Rabu, 08 Februari 2023

“Benar, Tuhan! Tetapi anjing di bawah meja pun makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak.”

 

Sumber: https://bit.ly/3HIODY8

Bacaan dari Kitab Kejadian (2:18-25)

 "Tuhan membawa Hawa kepada Adam, dan keduanya menjadi satu daging."

Tuhan Allah bersabda, “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja! Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” 

Maka, Tuhan Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana manusia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu. Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia. 

Lalu Tuhan Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, Tuhan Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil Tuhan Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. 

Lalu berkatalah manusia itu, “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki.” 

Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.

Mazmur Tanggapan

Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan

Ayat. (Mzm 128:1-2.3.4-5; R: 1a)

1. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!

2. Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun di sekeliling mejamu!

3. Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan orang laki-laki yang takwa hidupnya. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion; boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.

Bait Pengantar Injil

Alleluya.

Ayat. (Yak 1:21bc)

Terimalah dengan lemah lembut sabda Allah yang tertanam dalam hatimu, sebab sabda itu berkuasa menyelamatkan kamu.

Inilah Injil Suci menurut Markus (7:24-30)

"Anjing-anjing pun makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak."

Pada waktu itu Yesus meninggalkan daerah Galilea dan berangkat ke daerah Tirus. Ia masuk ke sebuah rumah dan tidak mau bahwa ada orang yang mengetahuinya. Tetapi, kedatangan-Nya tidak dapat dirahasiakan. 

Malah di situ ada seorang ibu, yang anak perempuannya kerasukan roh jahat. Begitu mendengar tentang Yesus. Ibu itu datang dan tersungkur di depan kaki-Nya. Ibu itu seorang Yunani berkebangsaan Siro-Fenisia. Ia mohon kepada Yesus supaya mengusir setan dari anaknya. 

Yesus lalu berkata kepadanya, “Biarlah anak-anak kenyang dahulu! Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” 

Tetapi ibu itu menjawab, “Benar, Tuhan! Tetapi anjing di bawah meja pun makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak.” 

Lalu Yesus berkata kepada ibu itu, “Karena kata-katamu itu, pulanglah, sebab setan itu sudah keluar dari anakmu.” Ibu itu pulang ke rumah dan mendapati anaknya terbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar.

Demikianlah Sabda Tuhan.

Renungan:

Apakah yang engkau pikirkan tentang seorang wanita? Makhluk yang lemah, manja, dan selalu butuh perlindungan?

Mari melihat dari Kitab Suci tentang seorang wanita. Pada awal mula menciptakan bumi seisinya termasuk manusia, Allah berkata demikian tentang seorang wanita :

“Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja! Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.”

Allah mengatakan bahwa wanita adalah penolong yang sepadan bagi seorang pria. Sepadan, artinya sama, sederajat, tidak di atasnya atau dibawahnya. 

Lalu berkatalah manusia itu, “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki.” 

Seorang penolong yang diberikan Allah ini berasal dari tulang rusuk manusia pria itu, maka ia menamai penolong itu perempuan. Mereka lalu hidup bersama dan menjadi satu daging. 

Saya berpikir seandainya tulang rusuk itu, yang kemudian mewujud pada seorang perempuan, mereka keduanya benar-benar bertemu, pasti mereka akan segera cocok dan saling melengkapi. Tapi bagaimana halnya bila tulang rusuk itu saling tertukar? Tulang rusuk si A malah menjadi isteri dari si B, dan seterusnya. Apakah di situ juga akan tetap terjadi kecocokan dan saling melengkapi? Entahlah.

Hanya saya yakin dan percaya, bahwa soal jodoh memang kita harus meminta campur tangan Tuhan. Karena hanya Tuhan Allah yang tahu, tulang rusuk si John menjelma dalam diri Anna, atau Isabel, atau Tutik. Semoga Allah mempertemukan orang demi orang pada jodohnya, pada tulang rusuknya. Lalu bila sudah menjadi satu, percaya selalu bahwa itulah separuh diri kita yang ada pada dia.

Itu tentang wanita sebagai penolong yang sepadan. Lalu tentang wanita sendiri bagaimana?

Wanita akan melepaskan segala ego, kesombongan, dan harga dirinya, demi keluarga dan anak-anaknya. Dikatakan sebagai anjing pun ia rela, demi anaknya sembuh.

Ada seorang wanita Yunani berkebangsaan Siro-Fenisia yang memohon kepada Yesus supaya mengusir setan dari anaknya. Ia bukan bangsa Yahudi, maka dianggap sebagai bangsa bukan terpilih Allah. 

Ketika ia meminta tolong Yesus menyembuhkan anaknya, Yesus berkata kepadanya, “Biarlah anak-anak kenyang dahulu! Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” Artinya Yesus mengutamakan menolong bangsa Yahudi dan bukan bangsa di luar Yahudi.

Tetapi ibu itu menjawab, “Benar, Tuhan! Tetapi anjing di bawah meja pun makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak.” 

Yesus mengibaratkan ia sebagai anjing, namun ia ikhlas diumpamakan sebagai anjing. Dan ia berkata bahwa ajing pun makan makanan yang sama dengan makanan anak-anak itu, walau hanya dari remah-remahnya. 

Lalu Yesus berkata kepada ibu itu, “Karena kata-katamu itu, pulanglah, sebab setan itu sudah keluar dari anakmu.” Ibu itu pulang ke rumah dan mendapati anaknya terbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar.

Yesus mengagumi ketegaran hati wanita itu. Ketegaran saat dihinakan, namun berbarengan dengan kepercayaan bahwa Yesus Sang Maha Kuasa mampu menolongnya. Akhirnya Yesus mengabulkan permintaan wanita tersebut.

Apakah Anda seorang wanita punya sikap demikian juga? Dan Anda seorang laki-laki, relakah Anda diperlakukan demikian juga demi anak dan keluarga yang sangat membutuhkan pertolongan kalian?

Action:

Percaya pada Yesus yang penuh belas kasih.

Doa:

Tuhan Allah kami, bila Engkau berkenan, maka Engkau akan menolong hambaMu ini. Engkau akan memberi jalan keluar terindah dari setiap persoalan yang kami hadapi. Semoga Engkau perkenankan hambaMu ini menerima remah-remah berkatMu.

Engkau Allah Pemurah, Engkau Allah penuh belas kasih, Engkau tidak akan tega membiarkan hambaMu terlunta-lunta.

Segala hormat dan pujian bagiMu, kini selalu dan sepanjang segala abad. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar