sumber : https://sangsabda.wordpress.com
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (8:12-17)
"Kalian telah menerima Roh yang menjadikan kalian anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru, "Abba, ya Bapa".
Saudara-saudara, kita ini orang berutang, tetapi bukan kepada daging, supaya hidup menurut daging. Sebab jika kalian hidup menurut daging, kalian akan mati. Tetapi jika oleh Roh kalian mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, maka kalian akan hidup.
Semua orang yang dipimpin oleh Roh Allah, adalah anak Allah. Sebab kalian menerima bukan roh perbudakan yang membuat kalian menjadi takut lagi, melainkan Roh yang menjadikan kalian anak Allah.
Oleh Roh itu kita berseru, ‘Abba, ya Bapa’. Roh itu memberi kesaksian bersama-sama roh kita bahwa kita ini anak Allah. Dan kalau kita ini anak, berarti juga ahliwaris, yakni ahliwaris Allah, sama seperti Kristus. Artinya jika kita menderita bersama dengan Dia, kita juga akan dipermuliakan bersama dengan Dia.
Mazmur Tanggapan
Allah kita adalah Allah yang menyelamatkan.
Ayat. (Mzm 68:2.4.6-7ab.20-21)
1. Allah bangkit, maka terseraklah musuh-musuh-Nya, orang-orang yang membenci Dia melarikan diri dari hadapan-Nya. Tetapi orang-orang benar bersukacita, mereka beria-ria di hadapan Allah, bergembira dan bersukacita.
2. Bapa bagi anak yatim dan pelindung bagi para janda, itulah Allah di kediaman-Nya yang kudus; Allah memberi tempat tinggal kepada orang-orang sebatang kara, Ia mengeluarkan orang-orang tahanan, sehingga mereka bahagia.
3. Terpujilah Tuhan! Hari demi hari Ia menanggung beban kita; Allah adalah keselamatan kita. Allah kita adalah Allah yang menyelamatkan, Allah, Tuhanku, memberi keluputan dari maut.
Bait Pengantar Injil
Alleluya
Ayat. (Yoh 17:17b.a)
Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah kebenaran; kuduskanlah kami dalam kebenaran.
Inilah Injil Suci menurut Lukas (13:10-17)
Mazmur Tanggapan
Allah kita adalah Allah yang menyelamatkan.
Ayat. (Mzm 68:2.4.6-7ab.20-21)
1. Allah bangkit, maka terseraklah musuh-musuh-Nya, orang-orang yang membenci Dia melarikan diri dari hadapan-Nya. Tetapi orang-orang benar bersukacita, mereka beria-ria di hadapan Allah, bergembira dan bersukacita.
2. Bapa bagi anak yatim dan pelindung bagi para janda, itulah Allah di kediaman-Nya yang kudus; Allah memberi tempat tinggal kepada orang-orang sebatang kara, Ia mengeluarkan orang-orang tahanan, sehingga mereka bahagia.
3. Terpujilah Tuhan! Hari demi hari Ia menanggung beban kita; Allah adalah keselamatan kita. Allah kita adalah Allah yang menyelamatkan, Allah, Tuhanku, memberi keluputan dari maut.
Bait Pengantar Injil
Alleluya
Ayat. (Yoh 17:17b.a)
Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah kebenaran; kuduskanlah kami dalam kebenaran.
Inilah Injil Suci menurut Lukas (13:10-17)
"Bukankah wanita keturunan Abraham ini harus dilepaskan dari ikatannya sekalipun pada hari sabat?"
Pada suatu hari Sabat Yesus mengajar dalam salah satu rumah ibadat. Di situ ada seorang wanita yang telah delapan belas tahun dirasuk roh. Ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak.
Ketika Yesus melihat wanita itu dipanggil-Nyalah dia. Lalu Yesus berkata, “Hai Ibu, penyakitmu telah sembuh.” Kemudian wanita itu ditumpangi-Nya tangan, dan seketika itu juga ia berdiri tegak dan memuliakan Allah.
Tetapi kepala rumah ibadat itu gusar karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat. Lalu ia berkata kepada orang banyak, “Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah pada salah satu hari itu untuk disembuhkan dan jangan pada hari Sabat.”
Tetapi Tuhan menjawab dia, kata-Nya, “Hai orang-orang munafik, bukankah kalian semua melepaskan lembu dan keledaimu pada hari Sabat dan membawanya ke tempat minum? Nah, wanita ini sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis. Bukankah dia harus dilepaskan dari ikatannya itu karena dia keturunan Abraham?”
Waktu Yesus berbicara demikian, semua lawan-Nya merasa malu, sedangkan orang banyak bersukacita karena segala perkara mulia yang telah dilakukan-Nya.
Demikianlah Sabda Tuhan.
Demikianlah Sabda Tuhan.
Renungan:
Penguasa
Kisah dalam Injil di atas adalah kisah yang sensasional. Bagaimana tidak; seorang yang sudah 18 tahun dikuasai oleh roh jahat disembuhkan seketika dan begitu saja oleh Tuhan Yesus. Yesus hanya mengatakan,"Hai Ibu, penyakitmu telah sembuh.” Dan seketika sembuhlah ia.
Yesus seorang penguasa, Maha Kuasa; menggunakan kuasaNya untuk seseorang yang membutuhkan pertolongan setelah sekian lama ia berada dalam penderitaannya. Kehadiran Yesus seketika melepaskannya dari kesesakan dan kesakitan sekian lama. Kita bisa merasakan bagaimana lega dan bahagianya wanita itu, seketika ia sembuh dari kuasa jahat yang membelenggunya.
Sikap sebaliknya terlihat pada kepala rumah ibadat. Tetapi kepala rumah ibadat itu gusar karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat. Ia gusar karena penyembuhan itu dilakukan pada hari sabat. Dan lebih sensasional adalah perkataannya ini,"Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah pada salah satu hari itu untuk disembuhkan dan jangan pada hari Sabat.”
Ia tidak menganggap penyakit wanita itu adalah sesuatu yang urgent untuk segera dilakukan pertolongan. Tidak dianggapnya sama sekali! Mungkin karena sudah belasan tahun wanita itu sakit, sehingga semua itu dianggap sebagai hai yang biasa.
Semua berjalan baik seperti biasa baginya, maka aturan Sabat menjadi yang utama. Wanita itu bisa datang pada enam hari kerja, dan bukan pada hari Sabat. Pemimpin ibadat itu tidak memahami dan merasakan bagaimana penderitaan wanita itu; dan bagaimana perjuangannya untuk mendapat kesembuhan.
"Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah pada salah satu hari itu untuk disembuhkan dan jangan pada hari Sabat.” Sungguh kata-kata yang tidak bijak.
Yesus tahu bagaimana menggunakan kekuasaanNya untuk menyelamatkan orang. Yesus tahu bagaimana menggunakan kepandaianNya berbicara untuk mengingatkan orang. Dan di atas semua itu, Yesus menggunakan segala rasa belaskasihNya untuk menolong orang.
Inspirasi apa yang kita dapat pagi ini?
Anda seorang penguasa, bagaimana menggunakan kekuasaan Anda dengan bijak?
Anda seorang cerdik pandai, bagaimana Anda menggunakan kepandaian Anda untuk berkata bijak pada sesama?
Dan di atas semua itu, bagaimana belas kasih menggerakkan kita untuk menolong sesama?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar