Kamis, 03 Juni 2021

"Kasihilah Allah dengan segenap hatimu, dan kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri"

Sumber:https://bit.ly/3cdWIFk

 Bacaan dari Kitab Tobit (6:10-11; 7:1.6.8-13; 8:1.5-9)

"Semoga Tuhan menganugerahkan damai sejahtera kepada kamu berdua."

Dalam perjalanannya, Tobia dan Rafael memasuki negeri Media dan sudah sampai dekat kota Ekbatana. Lalu berkatalah Rafael kepada Tobia, "Saudara Tobia!" Sahut Tobia, "Ada apa?" Rafael menyambung, "Malam ini kita harus bermalam pada Raguel. Dia itu seorang kerabatmu, dan mempunyai seorang puteri bernama Sara."

Ketika mereka tiba di Kota Ekbatana, berkatalah Tobia kepada temannya, "Saudara Azarya, antarkanlah aku langsung ke rumah Raguel, saudara kami." Ia pun lalu mengantarkannya ke rumah Raguel. Raguel sedang duduk pada pintu pelataran rumahnya. Mereka memberi salam kepada Raguel. Dia membalas, katanya, "Banyak salam, Saudara-saudara. Selamat datang!"

Lalu mereka dipersilahkannya masuk. Kemudian Raguel berkata kepada Tobia, Tuhan memberkati Engkau, Nak. Engkau adalah putera seorang mulia dan baik! Alangkah celakanya ayahmu! Orang yang begitu baik dan dermawan itu menjadi buta!"

Kemudian Raguel menyembelih seekor domba betina dari kawanannya, dan ia menyambut Tobia dan Rafael dengan ramah. Sesudah mencuci dan membasuh diri mereka duduk makan. Berkatalah Tobia kepada Rafael, "Saudara Azarya, katakanlah kepada Raguel, supaya saudariku Sara diberikannya kepadaku."

Mendengar perkataan itu berkatalah Raguel kepada pemuda itu, "Makan dan minumlah, serta bersenang-senanglah malam ini. Memang, Saudara, tak seorang pun lebih berhak mengambil Sara, anakku, sebagai isterinya, daripada engkau. Karena itu aku tidak berwenang lagi memberikannya kepada seseorang kecuali kepadamu. Sebab engkaulah yang paling karib.

Tetapi, anakku, aku harus memberitahukan kebenaran. Sara sudah kuberikan kepada tujuh laki-laki di antara saudara kita! Tetapi semuanya mati pada malam pertama menghampiri Sara. Maka anakku, baiklah sekarang makan dan minum saja. Tuhan akan mengambil tindakan bagimu!"

Tetapi sahut Tobia, "Aku tidak akan makan atau minum apa-apa, sebelum engkau mengambil keputusan tentang diriku."

Maka jawab Raguel, "Baiklah! Sara kuberikan kepadamu sesuai dengan ketetapan kitab Musa. Allah sudah memutuskan, bahwa Sara harus diberikan kepadamu. Maka hendaklah menerima saudarimu ini. Mulai sekarang ini engkau menjadi kakaknya, dan ia menjadi adikmu. Semenjak hari ini ia diberikan kepadamu untuk selama-lamanya. Dan, anakku, semoga kamu pada malam ini juga diberkati oleh Tuhan semesta langit. Semoga Ia menurunkan kasih setia dan damai sejahtera atas dirimu."

Lalu Raguel memanggil Sara, anaknya. Ketika Sara datang, Raguel memegang tangannya, dan dengan demikian ia menyerahkan Sara kepada Tobia, sambil Berkata, "Sungguh, sesuai dengan hukum Taurat ia kupercayakan kepadamu dan seturut ketetapan yang tersurat dalam kitab Musa ia kuberikan kepadamu menjadi isterimu. Ambillah dia, dan antarkanlah kepada ayahmu dengan sehat walafiat. Moga-moga Yang Berkuasa di surga menganugerahkan damai sejahtera kepada kamu berdua. Selesai makan dan minum mereka semua mau pergi tidur. Tobia diantar ke kamar yang sudah disiapkan untuk mereka.

Setelah masuk kamar tidur, Tobia dan Sara berdoa dan mohon supaya mereka mendapat perlindungan. Mereka memanjatkan doa sebagai berikut: Terpujilah Engkau, ya Allah lelluhur kami, dan terpujilah nama-Mu sepanjang sekalian abad. Hendaknya sekalian langit memuji Engkau, dan juga segenap ciptaan-Mu untuk selama-lamanya.

Engkaulah yang telah menjadikan Adam, dan baginya telah Kaubuat Hawa istrinya sebagai pembantu dan penopang. Dari mereka berdua lahirlah umat manusia seluruhnya. Engkau pun bersabda, 'Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja, mari Kita menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia'. Ya Tuhan, bukan karena nafsu birahi kuambil saudariku ini melainkan dengan hati benar. Sudilah kiranya mengasihani kami berdua, dan membuat kami menjadi tua bersama."

Serentak berkatalah mereka, "Amin! Amin!" Kemudian mereka tidur semalam-malaman.

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan

Berbahagialah semua orang yang takwa kepada Tuhan.

Ayat. (Mzm 128:1-2.3.4-5)

1. Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!

2. Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun di sekeliling mejamu!

3. Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan orang laki-laki yang takwa hidupnya. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion: boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.

Bait Pengantar Injil

Alleluya

Ayat. (Mzm 119:34)

Berilah aku pengertian, maka aku akan mentaati hukum-Mu, aku akan menepatinya dengan segenap hati, ya Tuhan.

Inilah Injil Suci menurut Markus (12:28b-34)

"Inilah perintah pertama. Dan yang kedua sama dengan yang pertama."

Pada suatu hari datanglah seorang ahli Taurat kepada Yesus, dan bertanya, "Perintah manakah yang paling utama?"

Yesus menjawab, "Perintah yang utama ialah: 'Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita itu Tuhan yang Esa! Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, dengan segenap akal budi, dan dengan segenap kekuatanmu.

Dan perintah yang kedua, ialah: Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri'. Tidak ada perintah lain yang lebih utama daripada kedua perintah ini.

Berkatalah ahli Taurat itu kepada Yesus, "Guru, tepat sekali apa yang Kaukatakan, bahwa Dia itu esa, dan tak ada Allah lain kecuali Dia. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati, dengan segenap pengertian, dan dengan segenap kekuatan serta mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri, jauh lebih utama daripada semua kurban bakar dan persembahan."

Yesus melihat betapa bijaksananya jawaban orang itu. Maka Ia berkata kepadanya, "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah." Dan tak seorang pun masih berani menanyakan sesuatu kepada Yesus.

Renungan:

"Perintah yang utama ialah: 'Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita itu Tuhan yang Esa! Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, dengan segenap akal budi, dan dengan segenap kekuatanmu.

Dan perintah yang kedua, ialah: Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri'. Tidak ada perintah lain yang lebih utama daripada kedua perintah ini.

Dua perintah utama disampaikan Yesus pada hari ini. Yaitu Mengasihi Allah dengan segenap hati, segenap jiwa, dan segenap akal budi, dandengan segenap kekuatan. Dan perintah kedua adalah Mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri.

Dua perintah yang sudah sangat akrab di telinga, namun masih saja susah untuk dilaksanakan. Saya mendapat inspirasi baru, yaitu mengasihi Tuhan dengan segenap diri. Terkadang saya mengatakan mengasihi Tuhan, tapi tidak dengan otak dan pikiran saya. Saya masih berpikir macam-macam, dengan berdasarkan perhitungan dan logika. Hari ini saya mendapat pencerahan baru, yaitu mengasihiNya dengan sepenuh-penuhnya. Sudah tidak usah kita memakai perhitungan dan logika lagi, tapi sepenuhnya mengasihi, dengan iman dan kepercayaan. Itu saja.

Kalau yang pertama sudah bisa kita lakukan,maka perintah yang kedua, lebih mudah kita terapkan. Mengasihi orang lain seperti mengasihi diri sendiri. Kita ingin bahagia, orang lain juga ingin bahagia. Kita ingin dihargai, orang lain juga ingin dihargai. Kita ingin dicinta dan diperhatikan, orang lain ingin juga dihargai dan diperhatikan.

Bila kita sudah berusaha melakukan perintah yang kedua, namun balasan dari orang lain tidak seperti yang kita harapkan; maka ingatlah perintah pertama, yaitu mengasihi Tuhan dengan segenap diri. MengasihiNya dengan segenap diri, adalah termasuk menjalankan perintahnya dengan total.

Yesus sudah memberikan teladan, yaitu bagaimana Ia mengasihi Bapa dengan jalan menjalankan perintah Bapa sepenuhnya, dan bagaimana Ia mewujudkan kasihNya pada manusia dengan rela mengorbankan nyawaNya. Kasih yang saya lakukan masih jauh sekali dari kasih yang sudah dilakukan Yesus.

Action:

1. Perintah pertama, Mengasihi Tuhan dengan segenap diri, sudahkah aku lakukan? Kalau belum, maka saya harus melakukannya. MengasihiNya dengan total.

2. Perintah kedua, mengasihi sesama manusia seperti mengasihi diri sendiri, sudahkah aku lakukan? Kalau belum, maka saya harus ingat bagaimana orang lain semestinya diperlakukan, seperti saya juga ingin diperlakukan oleh orang lain.

Doa:

Terima kasih ya Yesusku. Engkau memberi perintah yang luhur dan utama ini. Perintah yang mengajak aku melakukan cinta kasih, bukan sekedar membalas kasih. Terkadang cintakasih membutuhkan pengorbanan, itu yang kadang masih berat untuk saya lakukan.

Maka ajarilah aku ya Yesusku, curahkanlah aku dengan cinta kasihMu sendiri. Agar aku bisa melakukan perintahMu dengan tulus dan tanpa pamrih. Segala hormat dan pujian bagiMu, kini selalu dan sepanjang segala abad. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar