Senin, 18 September 2023

"Melihat janda itu, tergeraklah hati Tuhan oleh belas kasih"

 

Sumber : https://www.sesawi.net/

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius (1Tim 3:1-13)  

 "Penilik jemaat haruslah seorang yang tak bercacat; diakon haruslah orang yang memelihara iman dalam hati nurani yang suci."

Saudara terkasih, benarlah perkataan ini, “Orang yang menghendaki jabatan penilik jemaat, menginginkan pekerjaan yang indah.” Karena itu penilik jemaat haruslah seorang yang tak bercacat, suami dari seorang isteri saja. Ia harus dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, dan cakap mengajar orang; bukan peminum, bukan pemarah, melainkan peramah dan pendamai, bukan hamba uang; seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya. Jika seseorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri, bagaimana mungkin ia mengurus jemaat Allah? 

Janganlah ia seorang yang baru saja bertobat, agar jangan menjadi sombong dan kena hukuman Iblis. Hendaklah ia juga mempunyai nama baik di luar jemaat, agar jangan digugat orang dan jatuh ke dalam jerat Iblis. 

Demikian juga diakon-diakon: haruslah orang terhormat, jangan bercabang lidah, jangan penggemar anggur, jangan serakah, melainkan orang yang memelihara rahasia iman dalam hati nurani yang suci. Mereka juga harus diuji dahulu, dan baru ditetapkan dalam pelayanan ini setelah ternyata mereka tak bercacat. 

Demikian pula, para isteri mereka hendaklah orang terhormat, jangan pemfitnah; hendaklah dapat menahan diri dan dapat dipercaya dalam segala hal. Diakon haruslah suami dari satu isteri dan mengurus anak-anak serta keluarganya dengan baik. Karena mereka yang melaksanakan tugas pelayanan dengan baik, memperoleh kedudukan yang baik, sehingga dalam iman akan Kristus Yesus mereka dapat bersaksi dengan leluasa.

Mazmur Tanggapan

Aku hendak hidup dalam ketulusan hati. 

Ayat. (Mzm 101:1.2ac.3a.6-7; Ul: Gal 5:13)

1. Ya Tuhan, aku hendak menyanyikan kasih setia dan hukum-Mu. Aku hendak hidup tanpa cela. Aku hendak hidup dengan suci dalam rumahku, hal-hal yang jahat takkan kuperhatikan.

2. Mataku tertuju kepada rakyatku yang setia, supaya mereka tinggal bersama aku. Orang yang hidup dengan tidak bercela akan mendukung aku.

3. Orang yang melakukan tipu daya, tidak akan diam dalam rumahku. Orang yang berbicara dusta tidak bertahan di dalam pandanganku.

Bait Pengantar Injil

Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.

Ayat. (Luk 7:16)

Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita, dan Allah telah mengunjungi umat-Nya

Inilah Injil Suci menurut Lukas (7:11-17)

"Hai pemuda, bangkitlah!"

Pada suatu ketika pergilah Yesus ke sebuah kota bernama Nain. Para murid serta banyak orang pergi bersama Dia. Ketika Ia mendekati pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, yaitu anak laki-laki tunggal seorang ibu yang sudah janda. Banyak orang kota itu menyertai janda tersebut. 

Melihat janda itu, tergeraklah hati Tuhan oleh belas kasih. Lalu Tuhan berkata kepadanya, “Jangan menangis!” Dihampiri-Nya usungan jenazah itu dan disentuh-Nya. Maka para pengusung berhenti. Tuhan berkata, “Hai Pemuda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!” Maka bangunlah pemuda itu, duduk dan mulai berbicara. Yesus lalu menyerahkannya kepada ibunya. 

Semua orang ketakutan, dan mereka memuliakan Allah sambil berkata, “Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita,” dan “Allah telah mengunjungi umat-Nya.” Maka tersiarlah kabar tentang Yesus ke seluruh Yudea dan ke seluruh daerah sekitarnya.

Demikianlah Sabda Tuhan.

Renungan:

Ini adalah mukjzat yang terjadi murni karena belas kasih Tuhan. Bayangkan, serombongan orang yang membawa peti jenasah atau keranda mungkin, sedang berjalan menuju ke pemakaman untuk menguburkan orang yang sudah meninggal. Lalu di tengah jalan mereka bertemu Yesus. Yesus sama sekali tidak mengenal mereka, dan mereka mungkin juga belum mengenal Yesus. Yesus hanya melihat seorang ibu yang menangis penuh kesdihan.

Melihat janda itu, tergeraklah hati Tuhan oleh belas kasih. Lalu Tuhan berkata kepadanya, “Jangan menangis!” 

Kemudian Yesus menyentuh usungan jenasah itu, dan berkata kepada jenasah itu untuk bangkit. Dan apa yang terjadi? Pemuda yang sudah meninggal itu bangun, duduk, dan mulai bicara. Seketika suasana menjadi gempar, bahkan semua ketakutan, namun mereka juga memuliakan Allah.

Air mata kesedihan, yang berasal dari relung hati yang benar-benar sedang dilanda kesedihan, hingga berdoa pun, mungkin kita tidak sanggup. Ternyata Yesus Tuhan kita melihat tetes air mata itu. Walau kita belum sempat mengucap sesuatu untuk memohon pertolonganNya, tanpa kita minta Yesus sudah mengulurkan tangan dan mengusap air mata kita.

Hati Yesus begitu lemah lembut. Ia tidak tega melihat seseorang bahkan walau itu bukan umatNya menangis. Karena yang dikehendaki Yesus dan Allah Bapa adalah melihat umat manusia ciptaanNya berada dalam senyum, sukacita, damai, dan sejahtera.

Dengan lembut Yesus juga berkata kepada kita,"Jangan menangis". Lalu Yesus melakukan suatu hal yang sungguh membuat air mata duka kita berubah menjadi air mata sukacita. Amin, amin, amin, Terpujilah Ia! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar