Rabu, 14 Agustus 2019

TUHAN PENEBUS ISRAEL

DEVOSI HARIAN 12-08-2019

Pada hari ini, ketika ketiadaan paket data membuat aku tidak bisa membaca SabdaMu, maka aku membuka Kitab Suci hanya berdasarkan kemana jemari tangan akan membukanya. Dan inilah yang aku baca pada hari ini, sabda-sabda yang indah dan menggetarkan hatiku.

TUHAN Penebus Israel
Yesaya 44 : 21-28

Dari sabda itu, kuganti nama Yakub atau Israel menjadi namaku. Beberapa ayat kukutip, dan inilah yang membuat aku terharu.

“Ingatlah semuanya ini, hai Bernadeta Wiwik Hesti Winarni, sebab engkaulah hambaKu, hai Bernadeta. Aku telah membentuk engkau, engkau adalah hambaKu.
Hai Bernadeta, engkau tidak kulupakan. Aku telah menghapus segala dosa pemberontakanmu seperti kabut diterbangkan angin, dan segala dosamu seperti awan yang tertiup. Kembalilah kepadaKu, sebab Aku telah menebus engkau!”

Aku tergetar ketika ia memanggil namaku, terlebih ketika Ia menyatakan segala dosaku telah diampuni. Ia mamanggilku untuk kembali kepadaNya. Sampai di sini saya terharu, bersyukur, dan bahagia. Engkau Allah yang Agung, kepadaMu aku kembali. Akan kusandarkan sisa hidupmu hanya kepadaMu.

Kuteruskan dengan membaca Injil. Jariku membawa kepada nas ini.

YOHANES 1 :1-18
FIRMAN YANG TELAH MENJADI MANUSIA

Pada mulanya adalah Firman. Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang dijadikan. Dalam Dia adalah hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.
Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes. Ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu; supaya oleh Dia semua orang menjadi percaya. Ia bukan terang ituntetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang sedang datang ke dalam dunia.
Ia telah ada dalam di dunia dan dunia dijadikan olehNya, tetapi dunia tidak mengenalNya. Ia datang kepada milik kepunyaanNya, tetapi orang-orang kepunyaanNya itu tidak menerimaNya.
Tetapi semua orang yang menerimaNya diberi kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yaitu mereka yang percaya dalam namaNya. Orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.
Firman itu telah menjadi manusia dan diam diantara kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya, yaitu kemulian yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya:”Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku”.
Karena dari kepenuhanNya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.
Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakanNya.

  Ada dua hal yang menohok dalam hati.
Tuhan sudah datang kepada dunia miliknya, tetapi dunia tidak menerimanya. Maukah aku menerimaNya?
Dan jawabnya dengan senang hati aku mau, karena hanya Dialah andalan hidupku. Di kala dunia terlalu sibuk, aku yang berada di sudut dunia, membuka tanganku, membuka hatiku, untuk mempersilakan Engkau datang berkunjung, dan singgah di hatiku selamanya. Aku mau, aku mau menerimaMu Tuhan.

Kedua, betapa Yohanes telah memberikan teladan kerendahan hati. Ia sangat menyadari tugasnya untuk mempersiapkan datangnya Tuhan. Maka Ia yang telah datang itu yang harus dipermuliakan, bukan Yohanes. Ya, tidak ada nafsu keserakahan atau kesombongan sedikitpun dari diri Yohanes.

Maka genaplah sudah nas yang kuterima pada hari.
Pertama kala Ia mengatakan bahwa Ia tidak melupakan aku, bahkan Ia mengajakku kembali, sebab Ia telah mengampuni dosa-dosaku.  
Kedua, Ia berharap aku mau menerima kedatanganNya. Dan dengan segala kerendahan hati, hari ini kujawab, “Ya Tuhan, aku mau menerimaMu".
Ketiga, belajar tentang kerendahan hati dari Yohanes, karena Ia hanya pembuka jalan, maka bukan ia yang harus dipermuliakan, melainkan Ia, Anak Manusia yang telah datang ke dunia.

“Tuhan, terima kasih untuk hari ini. Dalam hidupku yang sederhana, ijinkanlah aku menjadi pembuka jalan bagiMu. Agar Engkau semakin dipermuliakan, dan dunia sujud menyembah dihadapanMu, Amin”.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar