Kamis, 24 Juni 2021

Jalan Sunyi

 Jalan Sunyi

 

Sumber : https://bit.ly/3h1PyFI

Kutatap mataMu. Mata yang teduh, mata yang bening, mata yang selalu memancarkan lautan cinta tak bertepi.

“Ada apa?” tanyaMu. Sebelum aku berceritapun, Engkau sudah tahu ada yang bergolak di hatiku.

Aku tidak berkata sepatahpun. TanganMu mengembang, mengundangku menghambur dalam pelukanMu.

“Bicaralah” kataMu lembut.

“Ini tentang jalan yang sunyi. Tidak ada kemegahan dunia di sana. Terkadang aku mempunyai sahabat seperjalanan. Terkadang tidak. Dan sekarang aku berjalan seperti sendirian.”

“Temanmu meninggalkanmu?” tanyaMu. Aku mengangguk.

“Kalau jalan itu menjanjikan indahnya dunia, mungkin banyak yang akan ikut serta. Ada iming-iming uang, kekayaan, fasilitas atau jabatan. Tapi itu tidak ada semua di sana. Dan aku menapakinya. Bahkan mungkin orang-orang menertawakan karena kebodohanku”.

“Mengapa engkau mau menapaki jalan itu?” tanyaMu. Aku terdiam. Ya, mengapa aku mau menapakinya?

“Karena ada Engkau di sana. Aku selalu memandangMu yang memandangku dari ujung jalan. Selain itu, aku harus menyelesaikan tugasku”.

“Apakah engkau menjalaninya dengan terpaksa?” tanyaMu kembali. Apakah aku menjalaninya dengan terpaksa? Aku terdiam. Apakah aku terpaksa dalam menjalaninya? Kukorek sisi hatiku, mencari jawaban di sana.

“Tidak, aku menjalaninya dengan rela” jawabku. Senyatanya demikian. Tidak ada keterpaksaan dalam diriku dalam menjalaninya.

That’s it!” seruNya. Aku mendongak.

“Engkau menjalaninya dengan rela. Engkau menapakinya dengan ikhlas. Dan senyatanya, damai dan sukacita engkau rasakan, bukan? Jadi ada atau tidak ada teman, tidak masalah bukan? Dan ketahuilah, Aku selalu menunggumu di ujung jalan”

Aku tersenyum. Engkau selalu menungguku di ujung jalan, itu yang terpenting bagiku.

“Berikanlah berkatMu, aku akan menjalaninya dengan gembira” kataku. Dan Ia tersenyum lebar. Berkat indah diberikanNya di dahiku.

 

“Ada suara yang berseru di padang gurun. Luruskanlah jalan bagiNya. Ia harus semakin besar, dan aku semakin kecil. Membuka tali kasutNya pun aku tidak layak”

-Peringatan Kelahiran Yohanes Pembaptis-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar