sumber : https://resi.dehonian.or.id
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (8:1-11)
"Roh Allah yang membangkitkan Yesus dari alam maut tinggal dalam dirimu."
Saudara-saudara, bagi mereka yang ada dalam Kristus tidak ada penghukuman. Roh yang memberi hidup telah memerdekakan kalian dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat yang tidak berdaya karena daging telah dilakukan oleh Allah.
Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa, Allah telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging agar tuntutan hukum Taurat digenapi dalam diri kita.
Sebab kita tidak hidup menurut daging, melainkan menurut Roh. Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; tetapi mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.
Keinginan daging ialah maut, tetapi keinginan Roh ialah hidup dan damai sejahtera. Sebab keinginan daging itu bermusuhan dengan Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah. Hal ini memang tidak mungkin baginya!
Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan di hati Allah. Tetapi kalian tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, kalau Roh Allah memang tinggal dalam dirimu.
Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, maka ia bukanlah milik Kristus. Tetapi kalau Kristus ada dalam dirimu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah hidup karena kebenaran.
Dan jika Roh Allah, yang membangkitkan Yesus dari alam maut, diam dalam dirimu, maka Ia yang telah membangkitkan Kristus dari antara orang mati akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana oleh Roh-Nya yang diam dalam dirimu.
Mazmur Tanggapan
Itulah angkatan orang-orang yang mencari wajah-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6; Ul: lh.6)
1. Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya, jagat dan semua yang diam di dalamnya. Sebab Dialah yang mendasarkan bumi di atas lautan, dan menegakkannya di atas sungai-sungai.
2. Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan diri kepada penipuan.
3. Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan dan keadilan dari Allah, penyelamatnya. Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan, yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.
Bait Pengantar Injil
Alleluya
Ayat. (Yeh 33:11)
Tuhan telah berfirman, "Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan kepada pertobatannya supaya ia hidup."
Inilah Injil Suci menurut Lukas (13:1-9)
1. Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya, jagat dan semua yang diam di dalamnya. Sebab Dialah yang mendasarkan bumi di atas lautan, dan menegakkannya di atas sungai-sungai.
2. Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan diri kepada penipuan.
3. Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan dan keadilan dari Allah, penyelamatnya. Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan, yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.
Bait Pengantar Injil
Alleluya
Ayat. (Yeh 33:11)
Tuhan telah berfirman, "Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan kepada pertobatannya supaya ia hidup."
Inilah Injil Suci menurut Lukas (13:1-9)
"Jikalau kalian semua tidak bertobat, kalian pun akan binasa dengan cara demikian."
Pada waktu itu beberapa orang datang kepada Yesus dan membawa kabar tentang orang-orang Galilea yang dibunuh Pilatus, sehingga darah mereka tercampur dengan darah kurban yang mereka persembahkan.
Berkatalah Yesus kepada mereka, "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya daripada semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? Tidak! Kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kalian tidak bertobat, kalian semua pun akan binasa dengan cara demikian.
Atau sangkamu kedelapan belas orang yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya daripada semua orang lain yang tinggal di Yerusalem? Tidak! Kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kalian tidak bertobat, kalian semua pun akan binasa dengan cara demikian."
Kemudian Yesus menceritakan perumpamaan ini, "Ada seorang mempunyai sebatang pohon ara, yang tumbuh di kebun anggurnya. Ia datang mencari buah pada pohon itu, tetapi tidak menemukannya.
Maka berkatalah ia kepada pengurus kebun anggur itu, 'Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara itu namun tidak pernah menemukannya. Sebab itu tebanglah pohon ini. Untuk apa pohon itu hidup di tanah ini dengan percuma?'
Pengurus kebun anggur itu menjawab, 'Tuan, biarkanlah pohon ini tumbuh selama setahun ini lagi. Aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya. Mungkin tahun depan akan berbuah. Jika tidak, tebanglah'!"
Demikianlah Sabda Tuhan.
Renungan:
Kesempatan
'Tuan, biarkanlah pohon ini tumbuh selama setahun ini lagi. Aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya. Mungkin tahun depan akan berbuah. Jika tidak, tebanglah'!"
Saya membayangkan kalau saya yang menjadi pohon ara itu. Saya, si pohon gagal itu, merasa kecewa dengan keadaan saya. Bertahun-tahun saya tidak berbuah. Kalaupun saya masih hidup dan tidak layu, itu semata-mata karena kebaikan pengurus kebun.
Lalu saya gemetar ketika melihat tuan pemilik kebun mendatangi kebun dan bahkan mendatangi saya. Jelas ia melihat bahwa saya tidak berguna dan hanya membuang waktu dan tenaga pengurus kebun, juga biaya.
Saya mendengar pemilik kebun itu berkata,"Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara itu namun tidak pernah menemukannya. Sebab itu tebanglah pohon ini. Untuk apa pohon itu hidup di tanah ini dengan percuma?"
Jiwa saya bergetar, sekujur tubuh saya lemas lunglai. Batin saya membenarkan ucapan pemilik kebun itu. Ya, saya memang tidak berguna, dan sudah wajar kalau saya ditebang. Dibinasakan.
Tapi saya tertegun ketika mendengar pengurus kebun itu berkata,"Tuan, biarkanlah pohon ini tumbuh selama setahun ini lagi. Aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya. Mungkin tahun depan akan berbuah. Jika tidak, tebanglah".
Kembali jiwa saya bergetar. Kali ini bukan karena ketakutan dan ketidakberdayaan; namun karena sebuah keharuan mendalam, bahwa saya masih diberi kesempatan!
Aku lihat pengurus kebun itu berkata dengan penuh kesungguhan kepada pemilik kebun, sehingga pemilik kebun percaya dan memberi kesempatan sekali lagi kepada saya.
Saya terharu, sungguh terharu. Maka usaha saya untuk membantu upaya dari pengurus kebun itu adalah berusaha semaksimal mungkin dari diri saya sendiri. Pengurus kebun itu sudah mempertaruhkan jabatan dan kepercayaan yang diberikan kepadanya. Kalau saya tidak berbuah lagi tahun depan, tidak hanya badan saya yang dipenggal, pengurus kebun itu pun mungkin akan diberhentikan.
Sejak saat itu saya berjanji, saya akan berusaha sekuat tenaga, mewujudkan janji pengurus kebun itu. Saya tidak akan kenal lelah mengalirkan makanan berupa pupuk dan juga air yang sudah diberikan kepada saya, untuk saya edarkan ke seluruh bagian tubuh, agar saya cepat tumbuh dan berkembang. Semoga tahun depan aku bisa berbuah, doaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar