Sumber : https://nirwana.gkagloria.id/
Bacaan dari Surat Rasul Yakobus
(1:19-27)
“Hendaklah kalian menjadi pelaksana sabda, dan bukan hanya pendengar.”
Saudara-saudara yang terkasih, ingatlah akan
hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk
berkata-kata, dan juga lambat untuk marah. Sebab amarah manusia tidak
dibenarkan oleh Allah. Maka buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan
yang demikian banyak itu, dan terimalah dengan lemah lembut sabda yang tertanam
dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
Hendaklah kalian menjadi pelaksana sabda, dan
bukan hanya pendengar. Sebab jika tidak demikian, kalian menipu diri sendiri.
Sebab jika orang hanya mendengar sabda saja dan tidak melakukannya, ia itu
seumpama orang yang sedang mengamat-amati mukanya dalam cermin. Sesudah
memandangi dirinya sesaat, ia lalu pergi, dan segera lupalah ia bagaimana
rupanya.
Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang
sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya,
jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melaksanakannya,
ia akan berbahagia karena perbuatannya. Kalau ada orang yang menganggap dirinya
beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, dan
sia-sialah ibadahnya.
Ibadah sejati dan tak tercela di hadapan
Allah, Bapa kita ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan
mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemari oleh dunia.
Demikianlah sabda Tuhan
Mazmur Tanggapan
Mazmur Tanggapan
Tuhan siapa diam di kemah-Mu, siapa tinggal di gunung-Mu yang suci?
1. Yaitu orang yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya; yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya.
2. Yang tidak berbuat jahat terhadap teman, dan tidak menimpakan cela kepada tetangganya; yang memandang hina orang-orang tercela tetapi menjunjung tinggi orang-orang yang takwa.
3. Yang tidak meminjamkan uang dengan makan riba dan tidak menerima suap melawan orang tak bersalah. Siapa yang berlaku demikian tidak akan goyah selama-lamanya.
Bait Pengantar Injil,
Ayat. (Ef 1:17-18)
Semoga Bapa Tuhan kita Yesus Kristus menerangi kata hati kita, supaya kita memahami pengharapan yang terkandung dalam panggilan kita. Alleluya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:22-26)
1. Yaitu orang yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya; yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya.
2. Yang tidak berbuat jahat terhadap teman, dan tidak menimpakan cela kepada tetangganya; yang memandang hina orang-orang tercela tetapi menjunjung tinggi orang-orang yang takwa.
3. Yang tidak meminjamkan uang dengan makan riba dan tidak menerima suap melawan orang tak bersalah. Siapa yang berlaku demikian tidak akan goyah selama-lamanya.
Bait Pengantar Injil,
Ayat. (Ef 1:17-18)
Semoga Bapa Tuhan kita Yesus Kristus menerangi kata hati kita, supaya kita memahami pengharapan yang terkandung dalam panggilan kita. Alleluya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:22-26)
Pada suatu hari Yesus dan murid-murid-Nya
tiba di Betsaida. Di situ orang membawa kepada Yesus seorang buta dan mereka
memohon supaya Ia menjamah dia. Yesus lalu memegang tangan orang buta itu dan
membawa dia ke luar kampung.
Lalu Ia meludahi mata si buta, dan meletakkan
tangan di atasnya, Ia bertanya, "Sudahkah kaulihat sesuatu?" Orang
itu memandang ke depan, lalu berkata, "Aku melihat orang! Kulihat mereka
berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon yang berjalan."
Yesus kemudian meletakkan tangan-Nya lagi
pada mata orang itu. Maka orang itu sungguh-sungguh melihat dan telah sembuh,
sehingga ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas. Sesudah itu Yesus
menyuruh dia pulang ke rumahnya dan berkata, "Jangan masuk ke
kampung!"
Demikianlah Injil Tuhan.
Demikianlah Injil Tuhan.
Renungan:
Hari ini Yesus menyembuhkan seorang buta.
Biasanya Yesus menyembuhkan hanya dalam satu langkah saja, entah itu melalui
perkataan atau melalui sentuhan. Namun kali ini, Yesus melakukannya dalam
beberapa tahap.
Tahap pertama, ia meludahi mata orang buta itu,
dan meletakkan tangannya. Tahap kedua, Ia bertanya pada si orang buta adakah ia
sudah bisa melihat. Ketika orang tersebut menjawab belum melihat dengan jelas,
Yesus melanjutkan langkah ketiga yaitu meletakkan tanganNya lagi pada orang
buta itu. Barulah setelah itu, orang buta itu pun benar-benar bisa melihat.
Apa yang bisa kita dapat dari Injil ini? Bagi
saya hal ini menggambarkan, betapa sulit menyembuhkan seorang buta. Ini
mengumpamakan pula, betapa sulitnya Yesus memulihkan seseorang yang sudah buta
hatinya. Perlu beberapa kali langkah untuk itu. Bagi yang tidak sabar, mungkin
mereka akan menyerah dan berkata, “Sudahlah Tuhan, aku tetap menjadi orang buta
saja.” Jadi perlu kesabaran dan kerjasama, baik dari kita dan dari Tuhan. Bila
kita ingin disembuhkan oleh Tuhan dari buta hati, maka mari kita mohon agar
kita bisa bekerjasama dengan Yesus dalam mengupayakan kesembuhan ini.
Sebagai langkah awal, adalah dengan kita
membuka diri terhadap Sabda-sabda Tuhan. Membaca dan mendengarkannya dengan
sungguh-sungguh. Bila belum jelas, kita membaca dan mengulanginya lagi. Bila
masih juga belum jelas, marilah kita mohon Roh Kudus sendiri yang membuka hati
dan pikiran kita akan Sabda Tuhan. Tahap selanjutnya, menyimpan dan
merenungannya dalam hati, dan tahap ketiga adalah melaksanakannya. Memang butuh
perjuangan panjang, tidak sekali dua kali kita bisa langsung mengerti, bahkan
mungkin di sepanjang waktu kita juga belum memahami maksud Sabda Tuhan. Namun
dengan bantuan Roh Kudus, semoga sedikit demi sedikit kita bisa melaksanakannya
dalam hidup sehari-hari.
Orang buta itu mau bekerja sama dengan Tuhan
demi penyembuhan dirinya; maka maukah kita juga bekerja sama dengan Tuhan demi
kesembuhan mata hati kita?
Doa:
Tuhan Yesus, sembuhkanlah kami. Orang buta
orang congkak hati. Dari mati hidupkanlah kami, dari dosa bersihkanlah kami
Tuhan Yesus. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar