Jumat, 07 Agustus 2020

Menyangkal Diri dan Memikul Salib

Bacaan dari Nubuat Nahum (1:15; 2:2; 3:1-3, 6-7)

"Celakalah kota penumpah darah."

Lihatlah! Di atas gunung berjalan orang yang membawa berita, yang mengabarkan berita damai sejahtera. Rayakanlah pesta-pestamu, hai Yehuda, bayarlah nazarmu! Sebab orang dursila takkan datang lagi menyerang engkau; ia telah dilenyapkan sama sekali! Sungguh, Tuhan memulihkan kebanggaan Yakub, seperti kebanggaan Israel; sebab perusak telah merusakkannya dan telah membinasakan carang-carangnya.

Celakalah kota penumpah darah itu! Kota itu seluruhnya dusta belaka penuh dengan barang rampasan, tak henti-hentinya menerkam! Dengar, lecut cambuk dan derak-derik roda! Dengar, kuda lari berderap, dan kereta meloncat-loncat! Pasukan berkuda menyerang, pedang bernyala-nyala dan tombak berkilat-kilat! Banyak yang mati terbunuh dan bangkai bertimbun-timbun! Mayat tidak habis-habisnya, orang-orang jatuh tersandung pada mayat.

Aku telah melemparkan aib ke atasmu, akan menghina engkau dan akan membuat engkau menjadi tontonan. Maka semua orang yang melihat engkau akan lari meninggalkan dikau, serta berkata, "Niniwe sudah hancur! Siapakah yang meratapi dia? Dari manakah aku akan mencari pelipur lara untuk dia?"
Demikianlah sabda Tuhan

Kidung Tanggapan
Tuhanlah yang mematikan, Tuhan pulalah yang menghidupkan.
Ayat. (Ul 32:35cd-36ab.39abcd.41)
1. Dekatlah sudah hari bencana bagi orang-orang jahat, dan segera datanglah apa yang telah disediakan bagi mereka. Sebab Tuhan akan memberi keadilan kepada umat-Nya, dan akan merasa sayang akan hamba-hamba-Nya.
2. Lihatlah sekarang bahwa Akulah Tuhan. Tiada allah kecuali Aku. Akulah yang mematikan, Aku pulalah yang menghidupkan. Aku telah meremukkan, tetapi Aku pulalah yang menyembuhkan.
3. Apabila Aku mengasah pedang-Ku yang berkilat-kilat, apabila tangan-Ku menjalankan penghukuman, maka Aku membalas dendam kepada lawan-Ku, dan mengadakan pembalasan kepada yang membenci Aku.

Bait Pengantar Injil
Alleluya
Ayat.(Mat 5:10)

Berbahagialah yang dikejar-kejar karena taat kepada Tuhan, sebab bagi merekalah Kerajaan Allah. Alleluya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (16:24-28)

"Setiap orang akan dibalas setimpal dengan perbuatannya."

Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Setiap orang yang mau mengikuti Aku, harus menyangkal diri, memikul salibnya, dan mengikuti Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, akan kehilangan nyawanya. Tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.

Apa gunanya bagi seseorang jika ia memperoleh seluruh dunia, tetapi kehilangan nyawanya? Apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat-Nya. Pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang setimpal dengan perbuatannya.

Aku berkata kepadamu: Sungguh, di antara orang-orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Anak Manusia datang sebagai Raja dalam Kerajaan-Nya."

Demikianlah Injil Tuhan

Renungan:

Percaya kepada Yesus berarti bersedia mengikutiNya dengan segala konsekuensinya. Menyangkal diri dan memikul salib! Bersediakah kita?

Menyangkal diri, berarti mengorbankan sesuatu yang semula menjadi kesenangan dan kebahagiaan kita, karena mematuhi ajaranNya. Contoh sederhana, bangun ditengah pagi yang dingin, karena akan mengikuti misa harian online misalnya.

Contoh yang lebih berat, menyangkal perasaan kita yang sebenarnya sangat marah dan kesal, dan mencoba menggantinya dengan arti kata mengampuni. Karena Yesus sendiri meminta kita mengampuni 70 x 7 kali! Berat, tapi Yesus menyuruh kita berbuat demikian.

Contoh ekstrem, meletakkan rasa kasih, saat kasih itu tidak berada pada tempat yang tepat. Apapun alasannya, tidak pada tempatnya bila kita memperjuangkan perasaan yang sedang melambung karena cinta, misalnya, hingga bercerai dengan suami atau isteri. Bukankah Yesus berkata, yang sudah disatukan Allah janganlah diceraikan manusia?

Itulah beberapa hal dari arti menyangkal diri. Belum lagi arti memikul salib, yang jelas mengandung makna yang lebih berat. Bersediakah kita menanggung hal-hal tersebut?

Doa:

Yesusku, mengikutiMu, tidak mungkin hanya setengah-setengah. Kalau aku hanya setengah hati dalam mengikutiMu, maka aku pun hanya mendapat setengah, bahkan mungkin tidak mendapat apa-apa.

Maka Yesusku, bulatkan hatiku untuk mengikutimu seratus persen, termasuk berusaha sekuat tenaga menaati perintahMu dan menjauhi laranganMu. Soal upah atau hal lain yang akan Engkau beri, biarlah itu menjadi rahasia dari KasihMu yang melimpah. Bulatkan saja hatiku Yesus, bulatkan hatiku dalam mengikutiMu.

Segala hormat dan pujian bagiMu kini selalu dan sepanjang segala abad. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar