Pekan Biasa XXXII
https://catatanseorangofs.wordpress.com
PW S. Yosafat, Uskup dan MartirBacaan I : Keb 2:23-3:9
“Tetapi jiwa orang benar ada di tangan Allah, dan siksaan tiada menimpa mereka”.
Sebab Allah telah menciptakan manusia untuk kebakaan, dan dijadikan-Nya gambar hakekat-Nya sendiri. Tetapi karena dengki setan maka maut masuk ke dunia, dan yang menjadi milik setan mencari maut itu.
Tetapi jiwa orang benar ada di tangan Allah, dan siksaan tiada menimpa mereka. Menurut pandangan orang bodoh mereka mati nampaknya, dan pulang mereka dianggap malapetaka, dan kepergiannya dari kita dipandang sebagai kehancuran, namun mereka berada dalam ketenteraman. Kalaupun mereka disiksa menurut pandangan manusia, namun harapan mereka penuh kebakaan. Setelah disiksa sebentar mereka menerima anugerah yang besar, sebab Allah hanya menguji mereka, lalu mendapati mereka layak bagi diri-Nya. Laksana emas dalam dapur api diperiksalah mereka oleh-Nya, lalu diterima bagaikan korban bakaran.
Maka pada waktu pembalasan mereka akan bercahaya, dan laksana bunga api berlari-larian di ladang jerami. Mereka akan mengadili para bangsa dan memerintah sekalian rakyat, dan Tuhan berkenan memerintah mereka selama-lamanya. Orang yang telah percaya pada Allah akan memahami kebenaran, dan yang setia dalam kasih akan tinggal pada-Nya. Sebab kasih setia dan belas kasihan menjadi bagian orang-orang pilihan-Nya.
Mazmur 34:2-3,16-17,18-19
Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu.
Mazmur:
· Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
· Mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong; wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi.
· Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan, dari segala kesesakannya mereka Ia lepaskan. Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.
Bait Pengantar Injil:Yoh 14:23
Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan menuruti firmanKu. Bapaku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.Bacaan Injil:Luk 17:7-10
“Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.”
“Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan!
Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum. Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya?
Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.”
Renungan:
Mungkin jaman dulu, perbedaan antara tuan dan hamba itu cukup kentara, baik dalam kata-kata dan perbuatan. Sehingga dalam injil itu diceritakan, bagaimana seorang tuan tidak perlu mengucapkan terima kasih kepada hambanya atas tugas yang telah dilaksanakannya. Tapi di jaman sekarang, dimana hubungan antar manusia lebih bersifat cair, saya pikir tidak ada salahnya seorang tuan mengucapkan terima kasih kepada hambanya, tanpa mengurangi arti, tugas dan tanggungjawab seorang hamba.
Begitu juga kepada Allah Bapa di surga, sungguh saya harus bersikap bagai seorang hamba kepadaNya, yang berusaha menuruti segala perintahNya, karena saya mengakui Allah adalah junjungan saya. Bahkan Yesus sendiri, yang menjadi Putra TunggalNya, menunjukkan sikap bagai seorang hamba,
Namun di suatu waktu, saya juga ingin menganggap Allah dan Yesus sebagai sahabat, dimana saya bisa bercerita panjang lebar, bersyukur dan berterima kasih ketika Bapa mengaruniakan berkah-berkah melimpah, menangis dan bersimpuh di kaki Bapa ketika beban hidup terasa berat, berlindung kepadaNya ketika saya membutuhkan pertolongan, dan masih banyak hal lain lagi.
Ya, saya seorang hamba bagiMu, namun Engkau lebih dari seorang Tuan, engkau adalah Bapa dan sandaran hidupku, dan Yesus adalahsahabatku. Maaf kalau itu tidak berkenan, Bapa; tapi kepada siapa lagi saya akan bersandar kalau bukan kepadaMu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar