Sabtu, 10 Oktober 2020

Berbahagialah yang Mendengarkan Sabda Tuhan dan Melaksanakannya

Sumber:https://infokatolik.id/ 

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Galatia (3:22-29)

"Kalian adalah anak-anak berkat iman."

Saudara-saudara, menurut Kitab Suci segala sesuatu terkurung di bawah kekuasaan dosa, supaya berkat iman dalam Yesus Kristus janji itu diberikan kepada mereka yang percaya. Sebelum iman itu datang, kita berada di bawah pengawalan hukum Taurat dan dikurung sampai iman itu dinyatakan. Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman.

Sekarang iman itu telah datang. Karena itu kita tidak lagi berada dibawah pengawasan penuntun. Sebab kalian adalah anak-anak Allah karena iman dalam Yesus Kristus. Sebab kalian semua yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus.

Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada pria atau wanita, karena kalian semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. Jadi kalau kalian milik Kristus, maka kalian juga keturunan Abraham, dan berhak menerima janji Allah.
Demikianlah sabda Tuhan

Mazmur Tanggapan
Tuhan akan selalu ingat akan perjanjian-Nya.
Ayat. (Mzm 105:2-3.4-5.6-7)
1. Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib! Bermegahlah dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari Tuhan.
2. Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah selalu wajah-Nya! Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, mukjizat dan ketetapan-ketetapan yang diucapkan-Nya.
3. Hai anak cucu Abraham hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, pilihan-Nya! Dialah Tuhan, Allah kita, ketetapan-Nya berlaku di seluruh bumi.

Bait Pengantar Injil
Alleluya
Ayat. (Luk 11:28)

Berbahagialah yang mendengarkan sabda Tuhan dan memeliharanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:27-28)

"Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau!"

Pada suatu hari, ketika Yesus sedang berbicara kepada orang banyak, berserulah seorang wanita dari antara orang banyak itu, dan berkata kepada Yesus, "Berbahagialah ibu yang telah mengandung dan menyusui Engkau!"

Tetapi Yesus bersabda, "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan sabda Allah dan memeliharanya."
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan:

Kala itu, ketika Yesus benar-benar hadir di tengah manusia, Yesus semakin menakjubkan bagi banyak orang. Semakin banyak orang yang mengikuti Dia. Mereka kagum akan segala kuasa, mukjizatnya, maupun akan segala pengajaranNya.

Maka seorang wanita berteriak dari antara orang banyak itu, "Berbahagialah ibu yang telah mengandung dan menyusui Engkau!" Yesus mendengarnya dan mungkin tersenyum. Dan apa jawab Yesus? "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan sabda Allah dan memeliharanya."

Yesus, tidak hanya milik ayah dan ibuNya. Yesus juga milik kita! Dan jawab Yesus itu sekaligus memberi petunjuk bagaimana cara kita mencapai bahagia. Apa itu? "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan sabda Allah dan memeliharanya."

Apakah ini susah? Tidak teman, karena Yesus hanya meminta kita memberi waktu khusus bagiNya setiap hari, untuk mengenalNya melalui sabda-sabdaNya, dan selebihnya biarlah Yesus yang mengatur kehidupan kita.

Sejauh yang saya alami, sebelum saya rutin membaca bacaan harian dan membuat renungan ini, saya bukan orang yang berkecukupan dari sisi ukuran materi dan kebutuhan manusia. Saya kekurangan dan hidup dalam kegelisahan serta kekuatiran, esok akan bagaimana. Boleh dikata saya bukan orang yang bahagia.

Karena saya tidak tahu harus bagaimana, maka mendekat pada Yesus menjadi pelarian saya. Kepada siapa lagi saya bisa mengadu dan mengeluh tentang apa saja kalau tidak kepadaNya? Karena saya juga tidak ingin menambah beban pikiran kepada kakak-kakak dan adik saya. Kepada teman-teman, saya juga tidak ingin bila mereka mengetahui segala apa yang tengah terjadi pada saya dan keluarga.

Menangis, berdoa, duduk bersimpuh di bawah kakiNya, menjadi salah satu cara saya menenangkan diri. Membaca sabdaNya siapa tahu bisa melegakan hati saya. Dan biar lebih efektif, maka saya sesuaikan saja dengan bacaan harian setiap hari. Jadilah seperti ini sampai sekarang. Sambil membaca, menulis renungan tentangNya, kadang saya bernyanyi untukNya. Pagi hari, ketika suasana masih sepi, menjadi pagi yang istimewa dan ‘me time’ saya denganNya. Apa yang saya rasakan saat itu? Saya merasa bahagia, hati saya merasa tenang, dan saya percaya, Ia akan memberi setapak demi setapak jalan keluar.

Jadi saya berpikir itulah arti bahagia dalam sabdaNya,"Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan sabda Allah dan memeliharanya."

Benar, Ia memberi bahagia pada semua orang yang mendengarkan sabda Allah. Baru mendengarkan saja, Ia sudah memberi bahagia. Apalagi bagi orang yang sudah berhasil memeliharanya setiap hari. Dan saya masih jauh dari berhasil memelihara. Namun walau demikian, Tuhan sudah bermurah hati dengan memberi rasa bahagia itu. Penasaran? Cobalah..

Doa:

Yesusku, apa yang Engkau katakan bukan sekedar janji palsu. Engkau benar-benar menepati janjiMu itu. Ditambah sifatMu dan sifat Allah yang murah hati, maka aku yang baru lahir kembali dan berusaha selangkah demi selangkah memelihara sabdaMu ini, sudah Engkau limpahi dengan rasa bahagia senantiasa.

Yesus, bagaimana aku harus menyampaikan rasa syukur dan trimakasihku, karna Kau limpahi dengan cinta kasih dan perhatianMu sendiri? Maaf Yesus, aku belum mampu membalasnya. Hanya rasa hormat dan cinta yang makin dalam yang ingin kusampaikan setiap pagi. Semoga aku setia membaca sabda-sabdaMu sampai saat terakhir tiba. Amin,amin,amin.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar