Sumber:https://sangsabda.wordpress.com/
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (1Kor 3:1-9)
"Kami ini hanyalah kawan sekerja Allah; kalian adalah ladang Allah dan bangunan-Nya."
Saudara-saudara, dahulu aku tidak dapat berbicara dengan kalian sebagai manusia rohani, tetapi hanya kepada manusia duniawi yang belum dewasa dalam Kristus. Pada waktu itu aku memberikan susu kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kalian belum dapat menerimanya.
Sekarang pun sebenarnya kalian belum dapat menerimanya, karena kalian masih manusia duniawi. Sebab jika di antara kalian ada iri hati dan perselisihan, bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kalian masih manusia duniawi dan hidup secara manusiawi?
Karena jika seorang berkata, "Aku dari golongan Paulus," dan yang lain berkata, "Aku dari golongan Apolos," bukankah hal itu menunjukkan bahwa kalian manusia duniawi dan bukan rohani? Sebenarnya, apakah Apolos? Apakah Paulus?
Pelayan-pelayan Tuhan yang membawa kalian kepada iman, masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya. Aku yang menanam, Apolos yang menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan.
Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan. Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama. Dan masing-masing akan menerima upah sesuai dengan pekerjaannya. Sebab kami ini hanyalah kawan sekerja Allah; sedangkan kalian adalah ladang Allah dan bangunan-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
Mazmur Tanggapan
Berbahagialah bangsa yang dipilih Tuhan menjadi milik pusaka-Nya.
Ayat. (Mzm 33:12-13.14-15.20-21)
1. Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan, suku bangsa yang dipilih Allah menjadi pusaka-Nya! Tuhan memandang dari surga, dan melihat semua anak manusia.
2. Dari tempat kediaman-Nya Ia menilik semua penduduk bumi. Dialah yang membentuk hati mereka, dan memperhatikan segala pekerjaan mereka.
3. Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan, Dialah penolong dan perisai kita. Ya, karena Dia hati kita bersukacita, sebab kepada nama-Nya yang kudus kita percaya.
Bait Pengantar Injil
Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Luk 4:18-19)
Tuhan mengutus aku memaklumkan Injil kepada orang hina dina dan mewartakan pembebasan kepada para tawanan.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (4:38-44)
"Juga di kota-kota lain Aku harus mewartakan Injil, sebab untuk itulah Aku diutus."
Setelah meninggalkan rumah ibadat di Kapernaum, Yesus pergi ke rumah Simon. Adapun ibu mertua Simon sakit demam keras, dan mereka minta kepada Yesus supaya menolong dia. Maka Yesus berdiri di sisi wanita itu, lalu menghardik demamnya. Segera penyakit itu meninggalkan dia. Wanita itu segera bangun dan melayani mereka.
Ketika matahari terbenam, semua orang membawa kerabatnya yang sakit kepada Yesus. Ia meletakkan tangan atas mereka masing-masing dan menyembuhkan mereka. Dari banyak orang keluar juga setan-setan sambil berteriak, "Engkaulah Anak Allah." Tetapi dengan keras Yesus melarang mereka berbicara, karena mereka tahu bahwa Ia Mesias.
Ketika hari siang Yesus berangkat ke suatu tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mencari Dia. Ketika menemukan-Nya, mereka berusaha menahan Dia, supaya jangan meninggalkan mereka. Tetapi Yesus berkata kepada mereka, "Juga di kota-kota lain Aku harus mewartakan Injil Allah sebab untuk itulah Aku diutus." Dan Ia mewartakan Injil dalam rumah-rumah ibadat di Yudea.
Demikianlah Injil Tuhan kita.
Renungan:
Seandainya saya berada dalam kerumunan orang-orang yang membawa saudara dan kerabat mereka kepada Yesus untuk disembuhkan; barangkali yang ada saya akan takjub dan terpana atas semua yang saya saksikan. Hanya dengan meletakkan tanganNya, Yesus menyembuhkan orang-orang itu. Bahkan setan-setan juga keluar dari sebagian orang-orang tersebut.
Mungkin saya semakin penasaran, dan mengikuti terus kemana Yesus pergi. Ia pergi ke tempat sunyi, untuk berdoa mungkin. Dan orang-orang pun terus mencari Dia, dan berusaha menahanNya. Namun Yesus berkata, bahwa Ia harus pergi untuk mewartakan Injil Allah ke kota-kota lain.
Kami semua tidak bisa menahanNya, dan hanya bisa mengenang segala peristiwa yang kami lihat dan saksikan.
Itulah Yesus. Yang kita puja, yang kita cinta. Dan yang hebat, Ia lebih dahulu mencintai kita. Yesus aku mencintaiMu, aku akan berusaha melakukan yang terbaik untukMu, menuruti perintahMu, dan berusaha berjalan di jalanMu.
Doa:
Yesusku, bagaimana aku tidak memujaMu? Karna Engkau Maha Kuasa sekaligus penuh wibawa. Kemana-mana orang mengikutiMu, dan memintaMu untuk tinggal lebih lama. Namun Engkau milik dunia, kepada dunia Engkau akan memberikan cinta.
Yesusku, semoga aku menjadi tempat yang layak untuk Engkau meletakkan cintaMu, dan amanahMu agar aku juga mewartakan Injil, bisa terwujud karena cintaMu sendiri yang menuntunku.
Segala hormat dan pujian bagiMu kini selalu dan sepanjang segala abad.Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar