Selasa, 15 Agustus 2023

“Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?”

 

Sumber: www.facebook.com/gbirajawalimapanget

Bacaan dari Kitab Ulangan (31:1-8)

 "Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, Yosua, sebab engkau akan masuk bersama bangsa ini ke tanah perjanjian."

Musa menyampaikan pesan ini kepada seluruh bangsa Israel, “Aku sekarang berumur seratus dua puluh tahun. Aku tidak dapat dengan giat memimpin kalian lagi. Dan Tuhan telah bersabda kepadaku, ‘Sungai Yordan ini tidak akan kauseberangi’. 

Tuhan, Allahmu, Dialah yang akan memimpin kalian menyeberang. Dialah yang akan memunahkan bangsa-bangsa dari hadapanmu, sehingga kalian dapat memiliki negeri mereka. Yosua akan memimpin kalian menyeberang, sesuai dengan sabda Tuhan. 

Tuhan akan memperlakukan bangsa-bangsa itu, sebagaimana Ia telah memperlakukan Sihon dan Og, raja-raja orang Amori, yang telah dipunahkan-Nya beserta negeri mereka. Tuhan akan menyerahkan bangsa-bangsa itu kepadamu, dan kalian harus memperlakukan mereka tepat seperti perintah yang kusampaikan kepadamu. 

Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab Tuhan, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai kalian. Ia takkan membiarkan dikau dan takkan meninggalkan dikau.” 

Musa lalu memanggil Yosua dan berkata kepadanya, di depan seluruh orang Israel, “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkau akan masuk bersama dengan bangsa ini ke negeri yang dijanjikan Tuhan dengan sumpah kepada nenek moyang mereka untuk memberikannya kepada mereka. Dan engkau akan memimpin mereka sampai mereka memilikinya. Sebab Tuhan, Dia sendiri yang akan berjalan di depanmu, Dia sendiri yang akan menyertai engkau. Dia takkan membiarkan dikau dan takkan meninggalkan dikau. Janganlah takut dan janganlah patah hati.”

Mazmur Tanggapan

Bagian Tuhan ialah umat-Nya.

Ayat. (Ul 32:3-4a.7.8.9.12; Ul: 9a)

1. Nama Tuhan akan kuserukan, berilah hormat kepada Allah kita, Gunung Batu, yang sempurna karya-Nya.

2. Ingatlah akan zaman dahulu kala, perhatikanlah tahun-tahun keturunan yang lalu, tanyakanlah kepada ayahmu, ia akan mengisahkannya; tanyakanlah kepada orang tua-tua, mereka akan memberitahukannya.

3. Ketika Yang Mahatinggi membagi-bagikan milik pusaka kepada para bangsa, ketika Ia memisah-misahkan anak-anak manusia, maka Ia menetapkan wilayah para bangsa menurut bilangan anak-anak Israel.

4. Tetapi bagian Tuhan ialah umat-Nya, Yakublah yang ditetapkan menjadi milik bagi-Nya. Tuhan sendirilah yang menuntun dia, dan tidak ada allah lain menyertai dia.

Bait Pengantar Injil

Alleluya

Ayat. (Mat 1:29ab)

Terimalah beban-Ku dan belajarlah daripada-Ku, sebab aku lemah lembut dan rendah hati.

Inilah Injil Suci menurut Matius (18:1-5.10.12-14)

"Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang pun dari anak-anak ini."

Sekali peristiwa datanglah murid-murid dan bertanya kepada Yesus, “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?” 

Maka Yesus memanggil seorang anak kecil, dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, lalu berkata, “Aku berkata kepadamu: Sungguh, jika kalian tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kalian tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga. 

Dan barangsiapa menyambut seorang anak kecil seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang pun dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Malaikat-malaikat mereka di surga selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di surga.” 

Lalu Yesus bersabda lagi, “Bagaimana pendapatmu? Jika seseorang mempunyai seratus ekor domba dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang 99 ekor di pegunungan lalu pergi mencari yang sesat itu? Dan Aku berkata kepadamu, sungguh, jika ia berhasil menemukannya, lebih besarlah kegembiraannya atas yang seekor itu daripada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian pula Bapamu yang di surga tidak menghendaki seorang pun dari anak-anak ini hilang.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

Renungan:

Sekali peristiwa datanglah murid-murid dan bertanya kepada Yesus, “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?” 

Sebenarnya apa yang ingin diketahui para murid, ya? Kalau sudah mengetahui siapa yang terbesar, apakah kemudian mereka juga lalu berpikiran untuk menjadi yang terbesar? Apalagi menanyakan yang terbesar dalam Kerajaan Surga, sedang wujud surga dan penghuninya saja manusia tiada yang tahu.

Inilah betapa terbatasnya pikiran manusia. Kita menanyakan sesuatu tentang Allah yang tidak terbatas. Yang mungkin berbeda sekali dengan yang berada dalam alam pikiran kita.

Maka jawaban Yesus pun, merupakan jawaban yang jauh yang dibayangkan oleh para murid. Yesus berkata," 

"Sungguh, jika kalian tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kalian tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga. 

Yesus menjawab langsung pada dua hal.

Pertama, yang bisa masuk dalam kerajaan surga adalah yang bertobat dan mempunyai sifat, pemikiran dan hati seperti anak kecil. Anak kecil adalah anak yang murni hatinya, yang bening pikirannya, tidak terkotori oleh niat dan prasangka buruk, anak kecil adalah anak yang polos yang berkata dan bersikap dengan jujur. 

Kedua, yang terbesar dalam kerajaan surga adalah yang merendahkan diri seperti seorang anak kecil. Merendahkan diri seperti seorang anak kecil; berarti misalnya dia seorang pria dewasa seperti Simon Petrus misalnya, maka ia tetap harus bersikap seperti seorang anak kecil yang murni, jujur, polos, yang pikiran dan hatinya tidak tercemari oleh niat dan prasangka buruk. 

Terkadang kita seorang dewasa, menilai diri terlalu tinggi, sangat menganggap penting sebuah harga diri, ingin dihormati, dan marah bila direndahkan. Lihatlah seorang anak kecil, yang tidak sakit hati ketika dibilang, "Dasar bocah.." Coba kalau kita orang dewasa dibilang,"Dasar orang dewasa ga tahu apa-apa," pasti kita sudah meradang dan merasa sangat direndahkan.

Maka arti merendahkan diri seperti yang dikatakan Yesus adalah tidak mempersoalkan ketika kita direndahkan oleh orang lain, karena kita memang benar-benar hanya setitik debu di hadapanNya. Orang lain merendahkan kita tidak masalah, yang penting hati kita merasa nyaman dan aman boleh berteluk di hadirat Allah yang Maha Besar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar