Aku membawa nenek moyangmu keluar dari Mesir dan kalian sampai ke laut, lalu orang Mesir mengejar nenek moyangmu dengan kereta dan pasukan berkuda ke Laut Teberau. Sebab itu mereka berteriak-teriak kepada Tuhan. Maka Ia membuat kegelapan antara kalian dan orang Mesir dan mendatangkan air laut atas orang Mesir, sehingga tenggelamlah mereka. Dengan mata kepalamu sendiri kalian telah melihat, apa yang Kulakukan terhadap Mesir. 

Sesudah itu kalian lama tinggal di padang gurun. Aku membawa kalian ke negeri orang Amori yang diam di seberang Sungai Yordan, dan ketika mereka berperang melawan kalian, mereka Kuserahkan ke dalam tanganmu, sehingga kalian menduduki negerinya, sedangkan mereka Kupunahkan dari hadapanmu. Ketika itu Balak bin Zipor, raja Moab, bangkit berperang melawan orang Israel. Disuruhnya memanggil Bileam bin Beor untuk mengutuki kalian. Tetapi Aku tidak mau mendengarkan Bileam, sehingga ia pun malahan memberkati kalian. 

Demikianlah Aku melepaskan kalian dari tangan Balak. Setelah kalian menyeberangi Sungai Yordan dan sampai ke Yerikho, maka para warga kota itu berperang melawan kalian, dan juga orang Amori, orang Feris, orang Kanaan, orang Het, orang Girgasi, orang Hewi dan orang Yebus. Tetapi mereka semua Kuserahkan ke dalam tanganmu. 

Kemudian Aku melepaskan tabuhan mendahului kalian, dan binatang-binatang ini menghalau mereka dari depanmu, seperti Aku telah menghalau kedua raja Amori. Sungguh, bukanlah pedangmu dan bukan pula panahmu yang menghalau mereka. 

Demikianlah Kuberikan kepadamu negeri yang kalian duduki tanpa membangunnya. Juga Kuberikan kepadamu kebun-kebun anggur dan kebun-kebun zaitun yang kalian makan buahnya, meskipun bukan kalian yang menanamnya.”

Mazmur Tanggapan (Mzm 136:1-3.16-18.21-22.24)

P. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik!

U. Kekal abadi kasih setia-Nya.

P. Bersyukurlah kepada Allah segala allah.

U. Kekal abadi kasih setia-Nya.

P. Bersyukurlah kepada Tuhan segala tuhan!

U. Kekal abadi kasih setia-Nya.

P. Kepada Dia yang memimpin umat-Nya melalui padang gurun!

U. Kekal abadi kasih setia-Nya.

P. Kepada Dia yang memukul kalah raja-raja yang besar!

U. Kekal abadi kasih setia-Nya.

P. Dan membunuh raja-raja yang mulia.

U. Kekal abadi kasih setia-Nya.

P. Dan memberikan tanah mereka menjadi milik pusaka.

U. Kekal abadi kasih setia-Nya.

P. Milik pusaka kepada Israel, hamba-Nya!

U. Kekal abadi kasih setia-Nya.

P. Yang membebaskan kita dari para lawan kita.

U. Kekal abadi kasih setia-Nya.

Bait pengantar Injil

 Alleluya

Ayat. (1Tes 2:13)

Sambutlah pewartaan ini sebagai sabda Allah, bukan sebagai perkataan manusia.     

Inilah Injil Suci menurut Matius (19:3-12)

"Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kalian menceraikan istrimu, tetapi semula tidak demikian."

Pada suatu hari datanglah orang-orang Farisi kepada Yesus, untuk mencobai Dia. Mereka bertanya, “Apakah diperbolehkan orang menceraikan isterinya dengan alasan apa saja?” 

Yesus menjawab, “Tidakkah kalian baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia, sejak semula menjadikan mereka pria dan wanita? 

Dan Ia bersabda, ‘Sebab itu pria akan meninggalkan ayah dan ibunya, dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.’ Demikianlah mereka itu bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” 

Kata mereka kepada Yesus, “Jika demikian, mengapa Musa memerintahkan untuk memberi surat cerai jika orang menceraikan isterinya?” Kata Yesus kepada mereka, “Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kalian menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian. Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan wanita lain, ia berbuat zinah’.” 

Maka murid-murid berkata kepada Yesus, “Jika demikian halnya hubungan antara suami dan isteri, lebih baik jangan kawin.” Akan tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Tidak semua orang dapat mengerti perkataan ini, hanya mereka yang dikaruniai saja. Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya; dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain; dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri, demi Kerajaan Surga. Siapa yang dapat mengerti, hendaklah ia mengerti.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

Renungan:

 ‘Sebab itu pria akan meninggalkan ayah dan ibunya, dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.’ Demikianlah mereka itu bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” 

Sabda Tuhan ini menjadi dasar hidup perkawinan umat Katolik. Tidak ada kata perceraian. Lalu bagaimana bila benar-benar sudah tidak ada kesesuaian antara suami dan isteri? Bagi saya pribadi, maka saya sungguh hanya mengandalkan Tuhan agar saya tetap dapat menjalankan hidup berumahtangga sesuai FirmanNya. 

Ketika laki-laki dan wanita saling berjanji untuk menjalani hidup perkawinan, maka sesuai dengan kata saling berjanji, maka semuanya akan menjadi lebih ringan dan komitmen itu bisa tetap terjaga bila kata "SALING" itu dijalankan oleh masing-masing pihak.

Karena perkawinan itu berat, sungguh berat. Berusaha menyatukan dua hati yang berbeda, kebiasaan keluarga yang berbeda, kebiasaan dan pola hidup sehari-hari yang juga berbeda, cara pikir yang berbeda, dan masih banyak lagi. Berbahagialah yang bisa mengatasi segala perbedaan ini, dan memilih saling membahagiakan dan menyejahterakan sebagai yang terutama dalam hidup perkawinan mereka.

Di atas semua itu, semoga Tuhan Yesus yang menjadi pegangan hidup kita, semoga Ia berkenan menyelenggarakan perkawinan dua insan penuh kelemahan dalam karya keselamatanNya, semoga Ia berkenan memberkati dan membawa biduk rumah tangga umatNya pada keselamatan baik di dunia maupun di alam baka nanti.

Action:

Menyerahkan hidup rumah tangga dalam rengkuhanNya dan bimbinganNya.

Doa:

Tuhan Yesus, bimbinglah dua insan yang penuh dengan onak duri ini, untuk menjalani hidup perkawinan dalam kasih dan penyelenggaraanMu. Kami percaya, kehidupan kami sekeluarga akan aman, damai, sentosa bila kami terus berada dalam pelukan kasihMu. Karena kami manusia lemah yang kadang tergoda untuk menyerah. 

Engkau tiang rumah tangga kami, mari bantu kami Yesusku, menjalani bahtera kapal kecil kami ini mengarungi samudera luas, untuk mengantar anak-anak kami pada masa depan cerah yang sudah Allah sediakan bagi mereka.

Segala hormat dan pujian bagiMu, kini selalu dan sepanjang segala abad. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar