Sabtu, 23 Juli 2022

‘Maukah Tuan, supaya kami pergi mencabuti lalang itu?’

Sumber:https://bit.ly/3v9M2Bd

Bacaan dari Kitab Yeremia (7:1-11)

"Sudahkah menjadi sarang penyamun rumah yang atasnya nama-Ku diserukan?

Tuhan bersabda kepada Yeremia, “Berdirilah di pintu gerbang rumah Tuhan. Serukanlah di sana sabda ini dan katakanlah, ‘Dengarkanlah sabda Tuhan, hai sekalian orang Yehuda yang masuk melalui semua pintu gerbang ini untuk sujud menyembah kepada Tuhan!

Beginilah sabda Tuhan semesta alam, Allah Israel: Perbaikilah tingkah langkah dan perbuatanmu, maka Aku mau diam bersama kalian di tempat ini. Jangan percaya kepada perkataan dusta, ‘Ini bait Tuhan, bait Tuhan, bait Tuhan!’

Hanya apabila kalian sungguh-sungguh memperbaiki tingkah langkah dan perbuatanmu, apabila kalian sungguh-sungguh melaksanakan keadilan di antara kalian sendiri, tidak menindas orang asing, yatim dan janda, tidak menumpahkan darah orang tak bersalah di tempat ini dan tidak mengikuti allah lain yang menjadi kemalanganmu sendiri, maka Aku mau diam bersama kalian di tempat ini, di tanah yang telah Kuberikan kepada nenek moyangmu, sejak dahulu kala sampai selama-lamanya.

Tetapi ternyata kalian percaya kepada perkataan dusta yang tidak memberi faedah. Masakan kalian mencuri, membunuh, berzinah dan bersumpah palsu, membakar kurban kepada Baal dan mengikuti allah lain yang tidak kalian kenal, lalu kalian datang berdiri di hadapan-Ku di rumah yang atasnya nama-Ku diserukan, sambil berkata, ‘Kita selamat’, agar dapat melanjutkan segala perbuatan yang keji itu!

Sudahkan menjadi sarang penyamun rumah yang atasnya nama-Ku diserukan ini? Aku, Aku melihat sendiri semuanya itu!”

Mazmur Tanggapan

Betapa menyenangkan tempat kediaman-Mu, ya Tuhan semesta alam.

Ayat. (Mzm 84:3.4.5-6a.8a.11)

1. Jiwaku merana karena merindukan pelataran rumah Tuhan; jiwa dan ragaku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup.

2. Bahkan burung pipit mendapat tempat dan burung laying-layang mendapat sebuah sarang, tempat mereka menaruh anak-anaknya, pada mezbah-mezbah-Mu ya Tuhan semesta alam, ya Rajaku dan Allahku!

3. Berbahagialah orang yang diam di rumah-Mu, yang memuji-muji Engkau tanpa henti. Berbahagialah para peziarah yang mendapat kekuatan dari pada-Mu. Langkah mereka makin lama makin tinggi.

4. Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu daripada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku daripada diam di kemah-kemah orang fasik.

Bait Pengantar Injil

Alleluya

Ayat. (Yak 1:21)

Terimalah dengan lemah lembut sabda yang tertanam dalam hatimu, yang mampu menyelamatkan jiwamu. Alelluya.

Inilah Injil Suci menurut Matius (13:24-30)

"Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai tiba."

Pada suatu hari Yesus membentangkan suatu perumpamaan kepada orang banyak, “Hal Kerajaan Surga itu seumpama orang yang menaburkan benih baik di ladangnya. Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya, menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi.

Ketika gandum tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu. Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu dan berkata kepadanya, ‘Tuan, bukankah benih baik yang Tuan taburkan di ladang Tuan? Dari manakah lalang itu?’

Jawab tuan itu, ‘seorang musuh yang melakukannya!’

Lalu berkatalah para hamba itu, ‘Maukah Tuan, supaya kami pergi mencabuti lalang itu?’

Tetapi ia menjawab, ‘Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kalian mencabut lalangnya. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai tiba. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai, ‘Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandumnya ke dalam lumbungku’.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

Renungan:

Membaca bacaan pada hari ini, kita disadarkan bahwa kejahatan itu memang ada. Dalam Kitab Yeremia dikisahkan Allah yang kecewa karena perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh uIsrael di rumah Tuhan.

Kalian percaya kepada perkataan dusta yang tidak memberi faedah. Masakan kalian mencuri, membunuh, berzinah dan bersumpah palsu, membakar kurban kepada Baal dan mengikuti allah lain yang tidak kalian kenal, lalu kalian datang berdiri di hadapan-Ku di rumah yang atasnya nama-Ku diserukan, sambil berkata, ‘Kita selamat’, agar dapat melanjutkan segala perbuatan yang keji itu! Sudahkan menjadi sarang penyamun rumah yang atasnya nama-Ku diserukan ini? Aku, Aku melihat sendiri semuanya itu!”

Allah melihat segala perbuatan jahat yang dilakukan umatNya. Dan kemudian mereka masuk ke dalam Bait Allah dan berkata,”Kita selamat”. Bagaimana rasa hati Tuhan Allah melihat semuanya itu? Allah yang bisa melihat semuanya, yang terang maupun yang tersembunyi yang dilakukan umatNya. Batin Allah terluka dan berkata sudah menjadi sarang penyamunkah rumah atas namaNya.

Dalam Injil, kita dihadapkan pada kenyataan bahwa orang jahat itu memang ada. Orang jahat yang diibaratkan sebagai ilalang diantara tumbuhan gandum.

‘Tuan, bukankah benih baik yang Tuan taburkan di ladang Tuan? Dari manakah lalang itu?’ Jawab tuan itu, ‘seorang musuh yang melakukannya!

Tuan dalam Injil ini penggambaran dari Tuhan Allah yang menaburkan benih kebaikan pada tiap orang. Musuh yang menaburkan ilalang adalah setan. Ia memang akan selalu menjadi musuh Tuhan, dan akan selalu menebar kejahatan diantara kebaikan-kebaikan yang dilakukan Tuhan.

Lalu berkatalah para hamba itu, ‘Maukah Tuan, supaya kami pergi mencabuti lalang itu?’ Tetapi ia menjawab, ‘Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kalian mencabut lalangnya. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai tiba. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai, ‘Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandumnya ke dalam lumbungku’.”

Terkadang kita gemas saat melihat sesuatu yang tidak benar tengah terjadi dan kita melihatnya. Kita ingin main hakim sendiri. Seperti hamba tuan itu yang berkata akan mencabut ilalang itu. Namun ternyata Tuhan Allah melarangnya. Allah membiarkan mereka tumbuh bersama hingga waktu menuai tiba.

Lalu kapan waktu menuai itu? Hanya Tuhan Allah yang tahu. Tuhan tidak ingin kita mencemari diri kita sendiri dengan perbuatan-perbuatan main hakim sendiri. Kata Allah, “Aku, Aku melihat sendiri semuanya itu!”. Allah melihat segala perbuatan yang dikerjakan oleh umatNya. Tidak ada yang tersembunyi di hadapan Allah. Maka akan tiba saatnya penuai datang dan mengumpulkan lalang-lalang itu untuk dibakar. Dan gandum-gandum akan dikumpulkan untuk dimasukkan ke dalam lumbungNya.

Action:

Berusaha memahami maksud dan rencana Tuhan terhadap lalang-lalang

Doa:

Tuhan Allah, Engkau melihat segala perbuatan umatMu. Engkau merasa sedih dan kecewa, saat kejahatan dan mencemarkan namaMu kami lakukan. Namun Engkau masih berdiam diri, karna Engkau selalu menunggu kami bertobat. Namun ada saatnya, Engkau mengumpulkan dan membakar lalang-lalang kejahatan, dan memisahkan gandum yang baik untuk Engkau kumpulkan di dalam lumbungMu.

Tuhan, ajari aku berdiam diri menanti saatMu, dan jauhkan aku dari segala kejahatan yang menyakiti hatiMu.

Segala hormat dan pujian bagiMu kini selalu dan sepanjang segala abad. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar