Berisi renungan harian berdasar bacaan harian dari kitab suci agama katolik. Sederhana, menginspirasi
Jumat, 30 Agustus 2019
LIMA GADIS BODOH DAN LIMA GADIS BIJAKSANA
Saudara-saudara, demi Tuhan Yesus kami minta dan
menasihati kalian:Kalian
telah mendengar dari kami, bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan kepada
Allah. Hal itu memang sudah kalian turuti! Tetapi baiklah kalian melakukannya
lebih bersungguh-sungguh lagi. Kalian tahu juga petunjuk-petunjuk mana yang
telah kami berikan kepadamu atas nama Tuhan Yesus. Yang dikehendaki Allah
adalah supaya kamu semua kudus. Ia menghendaki agar kalian menjauhi percabulan.
Hendaknya kamu masing-masing hidup dengan isterinya sendiri, dalam kekudusan
dan kehormatan, bukan dalam keinginan hawa nafsu, seperti orang-orang yang
tidak mengenal Allah. Dalam hal-hal ini jangan ada orang memperlakukan
saudaranya dengan tidak baik atau memperdayakannya. Sebab Tuhan akan membalas
semuanya itu, sebagaimana dahulu telah kami katakan dan kami tegaskan kepadamu.
Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan untuk
melakukan apa yang kudus. Karena itu barangsiapa menolak ini, bukanlah menolak
manusia, melainkan menolak Allah yang telah memberikan Roh Kudus-Nya juga
kepadamu.Demikianlah
sabda Tuhan.
Bacaan-bacaan
Kitab Suci pada hari ini mempunyai satu ikatan yang sama, yaitu agar kita
didapatinya kudus, sehingga bila saatnya tiba kita layak masuk ke dalam
kerajaanNya. Santo Paulus menyatakan kepada umat di Tesalonika untuk menjauhi
nafsu pencabulan dan keinginan hawa nafsu. Itu semua terjadi pada orang-orang
yang tidak mengenal Allah. Bagi anak-anak Allah, hendaklah hidup dalam
kekudusan dan kehormatan, karena inilah kehendak Allah.Bila
dikaitkan dengan injil hari ini, tentang lima orang gadis yang bodoh dan lima
orang gadis bijaksana, kita tidak tahu kapan waktu kita dipanggil menghadapNya.
Maka hendaknya kita selalu hidup dalam kekudusan, kehormatan, dan menuruti
kehendak Allah sehingga sewaktu-waktu Tuhan memanggil kita, kita didapatiNya
siap masuk dalam kerajaanNya.
Kamis, 29 Agustus 2019
KISAH YOHANES PEMBAPTIS
Bacaan
PertamaYer 1:17-19
Sekali
peristiwa, Tuhan berkata kepadaku, Yeremia, "Baiklah engkau bersiap!
Bangkitlah dan sampaikanlah kepada umat-Ku segala yang Kuperintahkan kepadamu.
Janganlah gentar terhadap mereka, supaya jangan Aku menggentarkan engkau di
depan mereka! Mengenai Aku, sungguh, pada hari ini Aku membuat engkau menjadi
kota yang berkubu, menjadi tiang besi dan menjadi tembok tembaga melawan
seluruh negeri ini, menentang raja-raja Yehuda dan pemuka-pemukanya, menentang
para imam dan rakyat negeri lain. Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak
akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau,
demikianlah firman Tuhan."
Demikianlah
sabda Tuhan.
MazmurMzm
71:1-2.3-4a.5-6ab.15ab.17
Penuhilah kami dengan kasih
setia-Mu, ya Tuhan, supaya kami bersukacita.
*Pada-Mu,
ya Tuhan, aku berlindung, janganlah sekali-kali aku mendapat malu. Lepaskan dan
luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepadaku dan
selamatkanlah aku!
*Jadilah
bagiku gunung batu tempat berteduh, kubu pertahanan untuk menyelamatkan diri;
sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku.
ya
Allah, luputkanlah aku dari tangan orang fasik.
*Sebab
Engkaulah harapanku, ya Tuhan, Engkaulah kepercayaanku sejak masa muda, ya
Allah. Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan, Engkau telah
mengeluarkan aku dari perut ibuku.
*Mulutku
akan menceritakan keadilan-Mu, dan sepanjang hari mengisahkan keselamatan yang
datang dari-Mu, sebab aku tidak dapat menghitungnya. Ya Allah, Engkau telah
mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu
yang ajaib.
Bait
Pengantar InjilMat 5:10
Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
Bacaan Injil Mrk 6:17-29
Sekali
peristiwa Herodes menyuruh orang menangkap Yohanes
dan
membelenggunya di dalam penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, yakni
bahwa Herodes telah memperistri Herodias, isteri Filipus saudaranya. Yohanes
pernah menegur Herodes, "Tidak halal engkau mengambil isteri
saudaramu!" Karena kata-kata itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes, dan
bermaksud membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan terhadap
Yohanes, karena ia tahu bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci; jadi ia
melindunginya. Tetapi setiap kali mendengarkan Yohanes, hati Herodes selalu
terombang-ambing; namun ia merasa senang juga mendengarkan dia. Akhirnya tiba
juga kesempatan yang baik bagi Herodias, yakni ketika Herodes - pada hari ulang
tahunnya mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesar, para perwira dan
orang-orang terkemuka di Galilea. Pada waktu itu Puteri Herodias tampil lalu
menari, dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. Maka Raja berkata
kepada gadis itu, "Minta dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan
kuberikan kepadamu!" Lalu Herodes bersumpah kepadanya, "Apa saja yang
kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun itu setengah dari kerajaanku!"
Anak itu pergi dan menanyakan kepada ibunya, "Apa yang harus
kuminta?" Jawab ibunya, "Kepala Yohanes Pembaptis!" Maka cepat-cepat
ia pergi kepada raja dan meminta, "Aku mau, supaya sekarang juga engkau
berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis dalam sebuah talam!" Maka sangat
sedihlah hati raja! Tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya, ia tidak
mau menolaknya. Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya
mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di
penjara. Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada
Herodias, dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. Ketika murid-murid
Yohanes mendengar hal itu, mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu
membaringkannya dalam kubur.
Demikianlah
sabda Tuhan.
Renungan:
Dalam Kisah Perjanjian lama, terlihat jelas bagaimana penyertaan
Tuhan kepada umatNya. Dalam bacaan pertamai ini, Tuhan berbicara secara
langsung kepada Nabi Yeremia dan mangatakan kepada Nabi Yeremia untuk tidak
takut dan gentar karena Tuhan akan menjadikannya kuat. Dan musuh-musuh pun akan
takluk dihadapannya. Sungguh berbahagialah Yeremia yang bisa mengalami sendiri
peristiwa ini dan merasakan kekuatan Tuhan yang mendampinginya dalam melawan
musuh-musuh bangsanya. Maka pujian dalam mazmur sering sekali menyatakan hanya kepada Tuhanlah tempat umat
bersandar dan menaruhkan harapan. Karena Tuhan pasti tidak akan mempermalukan
umatNya, sebaliknya akan selalu melindungi dan mendampingi.
Pada hari ini, kita memperingati wafatnya Yohanes Pembaptis.
Cara kematian yang ngeri dialaminya, yaitu dengan dipenggal kepalanya, bahkan
kemudian kepala itu dipersembahkan untuk Herodias, seorang yang punya kuasa
yang sangat menaruh dendam kepada Yohanes.
Dalam hati saya timbul suatu tanya, mengapa dalam kisah-kisah
di Perjanjian Lama Tuhan nyata melindungi dan membela umatNya, tetapi dalam
Kisah-kisah di Perjanjian Baru, seakan-akan Tuhan membiarkan nabi-nabi yang
diutusnya mengalami penderitaan bahkan celaka dan dibinasakan? Mengapa Tuhan?
Untunglah pertanyaan itu mungkin tidak terlintas sama sekali
dalam pikiran Yohanes. Sampai akhir hidupnya, sampai tetes darah terakhirnya, Yohanes
tetap setia kepada Allah Bapa. Yohanes rela sepanjang hidupnya berada dalam jalur
kisah sederhana untuk mempersiapkan jalan bagi datangnya Tuhan, bahkan diujung
usia, ia dipenggal kepalanya. Terpujilah engkau Santo Yohanes.
Apa yang dapat saya ambil dari kisah-kisah ini? Satu, Tuhan
punya rencana, rencana yang jauh lebih besar daripada rancangan manusia. Kisah
penyelamatan dalam Perjanjian Lama nyata Ia perlihatkan, namun dalam Perjanjian
Baru, yang terjadi justru penderitaan
para Nabi bahkan penderitaan Yesus putra tunggalnya sendiri yang
terjadi. Mengapa dan untuk apa? Untuk menyelamatkanku!
Sampai di sini saya tidak mampu bicara. Saya harus sadar,
bahwa saya umat yang sangat dikasihiNya. Dan Tuhan ingin saya selamat dari dosa
terlebih dari belenggu setan yang Tuhan tahu itu lebih dan sangat berbahaya.
Tuhan ingin hati dan perilaku umatNya bersih agar kelak bisa layak datang kembali
di hadapanNya dan bersatu dengan para malaikat dan orang kudus di surga.
Berbahagialah yang dianiaya karena Tuhan, karena merekalah
yang empunya kerajaan Allah. Terimakasih Yohanes Pembaptis.
Doa:
Terima kasih Bapa. Yang
kutahu Engkau sangat menyayangi dan mencintai umatMu. Engkau tidak ingin aku
celaka dalam peziarahan di dunia ini. Dan itu harus ditebus dengan tumpahan
darah yang teramat sangat mahal dan mulia. Yohanes Pembaptis, nabi yang Kau
utus untuk membuka jalan bagi kedatangan PutraMu, harus dipenggal kepalanya.
Dan Tuhan Yesus, Putra Tunggalmu, juga mengalami derita paling menderita, di palang
di salib di puncak Golgota.
Tuhan,Tuhan... maaafkan
aku.
Tuhan, Tuhan..aku sangat
mencintaiMu.
Amin.
Rabu, 28 Agustus 2019
Peringatan Santo Agustinus
Peringatan Santo-Santa
28 Agustus
Santo Agustinus, Uskup dan Pujangga Gereja
Agustinus adalah Bapa Gereja purba yang terkenal. Ia lahir di Tagaste (sekarang: Soukh-Ahras), Afrika Utara pada tanggal 13 November 354. Ibunya, Monika, seorang yang beriman Kristen dari sebuah keluarga yang taat agama; sedangkan ayahnya Patrisius, seorang tuan tanah dan sesepuh kota yang masih kafir. Berkat semangat doa Monika yang tak kunjung padam, Patrisius bertobat dan dipermandikan menjelang saat kematiannya. Kekafiran Patrisius sungguh berpengaruh besar pada diri anaknya Agustinus. Karena itu Agustinus belum juga dipermandikan menjadi Kristen meskipun ia sudah besar. Usaha ibunya untuk menanamkan benih iman Kristen padanya seolah-olah tidak berdaya mematahkan pengaruh kekafiran ayahnya.
Semenjak kecil Agustinus sudah menampilkan kecerdasan yang tinggi. Karena itu ayahnya mencita-citakan agar ia menjadi seorang yang terkenal. Ia masuk sekolah dasar di Tagaste. Karena kecerdasannya, ia kemudian dikirim untuk belajar bahasa latin dan macam-macam tulisan latin di Madauros. Pada usia 17 tahun, ia di kirim ke Kartago untuk belajar ilmu retorika. Di Kartago, ia belajar dengan tekun hingga menjadi seorang murid yang terkenal. Namun hidupnya tidak lagi tertib oleh aturan moral. Ia menganut aliran Manikeisme, suatu sekte keagamaan dari Persia yang mengajarkan bahwa semua barang material adalah buruk. Minatnya pada ajaran ini berakhir ketika ia menyaksikan kebodohan Faustus, seorang pengajar Manikeisme. Selanjutnya selama beberapa tahun, ia meragukan semua kebenaran agama-agama.
Pada tahun 383 ia pergi ke Roma lalu ke Milano, kota pemerintahan dan kota kediaman Uskup Ambrosius. Di Milano ia mengajar ilmu retorika. Banyak orang Roma berbondong-bondong datang kepadanya hanya untuk mendengarkan kuliah dan pidatonya. Di kota itupun ia berkenalan dengan Uskup Santo Ambrosius, seorang mantan gubernur yang saleh. Ia menyaksikan dari dekat cara hidup para biarawan yang bijaksana, ramah dan saling mengasihi. Hatinya tersentuh dan mulailah ia berpikir: “Apa yang mendasari hidup mereka? Injilkah yang mewarnai hidup mereka itu?” Kecuali itu, ia sering mendengarkan kotbah-kotbah Uskup Ambrosius dan tertarik pada semua ajarannya. Semuanya itu kembali menyadarkan dia akan nasehat-nasehat ibunya tatkala ia masih di Tagaste. Suatu hari, ia mendengar suara ajaib seorang anak: “Ambil dan bacalah!” Tanpa banyak berpikir, ia segera menjamah kitab Injil itu, membukanya dan membaca: “Marilah kita hidup sopan seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam perselisihan dan iri hati. Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.” (Rom 13:13-14).
Agustinus yang telah banyak mendalami filsafat itu akhirnya terbuka pikirannya dan melihat kebenaran sejati, yakni wahyu ilahi yang dibawakan Yesus Kristus. Ia kemudian bertobat dan bersama dengan sahabatnya Alipius, ia dipermandikan pada tahun 387. Dalam bukunya ‘Confession’, ia menulis riwayat hidup dan pertobatannya dan dengan terus terang mengakui betapa ia sangat terbelenggu oleh kejahatan dosa dan ajaran Manikeisme. Suara hatinya terus mendorong dia agar memperbaiki cara hidupnya seperti banyak orang lain yang meneladani Santo Antonius dari Mesir.
Pada tahun 388, ia kembali ke Afrika bersama ibunya Monika. Di kota pelabuhan Ostia, ibunya meninggal dunia. Tahun-tahun pertama hidupnya di Afrika, ia bertapa dan banyak berdoa bersama beberapa orang rekannya. Kemudian ia ditabhiskan menjadi imam pada tahun 391, dan bertugas di Hippo sebagai pembantu uskup di kota itu. Sepeninggal uskup itu pada tahun 395, ia dipilih menjadi Uskup Hippo. Selama 35 tahun ia menjadi pusat kehidupan keagamaan di Afrika. Rahmat Tuhan yang besar atas dirinya dimuliakannya di dalam berbagai bentuk kidung dan tulisan. Tulisan-tulisannya meliputi 113 buah buku, 218 buah surat dan 500 buah kotbah. Tak terbilang banyaknya orang berdosa yang bertobat karena membaca tulisan-tulisannya. Tulisan-tulisannya itu hingga kini dianggap oleh para ahli filsafat dan teologi sebagai sumber penting dari pengetahuan rohani. Semua kebenaran iman Kristiani diuraikan secara tepat dan mendalam sehingga mampu menggerakkan hati orang.
Sebagai seorang uskup, Agustinus sangat menaruh perhatian besar pada umatnya terutama yang miskin dan melarat. Dialah yang mendirikan asrama dan rumah sakit pertama di Afrika Utara demi kepentingan umatnya. Agustinus meninggal dunia pada tanggal 28 Agustus 430 tatkala bangsa Vandal mengepung Hippo. Jenazah Agustinus berhasil diamankan oleh umatnya dan kini dimakamkan di basilik Santo Petrus.
JANGAN MUNAFIK
Devosi Harian
Rabu, 28-08-2019
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Tesalonika (2:9-13)
Saudara-saudara, kalian tentu masih ingat akan usaha dan jerih payah kami. Sebab kami bekerja siang malam, agar jangan menjadi beban bagi siapa pun di antaramu. Di samping itu kami pun memberitakan Injil Allah kepada kalian. Kalianlah saksinya, demikian pula Allah, betapa saleh, adil dan tak bercacatnya kami berlaku di antara kalian yang telah menjadi percaya. Kalian tahu, betapa kami telah mengasihi kalian dan menguatkan hatimu masing-masing, seperti seorang bapa terhadap anak-anaknya; dan betapa kami telah meminta dengan sangat agar kalian hidup sesuai dengan kehendak Allah, yang memanggil kalian ke dalam Kerajaan dan kemuliaan-Nya. Karena itulah kami tak putus-putusnya mengucap syukur kepada Allah, sebab kalian telah menerima sabda Allah yang kami beritakan itu. Pemberitaan kami itu telah kalian terima bukan sebagai kata-kata manusia, melainkan sebagai sabda Allah, sebab memang demikian. Dan sabda Allah itu bekerja giat di dalam diri kalian yang percaya.
Mazmur Tanggapan (Mzm 139:7-8, 9-10, 11-12ab; Ul: 1)
R: Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku.
R: Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku.
1. Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Jika aku mendaki langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, Engkau pun ada di situ.
2. Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, di sana pun tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.
3. Jika aku berkata, "Biarlah kegelapan melingkupi aku, dan terang sekelilingku menjadi malam," maka kegelapan pun tidak menggelapkan bagi-Mu.
Bacaan Injil Mat 23:27-32
Pada waktu itu Yesus bersabda, “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh dan berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu. Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu. Jadi, penuhilah juga takaran nenek moyangmu!”
Inspirasi:
Dalam injil beberapa hari ini, Yesus beberapa kali mengecam ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Bahkan Yesus mengawali kata-katanya dengan kata “Celakalah”. Jelas terlihat, betapa Yesus membenci orang-orang yang munafik. Yesus sangat membenci orang yang hanya ingin terlihat baik dari sisi luarnya, namun ternyata menyimpan kejahatan di dalam hatinya dan dalam perilakunya!
Sudahkah kita bebas dari sikap munafik? Tanpa disadari terkadang kita bersikap munafik juga. Dalam tampilan-tampilan di medsos misalnya, kita ingin menggambarkan diri sebagai orang yang baik, hebat, dan sukses. Maka kita mengupload foto saat kita sedang bercengkerama dengan keluarga, sedang memeluk hangat anak, dan lain sebagainya. Padahal mungkin setelah berfoto itu, kita pada asyik dengan handphone masing-masing. Sama sekali tidak ada tersirat kebersamaan dan cengkerama yang hangat. Semua diam dan asyik sendiri. Ini baru hal yang kecil, bagaimana dengan hal yang lebih besar dan bersifat serius? Seperti seorang pejabat yang tampak bersikap baik dan terhormat, namun ternyata melakukan korupsi? Tidakkah itu mengecewakan rakyat yang sudah memilih? Namun tidak ada kejahatan yang mampu disembunyikan selamanya, kesejatian pada akhirnya akan terungkap. Tepatlah ayat pada mazmur hari ini, Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku.
Doa:
Tuhan, betapa Engkau menghargai sebuah kejujuran. Engkau membenci kemunafikan. Engkau menghendaki kami bersih baik dalam perilaku maupun dalam niat dan hati kami. Karena siapakah yang dapat bersembunyi daripadaMu? Maka Tuhan tuntunlah kami agar tidak berbuat munafik. Ajari kami menjadi anakMu yang jujur dan konsisten. Trimakasih Tuhan atas ajaranMu pada hari ini. Amin.
Selasa, 27 Agustus 2019
JEJAK PEZIARAH,
JEJAK PEZIARAH
Senja sudah hampir menuju batasnya
Gelap dan kelam mulai menjulurkan hitamnya.
Sedang matahari terbenam, berganti terang di wilayah sana.
Di sini gelap, di sini sunyi, di sini gulita.
Seorang peziarah, bersiap menghentikan perjalanan.
Sebuah pengembaraan, entah sampai kapan.
Tanpa ia jelas melihat sebuah tujuan,
Yang ia tahu hanya berjalan dan terus berjalan.
Pada gelap yang datang, ia menatap
Hari ini, cerita apa yang bisa kusampaikan, tanyanya kepada cakrawala.
Karena tertatih-tatih ia berjalan, selangkah demi selangkah.
Tak ada yang istimewa, selain jarak beberapa depa.
Pada tanah lembab, ia meletakkan badan.
Dihirupnya aroma dingin malam, menebarkan kesunyian
Terdengar suara burung hantu pertanda hari benar-benar malam.
Gigi peziarah bergemeletuk, menahan dingin yang menusuk.
Pada malam ia berpasrah,
Hidupnya kini tinggal merunduk dan menyerah
Pada Sang Khalik pemberi mukjizat,
pada Sang Yang Widhi maha mengerti
Semoga di sisa peziarahannya, ia mampu memberi arti
Selasa, 27-08-2019
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Tesalonika (2:1-8)
"Kami rela membagi dengan kalian, bukan hanya Injil Allah, melainkan hidup kami sendiri."
Saudara-saudara, kalian sendiri tahu, bahwa kedatangan kami di antara kalian tidaklah sia-sia. Memang sebelum datang kepadamu, kami telah dianiaya dan dihina di kota Filipi, seperti kalian tahu. Namun berkat pertolongan Allah kita, kami mendapat keberanian untuk mewartakan Injil Allah kepadamu dalam perjuangan yang berat. Sebab nasihat kami tidak lahir dari kesesatan, atau maksud tidak murni, atau disertai tipu daya. Sebaliknya Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyenangkan manusia, melainkan untuk menyenangkan Allah yang menguji hati kita. Seperti kalian ketahui, kami tidak pernah bermulut manis, dan tidak pernah sembunyi-sembunyi mengejar keuntungan pribadi; Allahlah saksinya. Tidak pernah pula kami mencari pujian dari manusia, baik dari kalian maupun dari orang-orang lain, sekalipun kami dapat berbuat demikian sebagai rasul-rasul Kristus. Tetapi kami berlaku ramah di antara kalian, sama seperti seorang ibu mengasuh anaknya. Begitu besar kasih sayang kami kepadamu, sehingga kami rela membagi dengan kalian bukan hanya Injil Allah, melainkan juga hidup kami sendiri, karena kalian memang kami kasihi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal kami.
Ayat. (Mzm. 139:1-3.4-6)
1. Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui apakah aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi.
2. Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya Tuhan. Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tangan-Mu di atasku. Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Ibr 4:12)
Sabda Allah itu hidup dan penuh daya, menguji segala pikiran dan maksud hati.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal kami.
Ayat. (Mzm. 139:1-3.4-6)
1. Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui apakah aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi.
2. Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya Tuhan. Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tangan-Mu di atasku. Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Ibr 4:12)
Sabda Allah itu hidup dan penuh daya, menguji segala pikiran dan maksud hati.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:23-26)
"Yang satu harus dilakukan, tetapi yang lain jangan diabaikan."
Pada waktu itu Yesus bersabda, “Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kalian bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kalian abaikan, yaitu keadilan, belas kasih dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan, tetapi yang lain jangan diabaikan. Hai kalian pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kalian tepiskan dari minumanmu tetapi unta di dalamnya, kalian telan. Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kalian bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. Hai orang-orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Dari bacaan-bacaan pada hari ini, satu kata yang ditandaskan yaitu Tuhan tidak menyukai kemunafikan. Tuhan menghendaki manusia mengejar yang paling utama yaitu hidup seturut kehendak Allah, bukan sekedar menjalankan kewajiban apalagi demi memperoleh pujian dari manusia.
Dalam surat rasul Santo Paulus kepada umat di Tesalonika, Paulus tidak ragu untuk mengatakan bahwa ia mengasihi umat Tesalonika. Ia tidak saja mengabarkan dan membagi Injil, tetapi juga membagikan hidup dan kasih sayangnya kepada mereka. Dan itu dilakukan Paulus bukan karena ingin mendapat pujian dari manusia, tetapi karena ingin menyukakan hati Allah. Semua ini dilakukan Paulus, karena Allah telah mempercayakan kepadanya untuk memberitakan injil ke seluruh dunia.
Injil hari ini juga menegaskan betapa Tuhan Yesus membenci kemunafikan. Yesus mengecam ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang mengutamakan hal-hal yang hanya berdasar aturan, tetapi justru yang benar dan mulia tidak mereka lakukan. Yesus tidak ingin melenyapkan hukum taurat. Tetapi Yesus menandaskan hal yang lebih penting jangan diabaikan. Maka Yesus pun menyatakan bersihkanlah bagian dalam cawan lebih dahulu,maka bagian luarnya pun akan menjadi bersih. Artinya bersihkanlah hati dan pikiranmu terlebih dahulu, maka segala perilakumu pun akan menjadi baik.
Teguran itu berlaku juga bagi saya. Bagaimana saya lebih mengejar pencitraan agar dilihat orang sebagai orang yang baik dan menuruti perintah-perintah agama, tetapi saya mengabaikan hal terpenting dari dalam hati yaitu mengasihi dan menyayangi setiap orang.
Saya menyuruh anak-anak pergi beribadah di gereja setiap hari Minggu pagi. Tujuan salah satunya agar keluarga kami terlihat rukun dengan pergi ke gereja bersama-sama. Tetapi bagaimana cara saya menyuruh mereka bangun, mandi, dan bersiap-siap? Ah, penuh dengan kekasaran dan kemarahan. Saya tidak tahu, apakah Tuhan masih menerima ibadah saya setelah melakukan hal-hal seperti itu.
Di kesempatan lain, saya berderma sambil sedikit mengacungkan amplop tebal saya, agar orang lain melihat betapa banyak uang yang saya dermakan. Ternyata itu tidak ada artinya bagi Tuhan. Tuhan menginginkan hatiku bersih terlebih dahulu, dari keinginan untuk dipuji, untuk menyombongkan diri, atau agar terlihat baik.
Betapa Tuhan menghendaki yang paling murni dari diri kita, karena segala hal yang terpendam dalam hati, Tuhan mengetahuinya. Bahkan kata-kata apa yang akan keluar dari mulut pun, Tuhan sudah mengetahuinya. Tidak ada tempat untuk bersembunyi di hadapan Tuhan, jadi apa gunanya bila selalu hidup dalam kepura-puraan?
Doa :
Allah Bapa, Engkau tidak menghendaki umatMu bersikap munafik, dengan sibuk menegakkan aturan, sibuk megejar pencitraan, namun lupa akan yang utama dan terutama yaitu hidup dalam ajaran Kasih Tuhan.
Bapa, ajari aku menjaga hati yang bening dan seputih salju, menjaga pikiran dari keinginan mendapat pujian, dan menjaga perilaku untuk terus menerus dalam kebaikan, baik itu dilihat atau tidak dilihat orang, karena segala dosa dan kejahatan paling kecil sekalipun tidak bisa aku sembunyikan dariMu.
Tuhan, ubahlah aku menjadi bejana KasihMu, agar segala hidupku memancarkan cinta yang berasal dari DiriMu sendiri. Amin.
Jumat, 16 Agustus 2019
Mengampuni 70 x x7x
Devosi Harian
Kamis 15-08-2019
Bacaan Harian:
Yosua 3: 7-10a, 11, 13-17
Mazmur 114: 1-2,3-4,5-6
Injil Matius 18: 21- 19: 1
Pada suatu hari Tuhan berfirman kepada Yosua,”Pada hari inilah Aku mulai membesarkan namaMu di mata seluruh orang Israel,supaya mereka tahu, bahwa seperti dahulu Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau”.
Lalu pada hari itu, Yosua dengan dibimbing Tuhan, menyeberangkan umat Israel melalui sungai Yordan masuk tanah terjanji.
Satu yang saya catat, bila Tuhan sudah berkehendak, maka tiada yang mustahil bagiNya. Sudah tersusun rapi semua rencanaNya, manusia tiada bisa mengelak. Termasuk Yosua, abdi Musa, yang sudah direncanakan Tuhan untuk menyelamatkan umat Isrel. Maka mulai hari itu, Yosua menjadi besar di mata umat Israel.
Lalu, apakah pada hari ini, Tuhan juga mempunyai rencana indah padaku? Pasti iya, hari ini dan seterusnya tangan Tuhanlah yang merenda hidupku. Tuhan, kami percayakan hidup kami ke dalam tanganMU.
Dalam bacaan Injil, Tuhan mengajarkan bagaimana kita harus mengampuni. Tidak hanya 7x, namun 70 x 7 kali. Mengampuni 490 kali? Bagaimana mungkin? Sedang kembali mengampuni kepada seseorang setelah ia melakukan dua tiga kali kesalahan saja beratnya minta ampun. Tapi, itulah yang diminta Tuhan kepada kita, kepadaku.
Dan peristiwa hari ini, mungkin menjadi pelajaran bagiku. Aku melaporkan kepada atasan tentang suatu pengeluaran yang aku lakukan ternyata jauh melebihi dari anggaran. Aku melaporkannya sambil minta maaf, dan ini harus diatasi dengan cara apa. Ternyata beliau diam saja. Mungkin beliau marah.
Aku menghela nafas panjang. Sungguh bukan niatanku untuk membuat pengeluaran meledak. Seperti yang sudah kuduga, aku sebenarnya salah menulis anggaran pengeluaran, karena nilainya terlalu rendah. Ya, aku pasrah dan menerima apabila ia marah kepadaku.
Hari ini aku belajar sabar dan mengampuni beliau. Aku belajar untuk tidak ganti menyimpan amarah, jengkel, atau dendam. Kalau pengeluaran itu tidak bisa diganti, aku percaya Tuhan akan mengganti dengan yang lebih besar.
Tuhan, ajari aku dengan kasihMu untuk benar-benar mau memaafkan saudaraku.
Rabu, 14 Agustus 2019
KEMATIAN MUSA
Rabu, 14-08-2019
Ulangan 34: 1-12
Mazmur 66: 1-3a, 5,9, 16-17
Injil Matius 18: 15-20
Kitab Ulangan hari ini, berbicara tentang kisah haru kematian Musa. Ketika Musa naik dari Dataran Moab ke atas Gunung Nebo, yakni di atas Puncak Pisga. Di situ Tuhan memperlihatkan kepada Musa seluruh Tanah terjanji yang sudah dijanjikan Tuhan bagi Umat Israel. Dari daerah Gilead sampai kota Dan, dari Lembah Yerikho, Lembah Yordan, dan seluruh tanah Yehuda. Tuhan memperkenankan Musa melihat seluruh negeri itu, tetapi Musa tidak diperkenankan menyeberang ke sana. Dan setelah itu Musa mati. Tuhan sendiri yang menguburkanNya di Tanah Moab, dan sampai hari ini tidak seorang pun yang tahu dimana kubur Musa.
Musa, seorang nabi yang bisa berjumpa dan berhadapan muka dengan Tuhan, berbicara denganNya, dan dengan perintah Tuhan ia melakukan segala hal yang dahsyat dan besar. Setelah Musa, tiada lagi nabi yang bangkit dari antara orang Israel.
Pagi yang sejuk ini, seperti ikut mengenang wafatnya Musa. Dan aku terharu, membaca dan mengikuti segala kisah tentang Musa, seorang nabi yang sepanjang hidupnya menjadi perantaraan Tuhan untuk menyelamatkan Umat Israel. Dan Musa dipilih Tuhan, karena ia memang layak untuk itu. Nabi Musa, kiranya juga akan menyertai umat Tuhan di jaman sekarang.
TUHAN PENEBUS ISRAEL
DEVOSI HARIAN 12-08-2019
Pada hari ini, ketika ketiadaan paket data membuat aku tidak bisa membaca SabdaMu, maka aku membuka Kitab Suci hanya berdasarkan kemana jemari tangan akan membukanya. Dan inilah yang aku baca pada hari ini, sabda-sabda yang indah dan menggetarkan hatiku.
TUHAN Penebus Israel
Yesaya 44 : 21-28
Dari sabda itu, kuganti nama Yakub atau Israel menjadi namaku. Beberapa ayat kukutip, dan inilah yang membuat aku terharu.
“Ingatlah semuanya ini, hai Bernadeta Wiwik Hesti Winarni, sebab engkaulah hambaKu, hai Bernadeta. Aku telah membentuk engkau, engkau adalah hambaKu.
Hai Bernadeta, engkau tidak kulupakan. Aku telah menghapus segala dosa pemberontakanmu seperti kabut diterbangkan angin, dan segala dosamu seperti awan yang tertiup. Kembalilah kepadaKu, sebab Aku telah menebus engkau!”
Aku tergetar ketika ia memanggil namaku, terlebih ketika Ia menyatakan segala dosaku telah diampuni. Ia mamanggilku untuk kembali kepadaNya. Sampai di sini saya terharu, bersyukur, dan bahagia. Engkau Allah yang Agung, kepadaMu aku kembali. Akan kusandarkan sisa hidupmu hanya kepadaMu.
Kuteruskan dengan membaca Injil. Jariku membawa kepada nas ini.
YOHANES 1 :1-18
FIRMAN YANG TELAH MENJADI MANUSIA
Pada mulanya adalah Firman. Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang dijadikan. Dalam Dia adalah hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.
Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes. Ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu; supaya oleh Dia semua orang menjadi percaya. Ia bukan terang ituntetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang sedang datang ke dalam dunia.
Ia telah ada dalam di dunia dan dunia dijadikan olehNya, tetapi dunia tidak mengenalNya. Ia datang kepada milik kepunyaanNya, tetapi orang-orang kepunyaanNya itu tidak menerimaNya.
Tetapi semua orang yang menerimaNya diberi kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yaitu mereka yang percaya dalam namaNya. Orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.
Firman itu telah menjadi manusia dan diam diantara kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya, yaitu kemulian yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya:”Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku”.
Karena dari kepenuhanNya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.
Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakanNya.
Ada dua hal yang menohok dalam hati.
Tuhan sudah datang kepada dunia miliknya, tetapi dunia tidak menerimanya. Maukah aku menerimaNya?
Dan jawabnya dengan senang hati aku mau, karena hanya Dialah andalan hidupku. Di kala dunia terlalu sibuk, aku yang berada di sudut dunia, membuka tanganku, membuka hatiku, untuk mempersilakan Engkau datang berkunjung, dan singgah di hatiku selamanya. Aku mau, aku mau menerimaMu Tuhan.
Kedua, betapa Yohanes telah memberikan teladan kerendahan hati. Ia sangat menyadari tugasnya untuk mempersiapkan datangnya Tuhan. Maka Ia yang telah datang itu yang harus dipermuliakan, bukan Yohanes. Ya, tidak ada nafsu keserakahan atau kesombongan sedikitpun dari diri Yohanes.
Maka genaplah sudah nas yang kuterima pada hari.
Pertama kala Ia mengatakan bahwa Ia tidak melupakan aku, bahkan Ia mengajakku kembali, sebab Ia telah mengampuni dosa-dosaku.
Kedua, Ia berharap aku mau menerima kedatanganNya. Dan dengan segala kerendahan hati, hari ini kujawab, “Ya Tuhan, aku mau menerimaMu".
Ketiga, belajar tentang kerendahan hati dari Yohanes, karena Ia hanya pembuka jalan, maka bukan ia yang harus dipermuliakan, melainkan Ia, Anak Manusia yang telah datang ke dunia.
“Tuhan, terima kasih untuk hari ini. Dalam hidupku yang sederhana, ijinkanlah aku menjadi pembuka jalan bagiMu. Agar Engkau semakin dipermuliakan, dan dunia sujud menyembah dihadapanMu, Amin”.
Langganan:
Postingan (Atom)