Jumat, 30 Agustus 2019

LIMA GADIS BODOH DAN LIMA GADIS BIJAKSANA


Jumat, 30 Agustus 2019

Bacaan Pertama 1Tes 4:1-8

Saudara-saudara, demi Tuhan Yesus kami minta dan menasihati kalian:Kalian telah mendengar dari kami, bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah. Hal itu memang sudah kalian turuti! Tetapi baiklah kalian melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi. Kalian tahu juga petunjuk-petunjuk mana yang telah kami berikan kepadamu atas nama Tuhan Yesus. Yang dikehendaki Allah adalah supaya kamu semua kudus. Ia menghendaki agar kalian menjauhi percabulan. Hendaknya kamu masing-masing hidup dengan isterinya sendiri, dalam kekudusan dan kehormatan, bukan dalam keinginan hawa nafsu, seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah. Dalam hal-hal ini jangan ada orang memperlakukan saudaranya dengan tidak baik atau memperdayakannya. Sebab Tuhan akan membalas semuanya itu, sebagaimana dahulu telah kami katakan dan kami tegaskan kepadamu. Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan untuk melakukan apa yang kudus. Karena itu barangsiapa menolak ini, bukanlah menolak manusia, melainkan menolak Allah yang telah memberikan Roh Kudus-Nya juga kepadamu.Demikianlah sabda Tuhan. Mazmur Mzm 97:1-2b.5-6.10-12Bersukacitalah dalam Tuhan, hai orang benar.*Tuhan adalah Raja. Biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita! Keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.*Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan, di hadapan Tuhan semesta alam. Langit memberitakan keadilan-Nya, dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.*Hai orang-orang yang mengasihi Tuhan, bencilah kejahatan! Dia memelihara nyawa orang-orang yang dikasihi-Nya, dan akan melepaskan mereka dari tangan orang-orang fasik.*Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati. Bersukacitalah karena Tuhan, hai orang-orang benar,dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus. Bait Pengantar InjilLuk 21:36Berjaga-jagalah dan berdoalah selalu, agar kalian layak berdiri di hadapan Anak Manusia. Bacaan Injil Mat 25:1-13Pada suatu hari Yesus mengucapkan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong pengantin. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Yang bodoh membawa pelita, tetapi tidak membawa minyak. Sedangkan yang bijaksana, selain pelita juga membawa minyak dalam buli-bulinya. Tetapi karena pengantin itu lama tidak datang-datang, mengantuklah mereka semua, lalu tertidur. Tengah malam terdengarlah suara orang berseru, 'Pengantin datang! Songsonglah dia!' Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. Yang bodoh berkata kepada yang bijaksana, 'Berilah kami minyakmu sedikit, sebab pelita kami mau padam.' Tetapi yang bijaksana menjawab, 'Tidak, jangan-jangan nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kalian. Lebih baik kalian pergi membelinya pada penjual minyak.' Tetapi sementara mereka pergi membelinya, datanglah pengantin, dan yang sudah siap sedia masuk bersama dia ke dalam ruang perjamuan nikah. Lalu pintu ditutup. Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata, 'Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu!' Tetapi tuan itu menjawab, 'Sungguh, aku berkata kepadamu, aku tidak mengenal kalian.' Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun saatnya."Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan:

Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari ini mempunyai satu ikatan yang sama, yaitu agar kita didapatinya kudus, sehingga bila saatnya tiba kita layak masuk ke dalam kerajaanNya. Santo Paulus menyatakan kepada umat di Tesalonika untuk menjauhi nafsu pencabulan dan keinginan hawa nafsu. Itu semua terjadi pada orang-orang yang tidak mengenal Allah. Bagi anak-anak Allah, hendaklah hidup dalam kekudusan dan kehormatan, karena inilah kehendak Allah.Bila dikaitkan dengan injil hari ini, tentang lima orang gadis yang bodoh dan lima orang gadis bijaksana, kita tidak tahu kapan waktu kita dipanggil menghadapNya. Maka hendaknya kita selalu hidup dalam kekudusan, kehormatan, dan menuruti kehendak Allah sehingga sewaktu-waktu Tuhan memanggil kita, kita didapatiNya siap masuk dalam kerajaanNya.
Pertanyaannya adalah, termasuk yang manakah aku, gadis bodoh atau gadis bijaksana? Menyadarikah aku, aku berada di jalan hidup gadis yang bodoh atau yang bijaksana? Atau malah aku tidak menyadari bahwa aku sedang berjalan bersama lima gadis bodoh atau malah sedang berjalan bersama lima gadis bijaksana?
Bagi saya, ini semua tidak bisa terlihat secara gamblang dan jelas. Ibarat seorang anak kecil yang mencoba menampung air laut ke dalam gelas kecilnya, begitulah sangat terbatasnya alam nalarku dibanding segala kuasaNya. Maka yang perlu aku lakukan adalah sering-sering mawas diri, sambil memohon rahmat dan petunjukNya, untuk selalu diarahkan ke jalan yang menuju kebenaran dan kebijaksanaan.
Halo, para gadis bijaksana,ajaklah aku masuk ke dalam rombonganmu. 


Doa:


Tuhan, terima kasih, aku boleh hidup dalam lingkaran keluarga besarMu. Aku boleh menimba ilmu dari Yesus, PutraMu; aku boleh memohon kekuatan dan terang Roh Kudus atas segala jalan hidup yang kutempuh agar sesuai dengan kehendakMu; aku boleh mendapat kasih dan kelembutan dari Bunda Maria; aku bisa mendapatkan perlindungan yang diam-diam selalu dilakukan oleh Bapa Yosef. Bahkan Engkau tidak pernah membiarkanku berjalan sendirian, karna Engkau sudah mengirimkan malaikat-malaikat penjagaku. Dan diatas semuanya itu, betapa bahagia aku, karena setiap saat aku boleh datang dan mengadu kepadaMu atas segala suka duka hidupku. Engkau Bapaku yang hebat dan Maha Kuasa sekaligus Bapaku yang dekat teramat dekat.
Bapa, perkenankan aku selalu hidup menuju ke jalan kebijaksanaan. Namun aku gadis bodoh, teramat sangat bodoh untuk mampu mengerti dan memilih jalan mana yang harus kutempuh. Maka Bapa, setiap saat bisikkan ke telingaku bila aku salah melangkah, dan tariklah aku kembali kepada jalan-jalanMu. Bapa, terima kasih, karna aku boleh menjadi anakMu. Amin.




Kamis, 29 Agustus 2019

KISAH YOHANES PEMBAPTIS

Bacaan PertamaYer 1:17-19
Sekali peristiwa, Tuhan berkata kepadaku, Yeremia, "Baiklah engkau bersiap! Bangkitlah dan sampaikanlah kepada umat-Ku segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka, supaya jangan Aku menggentarkan engkau di depan mereka! Mengenai Aku, sungguh, pada hari ini Aku membuat engkau menjadi kota yang berkubu, menjadi tiang besi dan menjadi tembok tembaga melawan seluruh negeri ini, menentang raja-raja Yehuda dan pemuka-pemukanya, menentang para imam dan rakyat negeri lain. Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman Tuhan."
Demikianlah sabda Tuhan.

MazmurMzm 71:1-2.3-4a.5-6ab.15ab.17
Penuhilah kami dengan kasih setia-Mu, ya Tuhan, supaya kami bersukacita.
*Pada-Mu, ya Tuhan, aku berlindung, janganlah sekali-kali aku mendapat malu. Lepaskan dan luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepadaku dan selamatkanlah aku!
*Jadilah bagiku gunung batu tempat berteduh, kubu pertahanan untuk menyelamatkan diri; sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku.
ya Allah, luputkanlah aku dari tangan orang fasik.
*Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, Engkaulah kepercayaanku sejak masa muda, ya Allah. Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan, Engkau telah mengeluarkan aku dari perut ibuku.
*Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu, dan sepanjang hari mengisahkan keselamatan yang datang dari-Mu, sebab aku tidak dapat menghitungnya. Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib.

Bait Pengantar InjilMat 5:10

Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
Bacaan Injil Mrk 6:17-29
Sekali peristiwa Herodes menyuruh orang menangkap Yohanes
dan membelenggunya di dalam penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, yakni bahwa Herodes telah memperistri Herodias, isteri Filipus saudaranya. Yohanes pernah menegur Herodes, "Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!" Karena kata-kata itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes, dan bermaksud membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan terhadap Yohanes, karena ia tahu bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci; jadi ia melindunginya. Tetapi setiap kali mendengarkan Yohanes, hati Herodes selalu terombang-ambing; namun ia merasa senang juga mendengarkan dia. Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, yakni ketika Herodes - pada hari ulang tahunnya mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesar, para perwira dan orang-orang terkemuka di Galilea. Pada waktu itu Puteri Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. Maka Raja berkata kepada gadis itu, "Minta dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!" Lalu Herodes bersumpah kepadanya, "Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun itu setengah dari kerajaanku!" Anak itu pergi dan menanyakan kepada ibunya, "Apa yang harus kuminta?" Jawab ibunya, "Kepala Yohanes Pembaptis!" Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta, "Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis dalam sebuah talam!" Maka sangat sedihlah hati raja! Tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya, ia tidak mau menolaknya. Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada Herodias, dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu, mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kubur.
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan:
Dalam Kisah Perjanjian lama, terlihat jelas bagaimana penyertaan Tuhan kepada umatNya. Dalam bacaan pertamai ini, Tuhan berbicara secara langsung kepada Nabi Yeremia dan mangatakan kepada Nabi Yeremia untuk tidak takut dan gentar karena Tuhan akan menjadikannya kuat. Dan musuh-musuh pun akan takluk dihadapannya. Sungguh berbahagialah Yeremia yang bisa mengalami sendiri peristiwa ini dan merasakan kekuatan Tuhan yang mendampinginya dalam melawan musuh-musuh bangsanya. Maka pujian dalam mazmur sering sekali  menyatakan hanya kepada Tuhanlah tempat umat bersandar dan menaruhkan harapan. Karena Tuhan pasti tidak akan mempermalukan umatNya, sebaliknya akan selalu melindungi dan mendampingi.
Pada hari ini, kita memperingati wafatnya Yohanes Pembaptis. Cara kematian yang ngeri dialaminya, yaitu dengan dipenggal kepalanya, bahkan kemudian kepala itu dipersembahkan untuk Herodias, seorang yang punya kuasa yang sangat menaruh dendam kepada Yohanes.
Dalam hati saya timbul suatu tanya, mengapa dalam kisah-kisah di Perjanjian Lama Tuhan nyata melindungi dan membela umatNya, tetapi dalam Kisah-kisah di Perjanjian Baru, seakan-akan Tuhan membiarkan nabi-nabi yang diutusnya mengalami penderitaan bahkan celaka dan dibinasakan? Mengapa Tuhan?
Untunglah pertanyaan itu mungkin tidak terlintas sama sekali dalam pikiran Yohanes. Sampai akhir hidupnya, sampai tetes darah terakhirnya, Yohanes tetap setia kepada Allah Bapa. Yohanes rela sepanjang hidupnya berada dalam jalur kisah sederhana untuk mempersiapkan jalan bagi datangnya Tuhan, bahkan diujung usia, ia dipenggal kepalanya. Terpujilah engkau Santo Yohanes.
Apa yang dapat saya ambil dari kisah-kisah ini? Satu, Tuhan punya rencana, rencana yang jauh lebih besar daripada rancangan manusia. Kisah penyelamatan dalam Perjanjian Lama nyata Ia perlihatkan, namun dalam Perjanjian Baru, yang terjadi justru penderitaan  para Nabi bahkan penderitaan Yesus putra tunggalnya sendiri yang terjadi. Mengapa dan untuk apa? Untuk menyelamatkanku!
Sampai di sini saya tidak mampu bicara. Saya harus sadar, bahwa saya umat yang sangat dikasihiNya. Dan Tuhan ingin saya selamat dari dosa terlebih dari belenggu setan yang Tuhan tahu itu lebih dan sangat berbahaya. Tuhan ingin hati dan perilaku umatNya bersih agar kelak bisa layak datang kembali di hadapanNya dan bersatu dengan para malaikat dan orang kudus di surga.
Berbahagialah yang dianiaya karena Tuhan, karena merekalah yang empunya kerajaan Allah. Terimakasih Yohanes Pembaptis.

Doa:
Terima kasih Bapa. Yang kutahu Engkau sangat menyayangi dan mencintai umatMu. Engkau tidak ingin aku celaka dalam peziarahan di dunia ini. Dan itu harus ditebus dengan tumpahan darah yang teramat sangat mahal dan mulia. Yohanes Pembaptis, nabi yang Kau utus untuk membuka jalan bagi kedatangan PutraMu, harus dipenggal kepalanya. Dan Tuhan Yesus, Putra Tunggalmu, juga mengalami derita paling menderita, di palang di salib di puncak Golgota.
Tuhan,Tuhan... maaafkan aku.
Tuhan, Tuhan..aku sangat mencintaiMu.
Amin.


Rabu, 28 Agustus 2019

Peringatan Santo Agustinus

Peringatan Santo-Santa

28 Agustus
Santo Agustinus, Uskup dan Pujangga Gereja
Agustinus adalah Bapa Gereja purba yang terkenal. Ia lahir di Tagaste (sekarang: Soukh-Ahras), Afrika Utara pada tanggal 13 November 354. Ibunya, Monika, seorang yang beriman Kristen dari sebuah keluarga yang taat agama; sedangkan ayahnya Patrisius, seorang tuan tanah dan sesepuh kota yang masih kafir. Berkat semangat doa Monika yang tak kunjung padam, Patrisius bertobat dan dipermandikan menjelang saat kematiannya. Kekafiran Patrisius sungguh berpengaruh besar pada diri anaknya Agustinus. Karena itu Agustinus belum juga dipermandikan menjadi Kristen meskipun ia sudah besar. Usaha ibunya untuk menanamkan benih iman Kristen padanya seolah-olah tidak berdaya mematahkan pengaruh kekafiran ayahnya.
Semenjak kecil Agustinus sudah menampilkan kecerdasan yang tinggi. Karena itu ayahnya mencita-citakan agar ia menjadi seorang yang terkenal. Ia masuk sekolah dasar di Tagaste. Karena kecerdasannya, ia kemudian dikirim untuk belajar bahasa latin dan macam-macam tulisan latin di Madauros. Pada usia 17 tahun, ia di kirim ke Kartago untuk belajar ilmu retorika. Di Kartago, ia belajar dengan tekun hingga menjadi seorang murid yang terkenal. Namun hidupnya tidak lagi tertib oleh aturan moral. Ia menganut aliran Manikeisme, suatu sekte keagamaan dari Persia yang mengajarkan bahwa semua barang material adalah buruk. Minatnya pada ajaran ini berakhir ketika ia menyaksikan kebodohan Faustus, seorang pengajar Manikeisme. Selanjutnya selama beberapa tahun, ia meragukan semua kebenaran agama-agama.
Pada tahun 383 ia pergi ke Roma lalu ke Milano, kota pemerintahan dan kota kediaman Uskup Ambrosius. Di Milano ia mengajar ilmu retorika. Banyak orang Roma berbondong-bondong datang kepadanya hanya untuk mendengarkan kuliah dan pidatonya. Di kota itupun ia berkenalan dengan Uskup Santo Ambrosius, seorang mantan gubernur yang saleh. Ia menyaksikan dari dekat cara hidup para biarawan yang bijaksana, ramah dan saling mengasihi. Hatinya tersentuh dan mulailah ia berpikir: “Apa yang mendasari hidup mereka? Injilkah yang mewarnai hidup mereka itu?” Kecuali itu, ia sering mendengarkan kotbah-kotbah Uskup Ambrosius dan tertarik pada semua ajarannya. Semuanya itu kembali menyadarkan dia akan nasehat-nasehat ibunya tatkala ia masih di Tagaste. Suatu hari, ia mendengar suara ajaib seorang anak: “Ambil dan bacalah!” Tanpa banyak berpikir, ia segera menjamah kitab Injil itu, membukanya dan membaca: “Marilah kita hidup sopan seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam perselisihan dan iri hati. Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.” (Rom 13:13-14).
Agustinus yang telah banyak mendalami filsafat itu akhirnya terbuka pikirannya dan melihat kebenaran sejati, yakni wahyu ilahi yang dibawakan Yesus Kristus. Ia kemudian bertobat dan bersama dengan sahabatnya Alipius, ia dipermandikan pada tahun 387. Dalam bukunya ‘Confession’, ia menulis riwayat hidup dan pertobatannya dan dengan terus terang mengakui betapa ia sangat terbelenggu oleh kejahatan dosa dan ajaran Manikeisme. Suara hatinya terus mendorong dia agar memperbaiki cara hidupnya seperti banyak orang lain yang meneladani Santo Antonius dari Mesir.
Pada tahun 388, ia kembali ke Afrika bersama ibunya Monika. Di kota pelabuhan Ostia, ibunya meninggal dunia. Tahun-tahun pertama hidupnya di Afrika, ia bertapa dan banyak berdoa bersama beberapa orang rekannya. Kemudian ia ditabhiskan menjadi imam pada tahun 391, dan bertugas di Hippo sebagai pembantu uskup di kota itu. Sepeninggal uskup itu pada tahun 395, ia dipilih menjadi Uskup Hippo. Selama 35 tahun ia menjadi pusat kehidupan keagamaan di Afrika. Rahmat Tuhan yang besar atas dirinya dimuliakannya di dalam berbagai bentuk kidung dan tulisan. Tulisan-tulisannya meliputi 113 buah buku, 218 buah surat dan 500 buah kotbah. Tak terbilang banyaknya orang berdosa yang bertobat karena membaca tulisan-tulisannya. Tulisan-tulisannya itu hingga kini dianggap oleh para ahli filsafat dan teologi sebagai sumber penting dari pengetahuan rohani. Semua kebenaran iman Kristiani diuraikan secara tepat dan mendalam sehingga mampu menggerakkan hati orang.
Sebagai seorang uskup, Agustinus sangat menaruh perhatian besar pada umatnya terutama yang miskin dan melarat. Dialah yang mendirikan asrama dan rumah sakit pertama di Afrika Utara demi kepentingan umatnya. Agustinus meninggal dunia pada tanggal 28 Agustus 430 tatkala bangsa Vandal mengepung Hippo. Jenazah Agustinus berhasil diamankan oleh umatnya dan kini dimakamkan di basilik Santo Petrus.

JANGAN MUNAFIK

Devosi Harian
Rabu, 28-08-2019

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Tesalonika (2:9-13)
Saudara-saudara, kalian tentu masih ingat akan usaha dan jerih payah kami. Sebab kami bekerja siang malam, agar jangan menjadi beban bagi siapa pun di antaramu. Di samping itu kami pun memberitakan Injil Allah kepada kalian. Kalianlah saksinya, demikian pula Allah, betapa saleh, adil dan tak bercacatnya kami berlaku di antara kalian yang telah menjadi percaya. Kalian tahu, betapa kami telah mengasihi kalian dan menguatkan hatimu masing-masing, seperti seorang bapa terhadap anak-anaknya; dan betapa kami telah meminta dengan sangat agar kalian hidup sesuai dengan kehendak Allah, yang memanggil kalian ke dalam Kerajaan dan kemuliaan-Nya. Karena itulah kami tak putus-putusnya mengucap syukur kepada Allah, sebab kalian telah menerima sabda Allah yang kami beritakan itu. Pemberitaan kami itu telah kalian terima bukan sebagai kata-kata manusia, melainkan sebagai sabda Allah, sebab memang demikian. Dan sabda Allah itu bekerja giat di dalam diri kalian yang percaya.

Mazmur Tanggapan (Mzm 139:7-8, 9-10, 11-12ab; Ul: 1)
R: Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku.
1. Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Jika aku mendaki langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, Engkau pun ada di situ.
2. Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, di sana pun tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.
3. Jika aku berkata, "Biarlah kegelapan melingkupi aku, dan terang sekelilingku menjadi malam," maka kegelapan pun tidak menggelapkan bagi-Mu.

Bacaan Injil Mat 23:27-32
 Pada waktu itu Yesus bersabda, “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh dan berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu. Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu. Jadi, penuhilah juga takaran nenek moyangmu!”
 Inspirasi:
Dalam injil beberapa hari ini, Yesus beberapa kali mengecam ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi.  Bahkan Yesus mengawali kata-katanya dengan kata “Celakalah”. Jelas terlihat, betapa Yesus membenci orang-orang yang munafik. Yesus sangat membenci orang yang hanya ingin terlihat baik dari sisi luarnya, namun ternyata menyimpan kejahatan di dalam hatinya dan dalam perilakunya!
Sudahkah kita bebas dari sikap munafik? Tanpa disadari terkadang kita bersikap munafik juga. Dalam tampilan-tampilan di medsos misalnya, kita ingin menggambarkan diri sebagai orang yang baik, hebat, dan sukses. Maka kita mengupload foto saat kita sedang bercengkerama dengan keluarga, sedang memeluk hangat anak, dan lain sebagainya. Padahal mungkin setelah berfoto itu, kita pada asyik dengan handphone masing-masing. Sama sekali tidak ada tersirat kebersamaan dan cengkerama yang hangat. Semua diam dan asyik sendiri. Ini baru hal yang kecil, bagaimana dengan hal yang lebih besar dan bersifat serius? Seperti seorang pejabat yang tampak bersikap baik dan terhormat, namun ternyata melakukan korupsi? Tidakkah itu mengecewakan rakyat yang sudah memilih? Namun tidak ada kejahatan yang mampu disembunyikan selamanya, kesejatian pada akhirnya akan terungkap. Tepatlah ayat pada mazmur hari ini, Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku.
Doa:
Tuhan, betapa Engkau menghargai sebuah kejujuran. Engkau membenci kemunafikan. Engkau menghendaki kami bersih baik dalam perilaku maupun dalam niat dan hati kami. Karena siapakah yang dapat bersembunyi daripadaMu? Maka Tuhan tuntunlah kami agar tidak berbuat munafik. Ajari kami menjadi anakMu yang jujur dan konsisten. Trimakasih Tuhan atas ajaranMu pada hari ini. Amin.

Selasa, 27 Agustus 2019

JEJAK PEZIARAH,

JEJAK PEZIARAH


Senja sudah hampir menuju batasnya
Gelap dan kelam mulai menjulurkan hitamnya.
Sedang matahari terbenam, berganti terang di wilayah sana.
Di sini gelap, di sini sunyi, di sini gulita.

Seorang peziarah, bersiap menghentikan perjalanan.
Sebuah pengembaraan, entah sampai kapan.
Tanpa ia jelas melihat sebuah tujuan,
Yang ia tahu hanya berjalan dan terus berjalan.

Pada gelap yang datang, ia menatap
Hari ini, cerita apa yang bisa kusampaikan, tanyanya kepada cakrawala.
Karena tertatih-tatih ia berjalan, selangkah demi selangkah.
Tak ada yang istimewa, selain jarak beberapa depa.

Pada tanah lembab, ia meletakkan badan.
Dihirupnya aroma dingin malam, menebarkan kesunyian
Terdengar suara burung hantu pertanda hari benar-benar malam.
Gigi peziarah bergemeletuk, menahan dingin yang menusuk.

Pada malam ia berpasrah,
Hidupnya kini tinggal merunduk dan menyerah
Pada Sang Khalik pemberi mukjizat,
pada Sang Yang Widhi maha mengerti
Semoga di sisa peziarahannya, ia mampu memberi arti

Selasa, 27-08-2019

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Tesalonika (2:1-8)      
   "Kami rela membagi dengan kalian, bukan hanya Injil Allah, melainkan hidup kami sendiri."
     Saudara-saudara, kalian sendiri tahu, bahwa kedatangan kami di antara kalian tidaklah sia-sia. Memang sebelum datang kepadamu, kami telah dianiaya dan dihina di kota Filipi, seperti kalian tahu. Namun berkat pertolongan Allah kita, kami mendapat keberanian untuk mewartakan Injil Allah kepadamu dalam perjuangan yang berat. Sebab nasihat kami tidak lahir dari kesesatan, atau maksud tidak murni, atau disertai tipu daya. Sebaliknya Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyenangkan manusia, melainkan untuk menyenangkan Allah yang menguji hati kita. Seperti kalian ketahui, kami tidak pernah bermulut manis, dan tidak pernah sembunyi-sembunyi mengejar keuntungan pribadi; Allahlah saksinya. Tidak pernah pula kami mencari pujian dari manusia, baik dari kalian maupun dari orang-orang lain, sekalipun kami dapat berbuat demikian sebagai rasul-rasul Kristus. Tetapi kami berlaku ramah di antara kalian, sama seperti seorang ibu mengasuh anaknya. Begitu besar kasih sayang kami kepadamu, sehingga kami rela membagi dengan kalian bukan hanya Injil Allah, melainkan juga hidup kami sendiri, karena kalian memang kami kasihi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal kami.
Ayat. (Mzm. 139:1-3.4-6)
1. Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui apakah aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi.
2. Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya Tuhan. Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tangan-Mu di atasku. Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Ibr 4:12)
Sabda Allah itu hidup dan penuh daya, menguji segala pikiran dan maksud hati.
   
            
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:23-26) 
   "Yang satu harus dilakukan, tetapi yang lain jangan diabaikan."  
       Pada waktu itu Yesus bersabda, “Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kalian bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kalian abaikan, yaitu keadilan, belas kasih dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan, tetapi yang lain jangan diabaikan. Hai kalian pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kalian tepiskan dari minumanmu tetapi unta di dalamnya, kalian telan. Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kalian bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. Hai orang-orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Dari  bacaan-bacaan pada hari ini, satu kata yang ditandaskan yaitu Tuhan tidak menyukai kemunafikan. Tuhan menghendaki manusia mengejar yang paling utama yaitu hidup seturut kehendak Allah, bukan sekedar menjalankan kewajiban apalagi demi memperoleh pujian dari manusia.

Dalam surat rasul Santo Paulus kepada umat di Tesalonika, Paulus tidak ragu untuk mengatakan bahwa ia mengasihi umat Tesalonika. Ia tidak saja mengabarkan dan membagi Injil, tetapi juga membagikan hidup dan kasih sayangnya kepada mereka. Dan itu dilakukan Paulus bukan karena ingin mendapat pujian dari manusia, tetapi karena ingin menyukakan hati Allah. Semua ini dilakukan Paulus, karena Allah telah mempercayakan kepadanya untuk memberitakan injil ke seluruh dunia.

Injil hari ini juga menegaskan betapa Tuhan Yesus membenci kemunafikan. Yesus mengecam ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang mengutamakan hal-hal yang hanya berdasar aturan, tetapi justru yang benar dan mulia tidak mereka lakukan. Yesus tidak ingin melenyapkan hukum taurat. Tetapi Yesus menandaskan hal yang lebih penting jangan diabaikan. Maka Yesus pun menyatakan bersihkanlah bagian dalam cawan lebih dahulu,maka bagian luarnya pun akan menjadi bersih. Artinya bersihkanlah hati dan pikiranmu terlebih dahulu, maka segala perilakumu pun akan menjadi baik.

Teguran itu berlaku juga bagi saya. Bagaimana saya lebih mengejar pencitraan agar dilihat orang sebagai orang yang baik dan menuruti perintah-perintah agama, tetapi saya mengabaikan hal terpenting dari dalam hati yaitu mengasihi dan menyayangi setiap orang.

Saya menyuruh anak-anak pergi beribadah di gereja setiap hari Minggu pagi. Tujuan salah satunya agar keluarga kami terlihat rukun dengan pergi ke gereja bersama-sama. Tetapi bagaimana cara saya menyuruh mereka bangun, mandi, dan bersiap-siap? Ah, penuh dengan kekasaran dan kemarahan. Saya tidak tahu, apakah Tuhan masih menerima ibadah saya setelah melakukan hal-hal seperti itu.
Di kesempatan lain, saya berderma sambil sedikit mengacungkan amplop tebal saya, agar orang lain melihat betapa banyak uang yang saya dermakan. Ternyata itu tidak ada artinya bagi Tuhan. Tuhan menginginkan hatiku bersih terlebih dahulu, dari keinginan untuk dipuji, untuk menyombongkan diri, atau agar terlihat baik.
Betapa Tuhan menghendaki yang paling murni dari diri kita, karena segala hal yang terpendam dalam hati, Tuhan mengetahuinya. Bahkan kata-kata apa yang akan keluar dari mulut pun, Tuhan sudah mengetahuinya. Tidak ada tempat untuk bersembunyi di hadapan Tuhan, jadi apa gunanya bila selalu hidup dalam kepura-puraan?


Doa :
Allah Bapa, Engkau tidak menghendaki umatMu bersikap munafik, dengan sibuk menegakkan aturan, sibuk megejar pencitraan, namun lupa akan yang utama dan terutama yaitu hidup dalam ajaran Kasih Tuhan.
Bapa, ajari aku menjaga hati yang bening dan seputih salju, menjaga pikiran dari keinginan mendapat pujian, dan menjaga perilaku untuk terus menerus dalam kebaikan, baik itu dilihat atau tidak dilihat orang, karena segala dosa dan kejahatan paling kecil sekalipun tidak bisa aku sembunyikan dariMu.

Tuhan, ubahlah aku menjadi bejana KasihMu, agar segala hidupku memancarkan cinta yang berasal dari DiriMu sendiri. Amin.

Jumat, 16 Agustus 2019

Mengampuni 70 x x7x

Devosi Harian
Kamis 15-08-2019

Bacaan Harian:
Yosua 3: 7-10a, 11, 13-17
Mazmur 114: 1-2,3-4,5-6
Injil Matius 18: 21- 19: 1

Pada suatu hari Tuhan berfirman kepada Yosua,”Pada hari inilah Aku mulai membesarkan namaMu di mata seluruh orang Israel,supaya mereka tahu, bahwa seperti dahulu Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau”.
Lalu pada hari itu, Yosua dengan dibimbing Tuhan, menyeberangkan umat Israel melalui sungai Yordan masuk tanah terjanji.

Satu yang saya catat, bila Tuhan sudah berkehendak, maka tiada yang mustahil bagiNya. Sudah tersusun rapi semua rencanaNya, manusia tiada bisa mengelak. Termasuk Yosua, abdi Musa, yang sudah direncanakan Tuhan untuk menyelamatkan umat Isrel. Maka mulai hari itu, Yosua menjadi besar di mata umat Israel.

Lalu, apakah pada hari ini, Tuhan juga mempunyai rencana indah padaku? Pasti iya, hari ini dan seterusnya tangan Tuhanlah yang merenda hidupku. Tuhan, kami percayakan hidup kami ke dalam tanganMU.

Dalam bacaan Injil, Tuhan mengajarkan bagaimana kita harus mengampuni. Tidak hanya 7x, namun 70 x 7 kali. Mengampuni 490 kali? Bagaimana mungkin? Sedang kembali mengampuni kepada  seseorang setelah ia melakukan dua tiga kali kesalahan saja beratnya minta ampun. Tapi, itulah yang diminta Tuhan kepada kita, kepadaku.
Dan peristiwa hari ini, mungkin menjadi pelajaran bagiku. Aku melaporkan kepada atasan tentang suatu pengeluaran yang aku lakukan ternyata jauh melebihi dari anggaran. Aku melaporkannya sambil minta maaf, dan ini harus diatasi dengan cara apa. Ternyata beliau diam saja. Mungkin beliau marah.

Aku menghela nafas panjang. Sungguh bukan niatanku untuk membuat pengeluaran meledak. Seperti yang sudah kuduga, aku sebenarnya salah menulis anggaran pengeluaran, karena nilainya terlalu rendah. Ya, aku pasrah dan menerima apabila ia marah kepadaku.

Hari ini aku belajar sabar dan mengampuni beliau. Aku belajar untuk tidak ganti menyimpan amarah, jengkel, atau dendam. Kalau pengeluaran itu tidak bisa diganti, aku percaya Tuhan akan mengganti dengan yang lebih besar.

Tuhan, ajari aku dengan kasihMu untuk benar-benar mau memaafkan saudaraku.








Rabu, 14 Agustus 2019

KEMATIAN MUSA

Rabu, 14-08-2019

Ulangan 34: 1-12
Mazmur 66: 1-3a, 5,9, 16-17
Injil Matius 18: 15-20

Kitab Ulangan hari ini, berbicara tentang kisah haru kematian Musa. Ketika Musa naik dari Dataran Moab ke atas Gunung Nebo, yakni di atas Puncak Pisga. Di situ Tuhan memperlihatkan kepada Musa seluruh Tanah terjanji yang sudah dijanjikan Tuhan bagi Umat Israel. Dari daerah Gilead sampai kota Dan, dari Lembah Yerikho, Lembah Yordan, dan seluruh tanah Yehuda. Tuhan memperkenankan Musa melihat seluruh negeri itu, tetapi Musa tidak diperkenankan menyeberang ke sana. Dan setelah itu Musa mati. Tuhan sendiri yang menguburkanNya di Tanah Moab, dan sampai hari ini tidak seorang pun yang tahu dimana kubur Musa.

Musa, seorang nabi yang bisa berjumpa dan berhadapan muka dengan Tuhan, berbicara denganNya, dan dengan perintah Tuhan ia melakukan segala hal yang dahsyat dan besar. Setelah Musa, tiada lagi nabi yang bangkit dari antara orang Israel.

Pagi yang sejuk ini, seperti ikut mengenang wafatnya Musa. Dan aku terharu, membaca dan mengikuti segala kisah tentang Musa, seorang nabi yang sepanjang hidupnya menjadi perantaraan Tuhan untuk menyelamatkan Umat Israel. Dan Musa dipilih Tuhan, karena ia memang layak untuk itu. Nabi Musa, kiranya juga akan menyertai umat Tuhan di jaman sekarang.

TUHAN PENEBUS ISRAEL

DEVOSI HARIAN 12-08-2019

Pada hari ini, ketika ketiadaan paket data membuat aku tidak bisa membaca SabdaMu, maka aku membuka Kitab Suci hanya berdasarkan kemana jemari tangan akan membukanya. Dan inilah yang aku baca pada hari ini, sabda-sabda yang indah dan menggetarkan hatiku.

TUHAN Penebus Israel
Yesaya 44 : 21-28

Dari sabda itu, kuganti nama Yakub atau Israel menjadi namaku. Beberapa ayat kukutip, dan inilah yang membuat aku terharu.

“Ingatlah semuanya ini, hai Bernadeta Wiwik Hesti Winarni, sebab engkaulah hambaKu, hai Bernadeta. Aku telah membentuk engkau, engkau adalah hambaKu.
Hai Bernadeta, engkau tidak kulupakan. Aku telah menghapus segala dosa pemberontakanmu seperti kabut diterbangkan angin, dan segala dosamu seperti awan yang tertiup. Kembalilah kepadaKu, sebab Aku telah menebus engkau!”

Aku tergetar ketika ia memanggil namaku, terlebih ketika Ia menyatakan segala dosaku telah diampuni. Ia mamanggilku untuk kembali kepadaNya. Sampai di sini saya terharu, bersyukur, dan bahagia. Engkau Allah yang Agung, kepadaMu aku kembali. Akan kusandarkan sisa hidupmu hanya kepadaMu.

Kuteruskan dengan membaca Injil. Jariku membawa kepada nas ini.

YOHANES 1 :1-18
FIRMAN YANG TELAH MENJADI MANUSIA

Pada mulanya adalah Firman. Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang dijadikan. Dalam Dia adalah hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.
Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes. Ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu; supaya oleh Dia semua orang menjadi percaya. Ia bukan terang ituntetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang sedang datang ke dalam dunia.
Ia telah ada dalam di dunia dan dunia dijadikan olehNya, tetapi dunia tidak mengenalNya. Ia datang kepada milik kepunyaanNya, tetapi orang-orang kepunyaanNya itu tidak menerimaNya.
Tetapi semua orang yang menerimaNya diberi kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yaitu mereka yang percaya dalam namaNya. Orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.
Firman itu telah menjadi manusia dan diam diantara kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya, yaitu kemulian yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya:”Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku”.
Karena dari kepenuhanNya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.
Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakanNya.

  Ada dua hal yang menohok dalam hati.
Tuhan sudah datang kepada dunia miliknya, tetapi dunia tidak menerimanya. Maukah aku menerimaNya?
Dan jawabnya dengan senang hati aku mau, karena hanya Dialah andalan hidupku. Di kala dunia terlalu sibuk, aku yang berada di sudut dunia, membuka tanganku, membuka hatiku, untuk mempersilakan Engkau datang berkunjung, dan singgah di hatiku selamanya. Aku mau, aku mau menerimaMu Tuhan.

Kedua, betapa Yohanes telah memberikan teladan kerendahan hati. Ia sangat menyadari tugasnya untuk mempersiapkan datangnya Tuhan. Maka Ia yang telah datang itu yang harus dipermuliakan, bukan Yohanes. Ya, tidak ada nafsu keserakahan atau kesombongan sedikitpun dari diri Yohanes.

Maka genaplah sudah nas yang kuterima pada hari.
Pertama kala Ia mengatakan bahwa Ia tidak melupakan aku, bahkan Ia mengajakku kembali, sebab Ia telah mengampuni dosa-dosaku.  
Kedua, Ia berharap aku mau menerima kedatanganNya. Dan dengan segala kerendahan hati, hari ini kujawab, “Ya Tuhan, aku mau menerimaMu".
Ketiga, belajar tentang kerendahan hati dari Yohanes, karena Ia hanya pembuka jalan, maka bukan ia yang harus dipermuliakan, melainkan Ia, Anak Manusia yang telah datang ke dunia.

“Tuhan, terima kasih untuk hari ini. Dalam hidupku yang sederhana, ijinkanlah aku menjadi pembuka jalan bagiMu. Agar Engkau semakin dipermuliakan, dan dunia sujud menyembah dihadapanMu, Amin”.