Sumber: https://catatanseorangofs.wordpress.com/
Bacaan dari Kitab Yesaya (58:1-9a)
"Berpuasa yang Kukehendaki ialah engkau harus membuka belenggu-belenggu kelaliman."
Beginilah firman Tuhan Allah, “Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka, dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka!
Memang setiap hari mereka mencari Aku dan suka untuk mengenal segala jalan-Ku. Seperti bangsa yang berlaku benar dan tidak meninggalkan hukum Allahnya mereka menanyai Aku tentang hukum-hukum yang benar. Mereka suka mendekat menghadap Allah, dan bertanya, “Kami berpuasa, mengapa Engkau tidak memperhatikannya juga?” Kami merendahkan diri, mengapa Engkau tidak mengindahkan juga?”
Camkanlah! Pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu. Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi, serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan cara berpuasa seperti ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi. Inikah puasa yang Kukehendaki: Mengadakan hari merendahkan diri? Menundukkan kepala seperti gelagah? Dan membentangkan kain sarung serta abu sebagai lapik tidur? Itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada Tuhan? Bukan!
Berpuasa yang Kukehendaki ialah: Engkau harus membuka belenggu-belenggu kelaliman dan melepaskan tali-tali kuk; membagi-bagikan rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah; dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian, dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!
Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar, dan lukamu akan pulih dengan segera. Kebenaran menjadi barisan depanmu, dan kemuliaan Tuhan barisan belakangmu. Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan Tuhan akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia berkata: Ini Aku!”
Demikianlah sabda Tuhan
Mazmur Tanggapan
Hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
Ayat. (Mzm 51:3-4.5-6a.18-19)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku.
2. Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
3. Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; kalaupun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahanku kepada-Mu ialah jiwa yang hancur. Hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
Bait Pengantar Injil
Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Am 5:14)
Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup, dan Allah akan menyertai kamu.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:14-15)
"Mempelai itu akan diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa."
Sekali peristiwa datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus, dan berkata, “Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?”
Jawab Yesus kepada mereka, “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.”
Demikianlah Injil Tuhan.
Renungan:
Allah adalah Allah yang pencemburu, setuju? Saya sependapat. Dari bacaan-bacaan yang ada dalam Kitab Suci, Allah mengatakan agar Ia yang diutamakan. “Kasihilah Tuhan, Allahmu , dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.” (Mat.22:37). Kalau bahasa anak kecil, Allah ingin dinomorsatukan, melebihi yang lain.
Mengapa Allah ingin dinomorsatukan, mungkin anak kecil itu akan bertanya lagi. Apa jawab kita? Ya, karena Allah adalah Sang Pencipta, penguasa alam semesta, segala sesuatu terjadi pada bumi ini maupun atas diri kita tidak lepas dari segala penyelenggaraanNya. Maka sangat layak dan memang sudah sepantasnya lah Allah Bapa menjadi yang terutama.
Itulah sebabnya, Allah kecewa terhadap cara puasa umat Israel. Memang setiap hari mereka mencari Aku dan suka untuk mengenal segala jalan-Ku. Seperti bangsa yang berlaku benar dan tidak meninggalkan hukum Allahnya mereka menanyai Aku tentang hukum-hukum yang benar. Mereka suka mendekat menghadap Allah, dan bertanya, “Kami berpuasa, mengapa Engkau tidak memperhatikannya juga?” Kami merendahkan diri, mengapa Engkau tidak mengindahkan juga?”
Mengapa Allah kecewa kepada mereka, padahal mereka sudah berpuasa dan menjalankan hukum Tuhan?
Lihatlah, mengapa Allah kecewa dengan mereka dalam hal cara mereka berpuasa;
Ø Camkanlah! Pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu.
Ø Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi, serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan cara berpuasa seperti ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi!
Lalu, apa yang dikehendaki Allah sebenarnya dalam puasa?
² Berpuasa yang Kukehendaki ialah: Engkau harus membuka belenggu-belenggu kelaliman dan melepaskan tali-tali kuk;
² membagi-bagikan rotimu bagi orang yang lapar
² dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah;
² dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian,
² dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!
Lantas, apa upahnya kalau kita sudah melaksanakan puasa dengan cara yang benar, tanya anak kecil itu lagi. Luar biasa, inilah yang dijanjikan Allah bagi kita bila kita berpuasa dengan cara yang berkenan di hadapan Allah:
Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar,
dan lukamu akan pulih dengan segera.
Kebenaran menjadi barisan depanmu,
dan kemuliaan Tuhan barisan belakangmu.
Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan Tuhan akan menjawab,
engkau akan berteriak minta tolong dan Ia berkata: Ini Aku!”
Action:
1. Pada masa prapaskah ini, harus bisa melaksanakan tiga hal : berpuasa, berdoa, dan beramal.
2. Memurnikan diri dalam berpantang dan berpuasa. Tidak sambil untuk diet, tidak dalam rangka berhemat agar bisa membeli barang lain, dan lain sebagainya. Tapi karena memang sungguh ingin berpuasa dalam rangkaian untuk bertobat dan membersihkan diri.
3. Semoga Retret Agung, tidak hanya menjadi kata-kata saja, tapi bisa saya laksanakan.
Doa:
Allahku, selayaknya memang Engkau yang menjadi utama dalam hidupku. Semoga aku bisa memurnikan diri dalam berpuasa dan berpantang ini semata demi keluhuran namaMu.
Karna puasa, berdoa, dan beramal adalah hal kecil yang harus aku lakukan dibanding segala yang sudah dan akan Engkau beri kepadaku, bila aku melakukannya dengan tulus dan murni.
Segala hormat dan pujian bagiMu, Bapaku, kini selalu dan sepanjang segala abad. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar