Kamis, 09 Februari 2023

sambil menengadah ke langit Yesus berkata kepadanya, “Effata”, artinya: Terbukalah!

Sumber: https://bit.ly/3xgLDNH

Bacaan dari Kitab Kejadian (3:1-8)  

"Kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."

Ular adalah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan Tuhan Allah. Ular itu berkata kepada wanita, “Tentulah Allah bersabda, ‘Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya’, bukan?” 

Wanita itu menjawab, “Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan. Tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah taman, Allah bersabda: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.” 

Tetapi ular itu berkata kepada wanita itu, “Sekali-kali kamu tidak akan mati! Tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya, matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.” 

Perempuan itu melihat bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati, karena memberi pengertian. Maka ia mengambil buah itu, lalu dimakan, dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia; dan suaminya pun memakannya. 

Maka terbukalah mata mereka berdua, dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara, dan membuat cawat. Ketika mereka mendengar bunyi langkah Tuhan Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap Tuhan Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.

Mazmur Tanggapan

Berbahagialah orang, yang pelanggarannya diampuni.

Ayat. (Mzm 32:1-2.5.6.7; R: 1a)

1. Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni dan dosa-dosanya ditutupi! Berbahagialah orang yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan tidak berjiwa penipu!

2. Akhirnya dosa-dosaku kuungkapkan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata, “Aku akan menghadap Tuhan, dan mengakui segala pelanggaranku.” Maka Engkau sudah mengampuni kesalahanku.

3. Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi ditimpa kesesakan; kendati banjir besar terjadi ia tidak akan terlanda.

4. Engkaulah persembunyian bagiku, ya Tuhan! Engkau menjagaku terhadap kesesakan Engkau melindungi aku, sehingga aku luput dan bersorak.

Bait Pengantar Injil

Alleluya

Ayat. (Kis 16:14b)

Ya Allah, bukalah hati kami, agar kami memperhatikan sabda Putra-Mu.

Inilah Injil Suci menurut Markus (7:31-37)

"Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berbicara."

Pada waktu itu Yesus meninggalkan daerah Tirus, dan lewat Sidon pergi ke Danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis. Di situ orang membawa kepada-Nya seorang tuli dan gagap dan memohon supaya Yesus meletakkan tangan-Nya atas orang itu. 

Maka Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian. Kemudian Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu meludah dan meraba lidah orang itu. Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya, “Effata”, artinya: Terbukalah! 

Maka terbukalah telinga orang itu, dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik. 

Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan menceritakannya kepada siapa pun juga. Tetapi makin dilarang-Nya mereka, makin luas mereka memberitakannya. 

Mereka takjub dan tercengang, dan berkata, “Ia menjadikan segala-galanya baik! Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berbicara.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

Renungan:

Inilah permulaan terjadinya dosa asal. Dosa yang kemudian diturunkan kepada kita semua. Namun apakah dosa ini, berawal dari suatu niat yang jahat? Ternyata tidak sama sekali. Dosa ini berawal dari sebuah percakapan yang sangat smooth, yang tidak ada nada kasarnya sama sekali. Mari kita lihat percakapan antara setan dalam bentuk ular dan si perempuan.

Ular itu berkata kepada wanita, “Tentulah Allah bersabda, ‘Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya’, bukan?” (Ular bertanya sewajarnya, seakan tiada niat jahat yang tersembunyi)

Wanita itu menjawab, “Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan. Tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah taman, Allah bersabda: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.” (si perempuan pun menjawab sesuai dengan yang ia tahu)

Tetapi ular itu berkata kepada wanita itu, “Sekali-kali kamu tidak akan mati! Tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya, matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.” (Ular memberi masukan yang masuk akal, dan kemudian dipikirkan  oleh si perempuan)

Percakapan menyenangkan ini meresap ke dalam pikiran si perempuan. Ia melihat bahwa pendapat setan ini baik. Bila ia mengerti akan yang baik dan yang jahat, maka ia pun pasti akan menjadi lebih baik. Perempuan melupakan satu hal, yaitu larangan Allah tentang pohon yang di tengah itu.

Ia melihat bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati, karena memberi pengertian. Maka ia mengambil buah itu, lalu dimakan, dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia; dan suaminya pun memakannya. 

Dan dosa asal itu pun terjadilah! Dosa yang hanya sesaat dilakukan, efeknya sangat panjang bahkan bersifat kekal karena diturunkan pada setiap manusia di bumi. Setiap bayi yang baru lahir sudah membawa dosa asal ini.

Menjadi pelajaran berharga bagi kita, bahwa dosa itu kadang berawal dari sebuah bujukan yang halus, dan sama sekali tidak ada unsur pemaksaan. Setan membiarkan kita meresapi kata-katanya, menghunjamkannya dengan lembut ke dalam hati kita. Namun ia tidak membiarkan pikiran dan hati lari dari bujukan itu. Setan dengan lembut akan terus menggoda dan membisikkan, hingga pertarungan antara suara Tuhan dan suara setan terjadi dalam diri kita. Tinggal pikiran dan sikap kita yang akan membawa kita kepada dosa atau pada keselamatan. Dosa berasal dari si setan, keselamatan berasal dari Tuhan.

Lalu bagaimana kita bisa terbebas dari bujukan setan, dan bagaimana  Allah berhasil membawa kita pada keselamatan? Ini membutuhkan upaya keras dari kita.

Seperti seorang bisu dan tuli dalam bacaan Injil hari ini. Orang-orang membawa dia kepada Tuhan Yesus untuk disembuhkan. Dalam peristiwa ini, Tuhan Yesus memerlukan beberapa langkah penyembuhan. Berbeda dengan penyembuhan-penyembuhan yang lain, di mana Ia berfirman saja, maka yang sakit langsung menjadi sembuh. Atau bahkan orang memegang jumbai jubahnya saja, maka tiba-tiba orang itu menjadi sembuh.

Kali ini, Yesus melakukan beberapa tahap penyembuhan.

Pertama,  Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian. 

Kedua, Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, 

Ketiga, lalu Ia meludah dan meraba lidah orang itu. 

Keempat, Yesus menengadah ke langit, menarik nafas dan berkata kepadanya, “Effata”, artinya: Terbukalah! 

Maka terbukalah telinga orang itu, dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik. 

Saya mengibaratkan penyembuhan ini sebagai pembebasan orang dari kuasa setan. Setidaknya Yesus memerlukan empat langkah untuk menyelamatkan kita.

Pertama, Yesus sekuat tenaga memisahkan kita dari pengaruh negatif ini. 

Kedua dan ketiga Yesus berusaha menjauhkan kita dari kuasa setan ini. 

Keempat, Yesus menengadah ke langit dan memohon Bapa untuk melepaskan kita dari kuasa jahat ini.

Setelah itu Yesus berkata kepada kita  .'Effata yang artinya:'terbukalah'

Terbukalah segala belenggu setan yang mencengkeram kita. Yang membuat kita ingin lepas tapi tidak berdaya. Yesus berusaha keras melepaskan kita dari cengkeraman itu, dan itu tidak akan berhasil bila tidak diimbangi oleh kemauan dan upaya keras dari kita juga.

Mungkin ada pencandu alkohol, narkoba, judi, seks, penyebar gosip fitnah berita bohong, suka sekali menjelek-jelekkan orang lain, iri hati, dengki, dan lain sebagainya.

Mari bersama-sama Tuhan Yesus kita berupaya keras lepas dari cengkeraman setan atas semua hal di atas.

Action:

Berusaha mengimbangi usaha Tuhan Yesus yang ingin melepaskan kita dari belenggu dosa.

Doa:

Tuhan Yesus, sungguh aku mohon jauhkan kami deri cengkeraman setan. Hindarkan kami dari belenggu setan. Kami, anak-anak kami, keluarga kami, saudara-sudara dan sahabat-sahabat kami, sungguh kami mohon Tuhan Yesus, jauhkan kami dari setan jahat ini.

Ampunilah kami, selamatkanlah kami Tuhan Yesus, lindungilah kami dari yang jahat. Berilah kami kesempatan menjalani kehidupan yang lebih baik. Sebab Engkau yang berkuasa, kini, selalu dan sepanjang segala abad. Amin.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar