Inti dari seluruh Isi alkitab:
Bacaan dari Kitab Tobit (6:10-11; 7:1.6.8-13; 8:1.5-9)
"Semoga Tuhan menganugerahkan damai sejahtera kepada kamu berdua."
Dalam perjalanannya, Tobia dan Rafael memasuki negeri Media dan sudah sampai dekat kota Ekbatana. Lalu berkatalah Rafael kepada Tobia, “Saudara Tobia!” Sahut Tobia, “Ada apa?” Rafael menyambung, “Malam ini kita harus bermalam pada Raguel. Dia itu seorang kerabatmu, dan mempunyai seorang puteri bernama Sara.”
Ketika mereka tiba di Kota Ekbatana, berkatalah Tobia kepada temannya, “Saudara Azarya, antarkanlah aku langsung ke rumah Raguel, saudara kami.” Ia pun lalu mengantarkannya ke rumah Raguel. Raguel sedang duduk pada pintu pelataran rumahnya. Mereka memberi salam kepada Raguel. Dia membalas, katanya, “Banyak salam, Saudara-saudara. Selamat datang!” Lalu mereka dipersilahkannya masuk.
Kemudian Raguel berkata kepada Tobia, Tuhan memberkati Engkau, Nak. Engkau adalah putera seorang mulia dan baik! Alangkah celakanya ayahmu! Orang yang begitu baik dan dermawan itu menjadi buta!” Kemudian Raguel menyembelih seekor domba betina dari kawanannya, dan ia menyambut Tobia dan Rafael dengan ramah.
Sesudah mencuci dan membasuh diri mereka duduk makan. Berkatalah Tobia kepada Rafael, “Saudara Azarya, katakanlah kepada Raguel, supaya saudariku Sara diberikannya kepadaku.” Mendengar perkataan itu berkatalah Raguel kepada pemuda itu, “Makan dan minumlah, serta bersenang-senanglah malam ini. Memang, Saudara, tak seorang pun lebih berhak mengambil Sara, anakku, sebagai isterinya, daripada engkau. Karena itu aku tidak berwenang lagi memberikannya kepada seseorang kecuali kepadamu. Sebab engkaulah yang paling karib.
Tetapi, anakku, aku harus memberitahukan kebenaran. Sara sudah kuberikan kepada tujuh laki-laki di antara saudara kita! Tetapi semuanya mati pada malam pertama menghampiri Sara. Maka anakku, baiklah sekarang makan dan minum saja. Tuhan akan mengambil tindakan bagimu!”
Tetapi sahut Tobia, “Aku tidak akan makan atau minum apa-apa, sebelum engkau mengambil keputusan tentang diriku.” Maka jawab Raguel, “Baiklah! Sara kuberikan kepadamu sesuai dengan ketetapan kitab Musa. Allah sudah memutuskan, bahwa Sara harus diberikan kepadamu. Maka hendaklah menerima saudarimu ini.
Mulai sekarang ini engkau menjadi kakaknya, dan ia menjadi adikmu. Semenjak hari ini ia diberikan kepadamu untuk selama-lamanya. Dan, anakku, semoga kamu pada malam ini juga diberkati oleh Tuhan semesta langit. Semoga Ia menurunkan kasih setia dan damai sejahtera atas dirimu.”
Lalu Raguel memanggil Sara, anaknya. Ketika Sara datang, Raguel memegang tangannya, dan dengan demikian ia menyerahkan Sara kepada Tobia, sambil Berkata, “Sungguh, sesuai dengan hukum Taurat ia kupercayakan kepadamu dan seturut ketetapan yang tersurat dalam kitab Musa ia kuberikan kepadamu menjadi isterimu. Ambillah dia, dan antarkanlah kepada ayahmu dengan sehat walafiat. Moga-moga Yang Berkuasa di surga menganugerahkan damai sejahtera kepada kamu berdua.
Selesai makan dan minum mereka semua mau pergi tidur. Tobia diantar ke kamar yang sudah disiapkan untuk mereka. Setelah masuk kamar tidur, Tobia dan Sara berdoa dan mohon supaya mereka mendapat perlindungan. Mereka memanjatkan doa sebagai berikut: Terpujilah Engkau, ya Allah lelluhur kami, dan terpujilah nama-Mu sepanjang sekalian abad. Hendaknya sekalian langit memuji Engkau, dan juga segenap ciptaan-Mu untuk selama-lamanya.
Engkaulah yang telah menjadikan Adam, dan baginya telah Kaubuat Hawa istrinya sebagai pembantu dan penopang. Dari mereka berdua lahirlah umat manusia seluruhnya. Engkau pun bersabda, ‘Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja, mari Kita menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia’. Ya Tuhan, bukan karena nafsu birahi kuambil saudariku ini melainkan dengan hati benar. Sudilah kiranya mengasihani kami berdua, dan membuat kami menjadi tua bersama.”
Serentak berkatalah mereka, “Amin! Amin!” Kemudian mereka tidur semalam-malaman.
Mazmur Tanggapan
Berbahagialah semua orang yang takwa kepada Tuhan.
Ayat. (Mzm 128:1-2.3.4-5)
1. Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!
2. Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun di sekeliling mejamu!
3. Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan orang laki-laki yang takwa hidupnya. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion: boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.
Bait Pengantar Injil
Alleluya
Ayat. (Mzm 119:34)
Berilah aku pengertian, maka aku akan mentaati hukum-Mu, aku akan menepatinya dengan segenap hati, ya Tuhan.
Inilah Injil Suci menurut Markus (12:28b-34)
"Inilah perintah pertama. Dan yang kedua sama dengan yang pertama."
Pada suatu hari datanglah seorang ahli Taurat kepada Yesus, dan bertanya, “Perintah manakah yang paling utama?”
Yesus menjawab, “Perintah yang utama ialah: ‘Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita itu Tuhan yang Esa! Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, dengan segenap akal budi, dan dengan segenap kekuatanmu. Dan perintah yang kedua, ialah: Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri’. Tidak ada perintah lain yang lebih utama daripada kedua perintah ini.
Berkatalah ahli Taurat itu kepada Yesus, “Guru, tepat sekali apa yang Kaukatakan, bahwa Dia itu esa, dan tak ada Allah lain kecuali Dia. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati, dengan segenap pengertian, dan dengan segenap kekuatan serta mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri, jauh lebih utama daripada semua kurban bakar dan persembahan.”
Yesus melihat betapa bijaksananya jawaban orang itu. Maka Ia berkata kepadanya, “Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah.” Dan tak seorang pun masih berani menanyakan sesuatu kepada Yesus.
Demikianlah Sabda Tuhan.
Renungan:
Kita sudah diajari Yesus bagaimana cara berdoa, yaitu dengan berdoa Bapa Kami. Dalam ajaranNya yang lain Yesus juga berkata, "Mintalah, maka kamu akan diberi".
Sampai di sini, saya menjadi bingung, permintaan seperti apa yang membuat Yesus berkenan dan kemudian memberikan apa yang kita minta? Bagaimana cara meminta yang berkenan kepada Bapa?
Dari doa Tobia dan Sara saya memahami bahwa cara berdoa mereka adalah pengejawantahan dari doa Bapa Kami yang diajarkan oleh Yesus..
Urutan pertama dari sebuah doa dan permintaan adalah
1. Memuji Allah.
Mereka memanjatkan doa sebagai berikut: Terpujilah Engkau, ya Allah lelluhur kami, dan terpujilah nama-Mu sepanjang sekalian abad. Hendaknya sekalian langit memuji Engkau, dan juga segenap ciptaan-Mu untuk selama-lamanya.
Dalam doa Bapa Kami : Bapa Kami yang ada di surga, dimuliakanlah namaMu.
2. Memuji dan mengenal kuasa Allah.
Engkaulah yang telah menjadikan Adam, dan baginya telah Kaubuat Hawa istrinya sebagai pembantu dan penopang. Dari mereka berdua lahirlah umat manusia seluruhnya. Engkau pun bersabda, ‘Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja, mari Kita menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia’.
Dalam doa Bapa Kami : Datanglah KerajaanMu. Jadilah kehendakMu, di atas bumi seperti di dalam surga.
3. Menyatakan niat baik kita.
Ya Tuhan, bukan karena nafsu birahi kuambil saudariku ini melainkan dengan hati benar.
Dalam doa Bapa Kami : Seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami.
4. Menyampaikan permohonan
Sudilah kiranya mengasihani kami berdua, dan membuat kami menjadi tua bersama.”
Dalam doa Bapa Kami : Berilah kami rejeki pada hari ini. Dan ampunilah kesalahan kami. Dan janganlah masukkan kami ke dalam percobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
Mari kita lihat, bahwa setengah dari doa Tobia dan Sara adalah memuji dan mengakui kebesaran, kuasa, dan kebaikan Allah. Seperempatnya adalah menyampaikan bahwa maksud dan niat dari doa mereka. Dan seperempatnya lagi baru menyampaikan permintaan. Bahkan Tobia dan Sara hanya menyampaikan permohonan mereka dalam satu kalimat saja.
Kisah Tobit, Tobia, dan Sara memang sangat menarik. Bagaimana Tobia, tetap bertekad bulat untuk menikahi Sara, padahal ia tahu bahwa tujuh suami Sara telah mati di malam pertama. Tobia mau menempuh tahap kehidupan penuh resiko. Dan resikonya tidak main-main, yaitu kematian!
Apa yang membuat Tobia siap menghadapi resiko seperti itu?
Kepercayaan kepada Allah. Percaya bahwa Allah sangat baik dan tidak akan mencelakakan umat yang berserah kepadaNya. Percaya bahwa Allah lebih mengasihi daripada membiarkan umatNya celaka.
Apakah kita masih menyangsikan besar dan kasih Allah kepada kita? Kalau tidak, maka Yesus meminta kita untuk balas mengasihi Allah Bapa. Hari ini Yesus mengajarkan inti dari seluruh isi Alkitab dan ajaran para Nabi:
"Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita itu Tuhan yang Esa! Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, dengan segenap akal budi, dan dengan segenap kekuatanmu. Dan perintah yang kedua, ialah: Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri’. Tidak ada perintah lain yang lebih utama daripada kedua perintah ini"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar