Senin, 24 Mei 2021

"Ibu, inilah anakmu"

 

Sumber : https://bit.ly/3fbOxv2

Bacaan dari Kisah Para Rasul (1:12-14)

"Dengan sehati mereka semua bertekun dalam doa."

Setelah Yesus diangkat ke surga, dari bukit yang disebut Bukit Zaitun kembalilah para rasul ke Yerusalem yang hanya seperjalanan Sabat jauhnya. Setelah tiba di kota, naiklah mereka ke ruang atas tempat mereka menumpang.

Mereka itu ialah Petrus dan Yohanes, Yakobus dan Andreas, Filipus dan Tomas, Bartolomeus dan Matius, Yakobus bin Alfeus, Simon orang Zelot, dan Yudas bin Yakobus. Dengan sehati mereka semua bertekun dalam doa bersama dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus.

Demikianlah sabda Tuhan

Mazmur Tanggapan

Hal-hal yang mulia dikatakan tentang engkau, ya kota Allah.

Ayat. (Mzm 87:1b-3.4-5.6-7; Ul: 3)

1. Di gunung-gunung yang kudus ada kota yang dibangun-Nya; Tuhan lebih mencintai pintu-pintu gerbang Sion daripada segala tempat kediaman Yakub. Hal-hal yang mulia dikatakan tentang engkau, ya kota Allah.

2. Aku menyebut Rahab dan Babel di antara orang-orang yang mengenal Aku, bahkan tentang Filistea, Tirus dan Etiopia Kukatakan, "Ini dilahirkan di sana." Tetapi tentang Sion dikatakan, "Tiap-tiap orang dilahirkan di dalamnya," dan Dia, yang Mahatinggi, menegakkannya.

3. Pada waktu mencatat bangsa-bangsa Tuhan menghitung,"Ini dilahirkan di sana." Dan orang menyanyi-nyanyi sambil menari beramai-ramai, "Semua mendapatkan rumah di dalammu."

Bait Pengantar Injil

Alleluya, alleluya

Ayat. Berbahagialah engkau, Perawan yang mengandung Tuhan; engkaulah Bunda Gereja yang bersukacita yang mengandung dari Roh Kudus dan melahirkan Yesus Kristus, Putramu.

Inilah Injil Suci menurut Yohanes (19:25-27)

"Inilah anakmu. Inilah ibumu."

Waktu Yesus bergantung di salib, di dekat salib itu berdirilah ibu Yesus dan saudara ibu Yesus, isteri Kleopas dan Maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya, "Ibu, inilah anakmu!" kemudian kata-Nya kepada murid-Nya, "Inilah ibumu!"

Dan sejak saat itu murid itu menerima ibu Yesus di dalam rumahnya. Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci?: "Aku haus!"

Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus.

Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.

Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib -- sebab Sabat itu adalah hari yang besar -- maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan.

Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.

Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan:

Bunda Maria, adalah teladan bagi setiap Ibu. Ketika Bunda Maria banyak menyimpan perkara dalam hatinya. Ketika ia sebenarnya mempertanyakan apa yang terjadi, namun melebihi semua ketidaktahuannya atas semua yang akan dan sedang terjadi, ia meringkasnya dengan berkata,”Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanMu”.

Dari banyak peristiwa, sebagian dilalui Ibu dengan penuh kedukaan dan kehinaan, bukan kemegahan dan sukacita. Ia melahirkan di sebuah kandang, bukan dalam sebuah kamar. Ia membesarkan anaknya dalam was-was dan ketakutan, dan pada suatu malam, ia sekeluarga mengungsi ke Mesir demi menyelamatkan anaknya.

Ketika mereka berjalan seharian menuju bait Allah, dan pulang sehari lagi, dan sampai di rumah, anaknya ternyata tidak mengikutinya, dan ia bersama Yusuf sehari lagi kembali ke Bait Allah di Yerusalem, dan di sana ia menemukan anaknya. Ia heran akan semua yang terjadi, dan menyimpan semua perkara itu dalam hatinya.

Mungkin masa bahagia ia alami saat Yesus masih tinggal bersama dalam keluarga di Nazaret. Bersama Yusuf dan Yesus, mungkin saat-saat itu menjadi saat terindah bagi Maria sekeluarga. Dan Tuhan Yesus berkenan tinggal lama bersama mereka.

Hingga saat umur 30 tahun, saat waktu Yesus telah tiba untuk melaksanakan Karya Bapa, Maria melepasnya dengan sejuta tanya. Dan benar, penderitaan menanti Yesus. Dalam perjalanan menuju Golgota, ia melihat anaknya dalam keadaan penuh luka. Tertatih dan terjatuh memanggul salib. Dan puncaknya, di kayu salib yang hina, ia melihat anaknya tergantung dalam puncak penderitaanNya. Benar kata Simeon, “Kelak sebuah pedang menikam hatimu”. Maria menyaksikan semuanya dengan penuh duka. Kembali ia hanya mampu berkata, “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanMu”. Dan akhirnya, ia memangku jenasah anaknya.

Ya, menjadi seorang ibu terkadang menyimpan banyak perkara, yang lebih baik ia tanggung dalam hati. Sahabatnya adalah Tuhan, tempat ia boleh mengadu dan mencurahkan segala kesesakan hatinya. Senyatanya, Maria menemani setiap Ibu.

Action:

1. Meneladan Maria, menyimpan banyak perkara.

Doa:

Bunda Maria, mohon temanilah aku dalam perjalanan hidupku. Ajarilah aku mempunyai hati dan ketaatan seperti hatimu. Ajarilah aku mampu menyimpan segala perkara, tidak mengumbarnya dalam emosi dan kata.

Menyimpan, menyimpan, terkadang itu menjadi jalan terbaik. Semoga itu tidak menimbulkan luka. Bunda Maria, temanilah aku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar