sumber : https://renunganhariankatolik.video.blog
Bacaan dari Kitab Ezra (1:1-6)
"Barangsiapa termasuk umat Allah, hendaknya ia pulang ke Yerusalem dan mendirikan rumah Allah."
Maka di seluruh kerajaan diumumkan secara lisan maupun tulisan demikian, “Beginilah perintah Koresh, raja Persia: ‘Segala kerajaan di bumi telah dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Allah semesta langit. Ia menugasi aku mendirikan rumah bagi-Nya di Yerusalem, yang terletak di Yehuda.
Barangsiapa di antara kalian yang termasuk umat Allah, semoga Allah menyertai dia! Hendaknya ia berangkat pulang ke Yerusalem yang terletak di Yehuda, dan mendirikan rumah Tuhan, Allah Israel, yakni Allah yang diam di Yerusalem.
Dan setiap orang Israel yang masih hidup, di mana pun ia berada sebagai pendatang, harus disokong oleh penduduk setempat dengan perak dan emas, harta benda dan ternak, di samping persembahan sukarela bagi rumah Allah di Yerusalem’.”
Maka, berkemas-kemaslah kepala-kepala keluarga orang Yehuda dan orang Benyamin, serta imam dan orang-orang Lewi; pendek kata setiap orang yang hatinya digerakkan Allah untuk berangkat pulang dan mendirikan rumah Allah yang ada di Yerusalem.
Dan semua orang di sekeliling mereka membantu mereka dengan perak dan emas,harta benda dan ternak, dan dengan pemberian yang indah-indah, selain segala sesuatu yang dipersembahkan dengan sukarela.
Mazmur Tanggapan
Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
Ayat. (Mzm 126:1-2ab,2cd-3,4-5,6; Ul:lh.3)
1. Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion, kita seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tawaria, dan lidah kita dengan sorak-sorai.
2. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa, “Tuhan telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!” Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.
3. Pulihkanlah keadaan kami, ya Tuhan, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.
4. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.
Bait Pengantar Injil
Alleluya
Ayat. (Mat 5:16)
Mazmur Tanggapan
Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
Ayat. (Mzm 126:1-2ab,2cd-3,4-5,6; Ul:lh.3)
1. Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion, kita seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tawaria, dan lidah kita dengan sorak-sorai.
2. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa, “Tuhan telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!” Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.
3. Pulihkanlah keadaan kami, ya Tuhan, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.
4. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.
Bait Pengantar Injil
Alleluya
Ayat. (Mat 5:16)
Hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuji Bapamu yang di surga.
Inilah Injil Suci menurut Lukas (8:16-18)
Inilah Injil Suci menurut Lukas (8:16-18)
"Pelita ditempatkan di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk dapat melihat cahayanya."
Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur; tetapi ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah melihat cahayanya.
Sebab tiada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tiada suatu rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan.
Karena itu perhatikanlah cara kalian mendengar. Karena barangsiapa sudah punya akan diberi, tetapi barangsiapa tidak punya, apa pun yang dianggap ada padanya, akan diambil.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
Demikianlah Sabda Tuhan.
Renungan:
"Karena itu perhatikanlah cara kalian mendengar.
Ada kata kunci di sini, yaitu perhatikanah cara kalian mendengar. Dengan menjadi pendengar yang benar, ini menjadi pembuka jalan untuk kita bisa menjadi pelita bagi orang lain.
Mungkin saat ini kita merasa menjadi orang yang gagal. Bagaimana kita akan menjadi pelita bagi orang lain, sedang menjadi pelita bagi diri sendiri pun belum mampu. Dan kita semakin galau mendengar sabda Tuhan hari ini.
"Karena barangsiapa sudah punya akan diberi, tetapi barangsiapa tidak punya, apa pun yang dianggap ada padanya, akan diambil.”
Jangan-jangan Tuhan juga akan mengambi sedikit yang kita miliki ini, karena kita gagal menjalankan tugas dan amanahNya.
Saat kita galau akan hal ini, mari kita mulai lagi dari awal, menjadi pendengar yang baik. Perhatikan cara kalian mendengar; jadi ada cara mendengar. Bagaimana cara mendengar yang benar?
Joseph A. DeVito (2013) dalam Human Communication: The Basic Course menekankan bahwa mendengarkan yang baik bukan hanya sekadar mendengar, tetapi juga memahami, mengevaluasi, dan memberikan respons yang tepat. Untuk itu, berikut 5 tips jitu agar kamu bisa menjadi pendengar yang lebih baik dan terhindar dari kesalahan fatal dalam komunikasi!
1. Memberikan Feedback sebagai Bentuk Dukungan
Jangan hanya diam! Gunakan bahasa tubuh seperti anggukan dan kontak mata, serta tanggapan verbal seperti "Oh gitu ya,", "Lanjut ceritanya," supaya lawan bicara lebih merasa dihargai.
2. Pilih Kata-Kata yang Tepat saat Berbicara
Hindari komentar seperti seperti "Tidak ada yang akan setuju dengan itu." Sebaliknya, gunakan sudut pandang pribadi seperti "Saya merasa kurang cocok dengan ide itu." Hal tersebut akan membuat percakapan menjadi lebih nyaman dan tidak terkesan menghakimi.
3. Jangan Langsung Memberi Solusi!
Banyak orang hanya ingin didengar, bukan diceramahi! Sebelum memberikan solusi, tanyakan dulu: "Kamu ingin didengar atau butuh saran?" Ini menunjukkan empati dan menghargai perasaan lawan bicara.
4. Fokus Sepenuhnya, Stop Multitasking!
Mendengarkan bukan pekerjaan sampingan! Jauhkan ponsel, hentikan scrolling media sosial, dan fokuslah pada lawan bicara Anda. Kontak mata dan gestur yang tepat menunjukkan bahwa Anda benar-benar mendengarkan.
5. Jangan Selesaikan Kalimat Orang Lain
Terburu-buru menyelesaikan kalimat orang lain bisa dianggap tidak sopan dan mengurangi makna dari apa yang ingin disampaikan pembicara. Biarkan mereka menyelesaikan pikirannya sebelum Anda merespons.
1. Memberikan Feedback sebagai Bentuk Dukungan
Jangan hanya diam! Gunakan bahasa tubuh seperti anggukan dan kontak mata, serta tanggapan verbal seperti "Oh gitu ya,", "Lanjut ceritanya," supaya lawan bicara lebih merasa dihargai.
2. Pilih Kata-Kata yang Tepat saat Berbicara
Hindari komentar seperti seperti "Tidak ada yang akan setuju dengan itu." Sebaliknya, gunakan sudut pandang pribadi seperti "Saya merasa kurang cocok dengan ide itu." Hal tersebut akan membuat percakapan menjadi lebih nyaman dan tidak terkesan menghakimi.
3. Jangan Langsung Memberi Solusi!
Banyak orang hanya ingin didengar, bukan diceramahi! Sebelum memberikan solusi, tanyakan dulu: "Kamu ingin didengar atau butuh saran?" Ini menunjukkan empati dan menghargai perasaan lawan bicara.
4. Fokus Sepenuhnya, Stop Multitasking!
Mendengarkan bukan pekerjaan sampingan! Jauhkan ponsel, hentikan scrolling media sosial, dan fokuslah pada lawan bicara Anda. Kontak mata dan gestur yang tepat menunjukkan bahwa Anda benar-benar mendengarkan.
5. Jangan Selesaikan Kalimat Orang Lain
Terburu-buru menyelesaikan kalimat orang lain bisa dianggap tidak sopan dan mengurangi makna dari apa yang ingin disampaikan pembicara. Biarkan mereka menyelesaikan pikirannya sebelum Anda merespons.
Ya. Mari bagi kita yang belum berhasil menjalani hidup, mari kita mulai menjadi pendengar yang baik. Agar nantinya kita mampu meningkatkan peran kita sebagai pelita bagi orang lain. Tuhan memebrkati semua. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar