Jumat, 14 Agustus 2020

Yang Sudah Disatukan Allah, Janganlah Diceraikan Manusia

 Peringatan Santo Maximillianus


Bacaan dari Kitab Yehezkiel (16:59-63)

"Aku akan mengingat perjanjian-Ku dengan dikau, dan engkau akan merasa malu."

Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH: Aku akan melakukan kepadamu seperti engkau lakukan, yaitu engkau memandang ringan kepada sumpah dengan mengingkari perjanjian. Tetapi Aku akan mengingat perjanjian-Ku dengan engkau pada masa mudamu dan Aku akan meneguhkan bagimu perjanjian yang kekal.

Barulah engkau teringat kepada kelakuanmu dan engkau merasa malu, pada waktu Aku mengambil kakak-kakakmu, baik yang tertua maupun yang termuda, dan memberikan mereka kepadamu menjadi anakmu, tetapi bukan berdasarkan engkau memegang perjanjian.

Aku akan meneguhkan perjanjian-Ku dengan engkau, dan engkau akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN, dan dengan itu engkau akan teringat-ingat yang dulu dan merasa malu, sehingga mulutmu terkatup sama sekali karena nodamu, waktu Aku mengadakan pendamaian bagimu karena segala perbuatanmu."
Demikianlah sabda Tuhan


Mazmur Tanggapan
Tuhan, Dikaulah sumber air hidup.
Ayat. (Yes 12:2-3.4bcd.5-6)
1. Sungguh, Allah itu keselamatanku; aku percaya dengan tidak gemetar; sebab Tuhan Allah itu kekuatan dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku. Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan dari mata air keselamatan.
2. "Bersyukurlah kepada Tuhan, panggillah nama-Nya, beritahukanlah karya-Nya di antara bangsa-bangsa, masyhurkanlah bahwa nama-Nya tinggi luhur.
3. Bermazmurlah bagi Tuhan, sebab mulialah karya-Nya; Baiklah hal ini diketahui di seluruh bumi! Berserulah dan bersorak-sorailah, hai penduduk Sion, sebab Yang Mahakuasa, Allah Israel, agung di tengah-tengahmu."

Bait Pengantar Injil
Alleluya, alleluya
Ayat. Sambutlah pewartaan ini sebagai sabda Allah, bukan sebagai perkataan manusia

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (19:3-12)

"Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kalian menceraikan isterimu, tetapi semula tidaklah demikian."

Pada suatu hari datanglah orang-orang Farisi kepada Yesus, untuk mencobai Dia. Mereka bertanya: "Apakah diperbolehkan orang menceraikan isterinya dengan alasan apa saja?"

Jawab Yesus: "Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan? Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."

 Kata mereka kepada-Nya: "Jika demikian, apakah sebabnya Musa memerintahkan untuk memberikan surat cerai jika orang menceraikan isterinya?" Kata Yesus kepada mereka: "Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian.

Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah." Murid-murid itu berkata kepada-Nya: "Jika demikian halnya hubungan antara suami dan isteri, lebih baik jangan kawin."

Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Tidak semua orang dapat mengerti perkataan itu, hanya mereka yang dikaruniai saja. Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti."
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan:

Sebuah perkawinan, meminta komitmen besar di dalamnya, yaitu kesetiaan hingga maut memisahkan. Maka bila kita sedang menghadapi beberapa masalah dalam perkawinan, percayalah, kita tidak sendiri. Seribu pasangan yang lain, malah mungkin lebih, juga sedang menghadapinya. Maka keputusan terburu-buru, untuk bercerai atau berpisah, bagaimanapun kondisi kita, bukan hal yang dikehendaki Allah.

Perkawinan menuntut kesetiaan, menuntut pengorbanan. Santo Maximillianus yang kita peringati hari ini sudah memberi teladan kepada kita sebuah pengorbanan yang nyata. Namun bila kita mencoba bertahan karena berusaha menghayati dan menuruti perintah Tuhan, maka saya yakin, Tuhan juga akan turut bekerja menyelamatkan perkawinan kita. Ia akan menguatkan dan memberi hikmah-hikmah tersembunyi sebagai sebuah rahmat yang akan kita rasakan.

Bertahan dalam perkawinan karena lebih aman bila dalam hitung-hitungan manusia, itu bagus. Namun bertahan dalam perkawinan apa pun kondisinya karena menaati perintah Tuhan, itu sungguh luar biasa. Saya percaya, Tuhan akan terus menerus mendampingi Anda dan saya dalam saat-saat sulit.

Doa:

Tuhan, mengikutiMu tidak mungkin hanya setengah-setengah. Engkau menghendaki kami mengikutiMu seratus persen, baik dalam suka dan duka. Demikian juga dalam hidup perkawinan kami, Engkau menghendaki kami setia sampai akhir.

Kadang kami goyah, Tuhan, maka kuatkanlah niat kami, dampingilah kami agar bisa menjalani hidup perkawinan dalam suka dan duka, dalam untung maupun malang, dalam keadaan sehat maupun sakit, hingga maut dan kehendakMu saja yang memisahkan kami.

Segala hormat dan pujian bagiMu kini selalu dan sepanjang segala masa. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar