Manusia diciptakan Tuhan dari tanah, dan ke sana pula ia akan dikembalikan. Manusia dianugerahi Tuhan sejumlah hari dan jangka waktu, dan diberi-Nya kuasa atas segala sesuatu di bumi. Ia dilengkapi kekuatan yang serupa dengan kekuatan Allah sendiri, dan dijadikan Allah menurut gambar-Nya sendiri.
Mazmur Tanggapan
Kekal abadilah kasih setia Tuhan atas orang yang takwa kepada-Nya.
Ayat. (Mzm 102:16-18.19-21.29.22-23; R: 20b)
1. Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang takwa. Sebab Dia sendiri tahu dari apa kita dibuat, Dia sadar bahwa kita ini debu.
2. Adapun manusia, hari-harinya seperti rumput; seperti bunga di padang demikianlah ia berkembang. Apabila angin melintasinya, maka lenyaplah ia, dan tempatnya pun tidak diketahui lagi.
3. Tetapi kekal abadilah kasih setia Tuhan atas orang-orang yang takwa kepada-Nya; sebagaimana kekal abadilah kebaikan-Nya atas anak cucu mereka, asal saja mereka tetap berpegang pada perjanjian-Nya.
Bait Pengantar Injil
Alleluya
Ayat. (Mat 11:25)
Inilah Injil Suci menurut Markus (10:13-16)
Sekali peristiwa orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus supaya Ia menjamah mereka. Tetapi, murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu.
Demikianlah Sabda Tuhan.
Renungan:
"Sungguh, barangsiapa tidak menerima Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya."
Bagaimanakah sifat seorang anak kecil? Ia adalah anak yang polos dan jujur, tidak sesuatu yang ia sembunyikan. Bila gembira ia akan tertawa, bila sedih ia akan menangis, bila marah ia akan berteriak. Bila sayang ia akan memeluk, dan seterusnya.
Saya paling suka melihat mata seorang anak bayi atau seorang balita.Begitu bening. Kita melihat hatinya melalui matanya. Dan itu memang benar. Ia benar-benar akan fokus terhadap suatu hal yang dilihatnya.
Mungkin seperti itu sikap yang diharapkan Allah terhadap diri kita. Fokus terhadap apa yang kita dengar dari Allah; dengan mata bulat dan penuh keingintahuan, kita ingin mengetahui segala hal tentang Kerajaan Allah yang diwartakanNya; dan pikiran dan hati kita tidak ada yang kita sembunyikan dari hadapanNya. Sebab percuma saja kita menyembunyikan.
Langkah laku manusia selalu terbentang di hadapan Tuhan, dan tak tersembunyi bagi mata-Nya.
Karena kita hanya setitik debu di hadapanNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar