Kamis, 17 Februari 2022

“Enyahlah Iblis! Sebab Engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia"

Sumber: https://bit.ly/353G9Ln

Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (2:1-9)

“Janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka

Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka.

Sebab, jika ada seorang masuk ke dalam kumpulanmu dengan memakai cincin emas dan pakaian indah dan datang juga seorang miskin ke situ dengan memakai pakaian buruk, dan kamu menghormati orang yang berpakaian indah itu dan berkata kepadanya: "Silakan tuan duduk di tempat yang baik ini!", sedang kepada orang yang miskin itu kamu berkata: "Berdirilah di sana!" atau: "Duduklah di lantai ini dekat tumpuan kakiku!", bukankah kamu telah membuat pembedaan di dalam hatimu dan bertindak sebagai hakim dengan pikiran yang jahat?

Dengarkanlah, hai saudara-saudara yang kukasihi! Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia?

Tetapi kamu telah menghinakan orang-orang miskin. Bukankah justru orang-orang kaya yang menindas kamu dan yang menyeret kamu ke pengadilan? Bukankah mereka yang menghujat Nama yang mulia, yang oleh-Nya kamu menjadi milik Allah?

Akan tetapi, jikalau kamu menjalankan hukum utama yang tertulis dalam Kitab Suci: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri", kamu berbuat baik. Tetapi, jikalau kamu memandang muka, kamu berbuat dosa, dan oleh hukum itu menjadi nyata, bahwa kamu melakukan pelanggaran.

Demikianlah sabda Tuhan

Mazmur Tanggapan

Orang tertindas berseru, dan Tuhan mendengarkannya

Ayat. (Mzm 34:2-3.4-5.6-7)

1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.

2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya. Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.

3. Tujukanlah pandangan-Mu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas itu berseru, dan Tuhan mendengarkan; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.

Bait Pengantar Injil

Alleluya

Ayat. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan. Pada-Mulah sabda kehidupan kekal.

Inilah Injil Suci menurut Markus (8:27-33)

Pada suatu hari Yesus bersama murid-murid-Nya pergi ke kampung-kampung di sekitar Kaisarea Filipi. Di tengah jalan Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, “Kata orang, siapakah Aku ini?”

Para murid menjawab, “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan: seorang dari para nabi.”

Yesus bertanya lagi kepada mereka, “Tetapi menurut kamu, siapakah Aku ini?” Maka Petrus menjawab, “Engkaulah Mesias!” Dan Yesus melarang mereka dengan keras, supaya jangan memberitahukan kepada siapa pun tentang Dia.

Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan. Ia akan ditolak oleh para tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh, dan bangkit sesudah tiga hari. Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang.

Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegur-Nya. Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, katanya, “Enyahlah Iblis! Sebab Engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.

Demikianlah Sabda Tuhan

Renungan:

Benang merah dari bacaan dan Injil hari ini adalah tentang pandangan dan pikiran manusia.

Secara naluriah, kita lebih suka bergaul dengan orang yang tampak wah dan enak dipandang, salah satunya lebih memilih berteman dengan orang yang kaya daripada orang yang miskin. Lebih-lebih bila yang miskin ini sudah tidak punya uang, kotor, dan badannya penuh luka-luka. Otomatis kita ingin menjauhinya.

Kata Rasul Yakobus, “Sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka. Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia?

Dalam Injil, ketika Yesus bertanya siapakah Dia menurut mereka, maka Petrus menjawab bahwa Ia adalah Sang Mesias, Putra Allah. Yesus membenarkan hal tersebut. Namun Yesus lalu berkata bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan, ditolak dan dibunuh oleh para tua-tua. Bagi Petrus ini adalah hal yang tidak mungkin, seorang Putra Allah tidak selayaknya menderita seperti itu.

Maka Yesus memarahi Petrus, katanya, “Enyahlah Iblis! Sebab Engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia”. Ya, pandangan dan pikiran manusia memang lebih suka melihat yang indah, menikmati yang nyaman, dan menolak penderitaan.

Namun Allah melihat bahwa penderitaan Yesus adalah jalan bagi manusia yang dikasihiNya untuk diselamatkan dari cengkeraman setan. Karena satu Anak Manusia, yaitu Yesus sendiri, maka milyaran manusia umatNya, diselamatkanNya. Dan Yesus rela melakukannya karna kasih dan cintaNya.

Bagaimana dengan kita, apakah kita akan hidup sesuai alam pikiran manusia kita, yang kadang dikaburkan oleh iblis yang tidak henti menggoda kita agar jatuh dalam dosa; atau kita bertekun dan setia hidup dalam jalan yang diarahkan oleh Allah, yang kadang kita diminta bertahan dan tetap setia dalam penderitaan dan kesulitan? Percayalah, keselamatan, damai, sejahtera, dan sukacita akan diberikannya untuk kita bila kita hidup di jalanNya.

Action:

Tidak membeda-bedakan manusia

Doa:

Tuhan Yesus, ajarilah aku selalu melihat dari sisi Engkau melihat. Naluri manusiaku menolak yang tidak indah, yang tidak menyenangkan, yang susah dan menolak harus berada dalam penderitaan. Namun semua itu bisa aku lewati kalau aku berjalan bersamaMu.

Maka Yesusku,bersihkanlah hati dan pikiranku, dan kalau Engkau berkenan, jadilah penuntun pikiran, sikap, kata, dan langkah laku hidupku. Segala hormat dan pujian bagiMu, kini selalu dan sepanjang segala abad. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar