Selasa, 13 Oktober 2020

Iman yang Bekerja oleh Kasih

 Sumber:http://pojokbiblika.blogspot.com/

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia (4:31b-5:6)

"Sunat tidak berarti sama sekali; yang berarti hanyalah iman yang bekerja melalui cinta kasih."

Saudara-saudara, kita bukanlah anak dari wanita hamba, melainkan dari wanita yang merdeka. Sebab Kristus telah memerdekakan kita, supaya kita benar-benar merdeka. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau tunduk lagi di bawah kuk perhambaan.

Sesungguhnya aku, Paulus, berkata kepadamu, 'Jika kalian menyunatkan diri, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu. Sekali lagi kukatakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat.

Kalian lepas dari Kristus, jika kalian mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kalian hidup di luar kasih karunia! Sebab oleh Roh dan karena iman, kita menantikan kebenaran yang kita harapkan. Sebab bagi orang yang ada dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat sama sekali tidak mempunyai arti. Yang berarti hanyalah iman yang bekerja oleh kasih.
Demikianlah sabda Tuhan

Mazmur Tanggapan
Semoga kasih setia-Mu mendatangi aku, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 119:41.43-45.47.48)
1. Kiranya kasih setia-Mu mendatangi aku, ya Tuhan, keselamatan dari pada-Mu itu sesuai dengan janji-Mu.
2. Janganlah sekali-kali mencabut firman kebenaran dari mulutku, sebab aku berharap kepada hukum-hukum-Mu.
3. Aku hendak berpegang pada Taurat-Mu senantiasa, untuk seterusnya dan selamanya.
4. Aku hendak hidup dalam kelegaan, sebab aku mencari titah-titah-Mu.
5. Aku hendak bergembira dalam perintah-perintah-Mu yang kucintai itu.
6. Aku menaikkan tanganku kepada perintah-perintah-Mu yang kucintai, dan aku hendak merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu.

Bait Pengantar Injil
Alleluya, alleluya
Ayat. (Ibr 4:12)

Sabda Allah itu hidup dan penuh daya, menguji segala pikiran dan maksud hati.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:37-41)

"Berikanlah sedekah dan semuanya menjadi bersih."

Pada suatu ketika, selesai mengajar, Yesus diundang seorang Farisi untuk makan di rumahnya. Maka masuklah Yesus ke rumah itu, lalu duduk makan. Tetapi orang Farisi itu heran melihat Yesus tidak mencuci tangan sebelum makan. Lalu Tuhan berkata kepadanya, "Hai orang-orang Farisi, kalian membersihkan cawan dan pinggan bagian luar, tetapi bagian dalam dirimu penuh rampasan dan kejahatan.

Hai orang-orang bodoh, bukankah Yang menjadikan bagian luar, Dialah juga yang menjadikan bagian dalam? Maka berikanlah isinya sebagai sedekah, dan semuanya akan menjadi bersih bagimu."
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan:

Santo Paulus berkata,”Sebab bagi orang yang ada dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat sama sekali tidak mempunyai arti. Yang berarti hanyalah iman yang bekerja oleh kasih.

Tuhan Yesus berkata, "Hai orang-orang Farisi, kalian membersihkan cawan dan pinggan bagian luar, tetapi bagian dalam dirimu penuh rampasan dan kejahatan.  Bukankah Yang menjadikan bagian luar, Dialah juga yang menjadikan bagian dalam? Maka berikanlah isinya sebagai sedekah, dan semuanya akan menjadi bersih bagimu."

Benang merah apa yang disampaikan oleh Paulus dan Tuhan Yesus dalam perikop di atas? Bagi saya mengungkapkan hal yang terutama yaitu iman dan perbuatan. Iman yang bekerja oleh kasih, dan hati yang bersih yang akan mendorong melakukan perbuatan yang bersih pula.

Percuma orang menaati hukum dan peraturan yang dibuat manusia, tapi hatinya dipenuhi oleh niat yang busuk dan perbuatan yang jahat. Apa yang tampak di luar, tak sesuai dengan isi yang di dalam, bahkan bertolak belakang. Kecewa atau tidakkah Anda, bila diberi wejangan oleh seorang guru untuk tidak melakukan hal-hal jahat, tapi dibelakang kita ia sendiri melakukannya?

Itulah yang dibenci Yesus, kemunafikan! Saya kira Yesus tidak mencuci tangan, itu sengaja Ia lakukan sebagai jalan untuk mengingatkan orang-orang Farisi, dan mengingatkan kita juga untuk menjauhi kemunafikan.

Doa:

Yesusku, jika Engkau sangat membenci kemunafikan, maka kiranya jauhkanlah hal ini daripadaku. Bersihkanlah hatiku, niat dan pikiranku, agar yang positif saja yang menguasai diriku. Dan bimbinglah aku bertekun dan setia dalam melakukan perbuatan baik dan positif.

Segala hormat dan pujian bagiMu kini selalu dan sepanjang masa. Amin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar