Kamis, 08 Agustus 2024

Engkaulah Mesias, Anak Allah yang hidup!”

 

Sumber : https://www.youtube.com//watch?v=ugan17e9jFE


Bacaan dari Kitab Yeremia (31:31-34)

    
"Aku akan mengikat perjanjian baru, dan takkan lagi mengingat dosa mereka."
         
Beginilah sabda Tuhan, “Sungguh, akan datang waktunya Aku akan mengikat perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda, bukan seperti perjanjian yang telah Kuikat dengan nenek moyang mereka, ketika Aku memegang tangan mereka dan membawa mereka keluar dari tanah Mesir. 

Perjanjian-Ku itu sudah mereka ingkari meskipun Akulah tuan yang berkuasa atas mereka,” demikianlah sabda Tuhan. “Tetapi beginilah perjanjian yang Kuikat dengan kaum Israel sesudah waktu itu,” demikianlah sabda Tuhan. “Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka, dan menuliskannya dalam hati mereka. 

Maka Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka menjadi umat-Ku. Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan, “Kenallah Tuhan!” Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku,” demikianlah sabda Tuhan. “Sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka, dan takkan lagi mengingat dosa mereka.”

 
Mazmur Tanggapan 
Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah
Ayat. (Mzm 51:12-15.18-19: R:12a)
1. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
2. Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu, dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang durhaka, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.
3. Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; dan kalaupun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahanku kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
 
Bait Pengantar Injil 
Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 16:18)
Engkau adalah Petrus, di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya.    
  
Inilah Injil Suci menurut Matius (16:13-23)
     
"Engkau adalah Petrus. dan di atas batu karang ini akan Kudirikan Gereja-Ku."
          
Sekali peristiwa Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi. Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Jawab mereka, “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis; ada juga yang mengatakan: Elia, dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.” 

Lalu Yesus bertanya kepada mereka, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus, “Engkaulah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Kata Yesus kepadanya, “Berbahagialah engkau, Simon anak Yunus, sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku di surga. 

Dan Aku pun berkata kepadamu, ‘Engkaulah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan Gereja-Ku, dan alam maut takkan menguasainya. Kepadamu akan kuberikan kunci Kerajaan Surga. Apa saja yang kauikat di dunia ini akan terikat di surga, dan apa saja yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga.” 

Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya memberitahukan kepada siapa pun, bahwa Dialah Mesias. Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem, dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. 

Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegur Dia, katanya, “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.” Tetapi Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus, “Enyahlah Iblis! Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab Engkau memikirkan bukan yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

Renungan:

Salah satu murid Yesus, yaitu Petrus adalah pribadi yang unik. Secara umum ia termasuk murid yang paling dekat dengan Yesus, bersama dengan Yohanes dan Yakobus. Mereka bertiga sering diajak Yesus untuk menemani pada saat-saat penting.

Terkadang Petrus mampu menjawab pertanyaan Yesus dengan sangat tepat, seperti saat Yesus menanyakan hal ini.

Lalu Yesus bertanya kepada mereka, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus, “Engkaulah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Kata Yesus kepadanya, “Berbahagialah engkau, Simon anak Yunus, sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku di surga. 

Dalam kisah di atas, Petrus menjawab dengan tepat, bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup. Yesus pun mengapresiasi dia dengan mengatakan,"Berbahagialah, karena yang menyatakan itu adalah Bapa di surga".

Namun tidak berselang lama, jawaban Petrus  tidak tepat. Dampaknya, Yesus memarahi dia.

Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem, dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegur Dia, katanya, “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.” 

Apakah yang dikatakan Petrus tepat? Sangat tidak tepat ternyata. 

Tetapi Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus, “Enyahlah Iblis! Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab Engkau memikirkan bukan yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.”

Kali ini Yesus menyatakan bahwa yang dikatakan Petrus adalah berasal dari iblis, maka Yesus mengatakan,"Enyahlah kau iblis".

Jadi pada suatu saat, perkataan Petrus tepat sekali bagaikan perkataan Bapa di surga, namun saat lain bisa berubah total, bahkan perkataannya berasal dari iblis.

Jadi betapa tipisnya suatu hal benar atau salah dalam diri manusia. Suatu saat kita dipuji, namun tak selang lama kita dicela. Suatu saat kita berkata benar, namun saat lain bisa salah besar. Itulah kita tempat salah dan dosa.

Apakah Allah kemudian membatalkan rencanaNya terhadap diri Petrus? Tidak ternyata! Walaupun Petrus sering salah-salah kata, namun Tuhan Yesus tetap menunjukk dia sebagai penerus Yesus dalam menggembalakan domba-dombaNya.

Kita pun demikian. Kita kadang berbuat atau bertindak tepat, namun kadang juga kita berbuat khilaf dan salah. Semoga Tuhan berkenan mengampuni kita, dan tidak memberi hukuman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar