Sumber: https://parokipoka.wordpress.com/
Bacaan dari Kitab Pengkhotbah (1:2-11)
"Tiada sesuatu yang baru di bawah matahari."
Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia! Apakah gunanya manusia berusaha dengan jerih payah di bawah matahari?
Keturunan yang satu pergi dan keturunan yang lain datang, tetapi bumi tetap ada. Matahari terbit, matahari terbenam, lalu terburu-buru menuju tempat ia terbit kembali. Angin bertiup ke selatan, lalu berputar ke utara, terus menerus ia berputar, dan dalam putarannya angin itu kembali.
Semua sungai mengalir ke laut, tetapi laut tidak juga menjadi penuh; ke mana sungai mengalir, ke situ sungai mengalir selalu. Segala sesuatu menjemukan, sehingga tak terkatakan oleh manusia; mata tidak bosan-bosan melihat, telinga tidak puas-puas mendengar. Apa yang pernah ada akan ada lagi, dan yang pernah dibuat akan dibuat lagi; tiada sesuatu yang baru di bawah matahari.
Adakah sesuatu yang dapat dikatakan, "Lihat, ini baru!" Tetapi sebenarnya hal itu dahulu sudah ada, lama sebelum kita. Kenang-kenangan dari masa lampau tidak ada, dan dari masa depan yang masih akan datang pun tidak akan ada kenang-kenangan pada mereka yang hidup sesudahnya.
Demikianlah sabda Tuhan
Mazmur Tanggapan
Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa.
Ayat. (Mzm 90:3-4.5-6.12-13.14.17; R:1)
1. Engkau mengembalikan manusia kepada debu, hanya dengan berkata, "Kembalilah, hai anak-anak manusia!" Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin atau seperti satu giliran jaga di waktu malam.
2. Engkau menghanyutkan manusia seperti orang mimpi seperti rumput yang bertumbuh: di waktu pagi tumbuh dan berkembang, di waktu petang sudah lisut dan layu.
3. Ajarilah kami menghitung hari-hari kami, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Kembalilah, ya Tuhan, berapa lama lagi? dan sayangilah hamba-hamba-Mu!
4. Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita sepanjang hayat. Kiranya kemurahan Tuhan melimpah atas kami! Teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami teguhkanlah!
Bait Pengantar Injil
Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (bdk. Yoh 14:6)
Akulah jalan, kebenaran dan hidup, sabda Tuhan. Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:7-9)
"Yohanes telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal besar itu?"
Ketika Herodes, raja wilayah Galilea, mendengar segala sesuatu yang terjadi, ia merasa cemas, sebab ada orang yang mengatakan, bahwa Yohanes telah bangkit dari antara orang mati. Ada lagi yang mengatakan, bahwa Elia telah muncul kembali, dan ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi zaman dahulu telah bangkit.
Tetapi Herodes berkata, "Yohanes kan telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal besar itu?" Lalu ia berusaha untuk dapat bertemu dengan Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan.
Renungan
Herodes masih selalu merasa cemas. Dulu ia cemas mendengar telah lahir seorang raja kecil; dan karena kecemasannya itu ia membunuh semua bayi laki-laki dibawah umur dua tahun. Sekarang ia cemas mendengar ada seseorang yang telah melakukan hal-hal yang besar. Ia cemas karena merasa kedudukannya sebagai seorang raja bisa terancam. Selalu ia merasa cemas, karena hal-hal duniawi.
Padahal dalam Kitab Pengkhotbah segala sesuatu seperti kesia-siaan. Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia! Apakah gunanya manusia berusaha dengan jerih payah di bawah matahari?
Mungkin kita juga seperti Herodes, cemas karena hal-hal duniawi. Namun ada satu titik awal yang bagus yang bisa kita petik dari sikap Herodes, Lalu ia berusaha untuk dapat bertemu dengan Yesus.
Terhadap hal-hal yang mencemaskan, mari kita datang pada Yesus. Walau seperti Herodes yang pasti kecewa karena ia tidak mendapatkan hal-hal yang ia bayangkan saat bertemu Yesus; mungkin kita juga tidak akan menemukan Yesus yang bisa mengabulkan semua permintaan kita akan hal-hal duniawi. Namun kita lihat saja apa yang akan Ia tawarkan saat kita datang kepadaNya. Hal-hal yang akan tersimpan erat dalam hati, yang memberi kesejukan, kedamaian, dan kegembiraan.
Doa:
Tuhan Yesus, karena Engkau bukan dari dunia ini, maka segala hal kecemasan tentang keduniawian, Engkau tidak akan mengatasinya. Namun hal lain yang Engkau tawarkan kepadaku saat aku datang kepadaMu, jauh lebih bermakna. Engkau memberi bahagia, damai, dan membebaskan aku dari segala kekuatiran. Maka bersamaMu, aku bisa mengatasi kehidupan.
Tuhan Yesus, undanglah aku untuk senantiasa datang ke hadiratMu. Segala hormat dan pujian bagiMu, kini selalu dan sepanjang segala abad. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar