Sumber:https://infokatolik.id/
Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (18:21-28)
"Adakah Aku berkenan kepada kematian orang fasik? Bukankah kepada pertobatannya Aku berkenan supaya ia hidup?"
Beginilah Tuhan Allah berfirman, "Jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya, dan berpegang pada segala ketetapan-Ku serta melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup, ia tidak akan mati. Segala durhaka yang dibuatnya tidak akan diingat-ingat lagi, ia akan hidup karena kebenaran yang dilakukannya.
Adakah Aku berkenan kepada kematian orang fasik? firman Tuhan Allah. Bukankah kepada pertobatannya Aku berkenan, supaya ia hidup? Jikalau orang benar berbalik dari kebenarannya dan melakukan kecurangan seperti segala kekejian yang dilakukan orang fasik, apa ia akan hidup? Segala kebenaran yang dilakukan tidak akan diingat-ingat lagi. Ia harus mati karena ia berubah setia, dan karena dosa yang dilakukannya.
Tetapi kamu berkata: Tindakan Tuhan tidak tepat! Dengarlah dulu, hai kaum Israel! Apakah tindakan-Ku yang tidak tepat, ataukah tindakanmu yang tidak tepat. Kalau orang benar berbalik dari kebenarannya dan melakukan kecurangan sehingga ia mati, ia harus mati karena kecurangan yang dilakukannya.
Sebaliknya, kalau orang fasik bertobat dari kefasikan yang dilakukannya, dan ia melakukan keadilan dan kebenaran, ia akan menyelamatkan nyawanya. Ia insyaf dan bertobat dari segala durhaka yang dibuatnya, maka ia pasti hidup, ia tidak akan mati.
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur Tanggapan
Pada Tuhan ada kasih setia dan penebusan berlimpah
Ayat. (Mzm 130:1-2.3-4ab.4c-6.7-8; R:lh.7)
1. Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan! Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian, kepada suara permohonanku.
2. Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan, siapakah yang dapat tahan? Tetapi pada-Mu ada pengampunan, maka orang-orang bertakwa kepada-Mu.
3. Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya. Jiwaku mengharapkan Tuhan, lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi.
4. Sebab pada Tuhan ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan. Dialah yang akan membebaskan Israel dari segala kesalahannya.
Bait Pengantar Injil
Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yeh 18:31)
Buanglah daripada-Mu segala durhaka yang kamu buat terhadap Aku, sabda Tuhan, dan perbaharuilah hati serta rohmu.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:20-26)
"Pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu."
Dalam khotbah di bukit berkatalah Yesus kepada murid-murid-Nya, "Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga.
Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.
Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.
Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.
Demikianlah Injil Tuhan.
Renungan:
"Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga.”
Rasanya, perkataan Yesus ini cukup keras. Sangat keras malah. Sejauh yang saya ketahui dari bacaan-bacaan Kitab Suci, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi adalah kaum yang sangat taat dengan peraturan yang dibuat. Namun hati dan perbuatan mereka jauh dari nilai-nilai yang terkandung dalam peraturan tersebut. Karenanya Yesus menyebut mereka kaum munafik, bahkan sering disebut bangsa yang tegar tengkuk.
Jadi sepenangkapan saya, bila sikap dan hati kita sama dengan kemunafikan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, kita pun tidak akan masuk dalam Kerajaan Surga.
Lebih lanjut Yesus berkata,”Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.”
Terbersit dalam pikiran saya, bagaimana bila seseorang berada dalam kondisi benar-benar terluka hatinya dan belum bisa memaafkan seseorang yang sudah melukai hatinya, apakah sia-sia juga ibadahnya? Bukankah Tuhan mengatakan “tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.” Rasanya memang berat mengikuti Yesus itu.
Bagaimana kalau kita belum bisa berdamai dengan orang lain, apakah lebih baik bagi kita untuk tidak usah pergi beribadah saja? Saya tidak tahu. Hanya Tuhan yang bisa menilai dan mengetahui isi hati seseorang.
Namun dalam pemikiran saya, mungkin Tuhan masih punya respect, bila orang tersebut terus mengupayakan agar hatinya mau memaafkan, dan terus memohon dalam doa dan ibadahnya agar Tuhan berkenan membantunya bisa berdamai dengan orang yang telah melukai hatinya.
Dan apa imbalan dari Tuhan Allah bila seorang bisa bertobat? Lihatlah, Tuhan memberi kesempatan yang indah pada orang tersebut, seperti termaktub dalam bacaan pertama.
Kalau orang benar berbalik dari kebenarannya dan melakukan kecurangan sehingga ia mati, ia harus mati karena kecurangan yang dilakukannya.
Sebaliknya, kalau orang fasik bertobat dari kefasikan yang dilakukannya, dan ia melakukan keadilan dan kebenaran, ia akan menyelamatkan nyawanya. Ia insyaf dan bertobat dari segala durhaka yang dibuatnya, maka ia pasti hidup, ia tidak akan mati.
Tuhan Allah sangat berkenan terhadap orang fasik yang bertobat!
Action:
1. Melakukan introspeksi diri, sikap dan perbuatan apa saja dariku yang tidak berkenan bagi Allah.
2. Apakah aku bersedia mengampuni dan berdamai baik terhadap orang lain maupun terhadap keadaan yang harus saya lalui?
3. Memohon kepada Allah, agar berkenan menuntun diri dalam pembersihan hati.
Doa:
Tuhan, maafkan aku, bila aku masih berat dalam mengampuni. Maafkan aku, karena rasa egoku membuat aku tidak rela bila tersakiti dan timbul kebencian dalam diriku.
Aku tahu Engkau tidak menyukainya. Maka Tuhan, bantulah aku membersihkan hatiku. Bantulah aku agar mempunyai hati yang rela dan ikhlas dalam mengampuni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar