Sumber: https://sangsabda.wordpress.com/
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (12:18-19.21-24)
"Kalian telah datang ke bukit Sion dan kota Allah yang hidup."
Saudara-saudara, kalian tidak datang ke gunung yang dapat disentuh, dan tidak menghadapi api yang menyala-nyala. Kalian tidak mengalami kekelaman, kegelapan atau angin badai; kalian tidak mendengar bunyi sangkakala dan suara dahsyat yang membuat mereka yang mendengarnya memohon, supaya suara itu jangan lagi berbicara kepada mereka. Sungguh, mereka tidak tahan mendengar sabda itu, sehingga Musa berkata, "Aku sangat ketakutan dan sangat gemetar."
Sebaliknya kamu sudah datang ke bukit Sion, dan ke kota Allah yang hidup, Yerusalem surgawi. Kalian telah datang kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan meriah, dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di surga; kalian telah sampai di hadapan Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna.
Dan kalian telah datang kepada Yesus, Pengantara Perjanjian Baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat daripada darah Habel.
Demikianlah sabda Tuhan
Mazmur Tanggapan
Dalam bait-Mu, ya Allah, kami mengenangkan kasih-Mu.
Ayat. (Mzm 48:2-3ab.3cd-4.9.10-11)
1. Agunglah Tuhan dan sangat terpuji di kota Allah kita! Gunung-Nya yang kudus, yang menjulang permai, adalah kegirangan bagi seluruh bumi.
2. Gunung Sion, pusat kawasan utara, itulah kota Raja Agung. Dalam puri-purinya Allah memperkenalkan diri sebagai benteng.
3. Apa yang kita dengar, sungguh kita lihat, di kota Tuhan semesta alam, di kota Allah kita; Allah menegakkannya untuk selama-lamanya.
4. Dalam bait-Mu, ya Allah, kami renungkan kasih setia-Mu. Nama-Mu, ya Allah, sampai ke ujung bumi; demikian pulalah kemasyhuran-Mu; tangan kanan-Mu penuh dengan keadilan.
Bait Pengantar Injil
Alleluya
Ayat. (Mrk 1:15)
Kerajaan Allah sudah dekat. Percayalah kepada Injil.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:7-13)
"Yesus mengutus murid-murid-Nya."
Sekali peristiwa, Yesus memanggil kedua belas murid dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat, dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, kecuali tongkat; roti pun tidak boleh dibawa, demikian pula bekal dan uang dalam ikat pinggang; mereka boleh memakai alas kaki tetapi tidak boleh memakai dua baju.
Kata Yesus selanjutnya kepada murid-murid itu, "Kalau di suatu tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu. Kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu, dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang ada di kakimu sebagai peringatan bagi mereka."
Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat. Mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak, dan menyembuhkan mereka.
Demikianlah Injil Tuhan
Renungan:
Sebaliknya kamu sudah datang ke bukit Sion, dan ke kota Allah yang hidup, Yerusalem surgawi. Dan kalian telah datang kepada Yesus, Pengantara Perjanjian Baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat daripada darah Habel.
Yang saya tangkap dari Surat Rasul Paulus ini adalah, bahwa kita sudah menjalani hidup yang benar saat kita beriman dan percaya sepenuhnya kepada Yesus. Kita sedang berjalan menuju ke kota Allah yang hidup, karena ditolong dan melalui perantara Yesus Kristus.
Dan Yesus menolong dengan mengorbankan nyawaNya, darahNya sendiri Ia percikkan untuk kita. Duh, bayangkanlah saat Yesus menderita, didera, dicambuk, dan darah segar mengalir dari luka-lukaNya. Itu dilakukanNya untuk kita!
Sekali peristiwa, Yesus memanggil kedua belas murid dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat, dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, kecuali tongkat; roti pun tidak boleh dibawa, demikian pula bekal dan uang dalam ikat pinggang; mereka boleh memakai alas kaki tetapi tidak boleh memakai dua baju.
Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat. Mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak, dan menyembuhkan mereka.
Duabelas murid pertama dipangil oleh Yesus untuk memberitakan pertobatan. Namun mereka tidak boleh membawa bekal apa pun, kecuali tongkat. Mereka ditanting, apakah mereka benar-benar percaya sepenuhnya kepada Yesus, sehingga mereka dengan yakin tetap melakukan tugas tersebut.
Ternyata para murid melakukannya tanpa ragu dan kuatir. Mereka sepenuhnya percaya kepada Yesus. Bagaimana dengan aku, percayakah aku dengan sepenuh hati dan tanpa keraguan kepadaNya?
Action:
1. Dalam masa pandemi ini, dan dalam seluruh perjalanan hidupku, antara logika manusiaku dan kepercayaan pada Tuhan masih sering beradu. Itu membuat aku menjadi ragu-ragu dalam melangkah. Jadinya kekuatiran dan kecemasan menguasaiku. Semestinya aku banyak berbicara, bertanya, memohon, dan berdoa kepadaNya, apa yang ia mau dalam hidupku. Agar Ia sendiri yang membuka jalan dan menuntun langkahku. Dan dengan akal budi yang Ia berikan, aku berusaha menjalaninya dengan sepenuh hati. Ya, akal budiku sekarang akan kugunakan untuk menjalankan kehendakNya, bukan kehendakku sendiri.
Doa:
Yesusku, maafkan aku, karena aku kurang menghayati segala pengorbanan yang telah Engkau lakukan untukku. Jadinya aku masih sering dihimpit kekuatiran dan kecemasan karena kurang percaya kepadaMu. Maafkan aku ya, Yesusku.
Semoga Engkau berkenan membuka jalan untukku, dimana jalan itu sepenuhnya adalah kehendakMu, dan tuntunlah aku untuk menjalaniNya tanpa keraguan, karena percaya kepadaMu.
Segala hormat dan pujian bagiMu, Yesusku, kini, selalu dan sepanjang segala abad. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar