Jumat, 30 September 2022

"Kekuasaan Tuhan di alam semesta."

Sumber:https://bit.ly/3LVb6my 

Bacaan dari Kitab Ayub (38:1.12-21; 39:36-38)

 "Kekuasaan Tuhan di alam semesta."

Tuhan berbicara kepada Ayub dari dalam badai, "Pernahkah dalam hidupmu engkau menyuruh dini hari datang atau pernahkah fajar kautunjukkan tempatnya untuk memegang bumi pada ujung-ujungnya, sehingga orang-orang fasik dikebaskan daripadanya, yakni tatkala fajar mengubah bumi menjadi seperti seperti tanah liat yang dimeteraikan, dan mewarnainya seperti orang mewarnai kain? Tatkala orang-orang fasik dirampas terangnya, dan dipatahkan lengannya yang teracung?

Pernahkah engkau turun sampai ke sumber laut, atau berjalan-jalan menyusuri dasar samudera raya? Apakah pintu gerbang maut tersingkap bagimu, atau pernahkah engkau melihat pintu gerbang kelam pekat? Tahukah engkau luasnya bumi? Nyatakanlah, kalau engkau tahu semuanya itu.

Di manakah jalan ke tempat kediaman terang, dan di manakah tempat tinggal kegelapan, sehingga engkau dapat mengantarnya pulang, dan mengetahui jalan ke rumahnya? Tentulah engkau mengenalnya, karena ketika itu engkau sudah lahir, dan jumlah hari-harimu telah banyak!"

Lalu Ayub menjawab kepada Tuhan, "Sesungguhnya, aku ini terlalu hina. Jawab apakah yang kuberikan kepada-Mu? Mulutku kututup dengan tangan. Satu kali aku berbicara, tidak akan kuulangi; dua kali aku berkata, tidak akan kulanjutkan."

Mazmur Tanggapan

Ya Tuhan, tuntunlah aku di jalan yang kekal.

Ayat. (Mzm 139:1-3.7-10.13-14ab)

1.       Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui apakah aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi.

2.       Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Jika aku mendaki langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, Engkau pun ada di situ.

3.       Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, di sana pun tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.

4.       Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, Engkaulah yang menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena misteri kejadianku; ajaiblah apa yang Kaubuat.

Bait Pengantar Injil

Alleluya

Ayat. (Mzm 95:8ab)

Hari ini dengarkanlah suara Tuhan, dan janganlah bertegar hati.

Inilah Injil Suci menurut Lukas (10:13-16)

 “Barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku!"

Sekali peristiwa Yesus bersabda, “Celakalah engkau, Khorazim! Celakalah engkau, Betsaida! Sebab seandainya di Tirus dan Sidon terjadi mukjizat-mukjizat yang telah terjadi di tengah-tengahmu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung. Maka pada waktu penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan daripada tanggunganmu.

Dan engkau, Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak! Engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati. Barangsiapa mendengarkan kalian, ia mendengarkan Daku; dan barangsiapa menolak kalian, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

Renungan:

Bacaan hari ini masih melanjutkan tentang Ayub. Di tengah pergulatan perasaan dan pikirannya dalam menghadapi penderitaan yang dialaminya, Allah berkenan berbicara kepadanya. Dan Allah menanyakan kepadanya,

"Pernahkah dalam hidupmu engkau menyuruh dini hari datang atau pernahkah fajar kautunjukkan tempatnya untuk memegang bumi pada ujung-ujungnya.Pernahkah engkau turun sampai ke sumber laut, atau berjalan-jalan menyusuri dasar samudera raya? Apakah pintu gerbang maut tersingkap bagimu, atau pernahkah engkau melihat pintu gerbang kelam pekat? Tahukah engkau luasnya bumi? Nyatakanlah, kalau engkau tahu semuanya itu”

Ya, Allah memang Maha Besar. Dia pencipta dan penguasa jagat raya. Maka Ayub menjawab demikian,

"Sesungguhnya, aku ini terlalu hina. Jawab apakah yang kuberikan kepada-Mu? Mulutku kututup dengan tangan. Satu kali aku berbicara, tidak akan kuulangi; dua kali aku berkata, tidak akan kulanjutkan."

Di hadapan Allah, manusia terlalu dina. Tidak ada apa-apanya kita dihadapanNya. Maka jawaban Ayub benar. Di tengah penderitaannya, ia tidak mempertanyakan kenapa ini terjadi. Ia juga tidak memprotes Allah. Ia sangat sadar, bahwa ia makhluk hina dina di hadapanNya. Satu teladan lagi kita dapatkan dari Ayub, yang sedang berada di titik terendah hidupnya. Ia tidak pernah menghujat Allah.

Action:

Ø  Menyadari diri sebagai makhluk hina dina di hadapanNya.

Doa:

Tuhan Allahku, tiada berarti aku di hadapanMu. Hanya belas kasih dan kemurahan hatiMu yang membuatMu berkenan memberi berkah dan rahmat kepada kami. Kiranya Engkau berkenan memperhatikan sejenak kehidupan kami, dan menolong kami dengan pertolongan yang pasti sangat tepat. Karena Engkau Maha Besar sekaligus Maha Penyayang.

Doa ini kami haturkan dengan perantaraan Yesus Kristus, juru selamat dan junjungan kami. Amin

Kamis, 29 September 2022

"Engkau akan melihat malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak manusia."

Pesta St. Mikael, Gabriel dan Rafael, Malaikat Agung

Sumber:https://bit.ly/3UPV2qn

Bacaan dari Nubuat Daniel (7:9-10.13.14)

"Pakaian-Nya putih seperti salju."

Aku, Daniel, melihat takhta-takhta dipasang, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya. Pakaian-Nya putih seperti salju, dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba. Takhta-Nya dari nyala api, roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar. Suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya. Beribu-ribu melayani Dia, beratus-ratus ribu berdiri di hadapan-Nya.

Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-kitab. Aku terus melihat dalam penglihatan itu, tampak dari langit bersama awan-gemawan seorang serupa Anak Manusia. Ia menghadap Dia Yang Lanjut Usianya itu, dan Ia dihantar ke hadapan-Nya.

Kepada Dia yang serupa Anak Manusia itu diserahkan kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja. Maka segala bangsa, suku dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya kekal adanya, dan kerajaannya tidak akan binasa.

atau

Bacaan dari Kitab Wahyu (12:7-12a)

“Sekarang telah tiba keselamatan, kuasa dan pemerintahan Allah kita!

Aku, Yohanes, melihat dalam suatu penglihatan: Timbul peperangan di surga. Mikael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan seekor naga, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya, tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di surga.

Dan naga besar itu, Si Ular Tua yang disebut Iblis atau Setan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi bersama dengan malaikat-malaikatnya.

Dan aku mendengar suara yang nyaring di surga, “Sekarang telah tiba keselamatan, kuasa dan pemerintahan Allah kita! Sekarang telah tiba kekuasaan Dia yang diurapi Allah, sebab para terdakwa, yang siang malam mendakwa saudara-saudara kita di hadapan Allah telah dilemparkan ke bawah.

Mereka telah dikalahkan oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian saudara-saudara kita itu. Karena mereka tidak menyayangkan nyawa mereka sampai ke dalam maut. Karena itu bersukacitalah, hai surga dan kamu sekalian yang diam di dalamnya!”

Mazmur Tanggapan

Di hadapan para dewata aku hendak bermazmur bagi-Mu, ya Tuhan.

Ayat. (Mzm. 138:1-2ab.2cde-3.4.5)

1.       Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hati, sebab Engkau mendengarkan kata-kata mulutku; di hadapan para dewata aku akan bermazmur bagi-Mu. Aku hendak bersujud ke arah bait-Mu yang kudus.

2.       Aku hendak memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu, sebab Kaubuat nama dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.

3.       Semua raja di bumi akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, sebab mereka mendengar janji dari mulut-Mu; mereka akan menyanyi tentang jalan-jalan Tuhan, sebab besarlah kemuliaan Tuhan.

Bait Pengantar Injil

Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya.

Ayat. (Mrk 10:45)

Pujilah Tuhan, hai segala tentara-Nya, muliakanlah Dia, hai para hamba yang melakukan kehendak-Nya.    

Inilah Injil Suci menurut Yohanes (1:47-51)

"Engkau akan melihat malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak manusia."

Pada waktu itu Natanael datang kepada Yesus atas ajakan Filipus. Tatkala melihat Natanael datang, Yesus berkata tentang dia, “Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!” Natanael kepada Yesus, “Bagaimana Engkau mengenal aku?”

Jawab Yesus kepadanya, “Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.”

Kata Natanael kepada-Nya, “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!”

Yesus menjawab, kata-Nya, “Karena Aku berkata kepadamu: ‘Aku melihat engkau di bawah pohon ara’, maka engkau percaya? Hal-hal yang lebih besar daripada itu akan kaulihat.”

Lalu kata Yesus kepadanya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka, dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

Renungan:

Hari ini kita memperingati tiga tokoh malaikat agung, yaitu Mikael, Gabriel dan Rafael. “Mikael berarti Siapa seperti Allah; Gabriel berarti Keperkasaan Allah; dan Rafael berarti Pengobatan Allah” (St. Gregorius Agung)

Di dalam bacaan hari ini ada cerita mengenai Allah Bapa – Anak Manusia – Malaikat Allah – iblis/setan – malaikat-malaikat setan.

Allah Bapa           :   Daniel menyebutnya Yang Lanjut Usia, rambutnya putih, Dia penguasa semesta           dalam, beribu-beribu orang sujud dan menyembahNya.

Anak Manusia      :  KepadaNya Allah Bapa menyerahkan kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan           sebagai raja. Maka segala bangsa, suku dan bahasa mengabdi kepadanya.                 Kekuasaannya kekal adanya, dan kerajaannya tidak akan binasa. Dialah Yesus            Kristus junjungan kita.

Malaikat Allah   : Yang dipimpin oleh tiga malaikat agung Mikael, Gabriel, dan Rafael. Mereka             berperang dalam pertempuran besar di surga. Timbul peperangan di surga. Mikael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan seekor naga, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya, tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di surga.

Setan/iblis      :   naga besar itu, Si Ular Tua yang disebut Iblis atau Setan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi bersama dengan malaikat-malaikatnya.

Malaikat setan  :   Bala tentara setan yang juga disebut malaikat, yang ikut berperang melawan malaikat Allah. Dan mereka turut dilemparkan ke bawah.

Jelas dari pertempuran itu, bahwa Allah dengan semua bala surgawiNya, tidak terkalahkan. Setan yang mencoba merebut tahtaNya, kalah, dan dilempar jauh ke bawah. Namun ada sesuatu yang membuat saya bergidik ngeri. Setan-setan itu dilemparkan ke bawah, ke bumi! Ke bumi? Jadi di bumi inikah setan-setan itu berada? Atau maksudnya dasar bumi dimana di sana sumber api besar yang mungkin ini yang disebut neraka?

Saya tidak tahu. Allah yang tahu. Itu sebabnya mungkin Allah Bapa mengutus PutraNya ke dunia, agar dunia bisa diselamatkanNya dari kekuasaan iblis. “Sekarang telah tiba keselamatan, kuasa dan pemerintahan Allah kita! Sekarang telah tiba kekuasaan Dia yang diurapi Allah, sebab para terdakwa, yang siang malam mendakwa saudara-saudara kita di hadapan Allah telah dilemparkan ke bawah. Mereka telah dikalahkan oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian saudara-saudara kita itu. Karena itu bersukacitalah, hai surga dan kamu sekalian yang diam di dalamnya

Atas segala peristiwa yang terjadi di surga, ada peperangan, dan kenyataan memang ada setan yang dilemparkan ke bumi, maka kita tahu bahwa setan akan selalu menjadi musuh Tuhan Allah. Tuhan Allah sumber kebaikan akan terus dilawan oleh Setan yang berkeliaran di bumi sebagai sumber kejahatan.

Maka benteng kita hanya satu, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Dan peristiwa demi peristiwa membuktikan bahwa kebaikan akan selalu menang melawan kejahatan. Walaupun dari awal sampai pertengahan peristiwa sepertinya kejahatan yang menang namun percayalah, bahwa pada akhirnya ia akan selalu kalah.

Jadi kalau kita selalu di pihak Tuhan Allah dan terus melakukan kebaikan demi kebaikan, kita akan selalu menang. Percayalah.

Action:

Ø  Tak akan membiarkan setan melemahkan iman dan kepercayaanku pada Tuhan.

Doa:

Tuhan Yesus, mungkin saya kurang memahami peta dunia yang sedang terjadi. Namun Allah Bapa mengetahuinya. Mungkin kuasa setan bisa begitu gelapnya bila tidak terus menerus dilawan, maka Allah Bapa mengutus Engkau, Yesusku untuk mengalahkan setan.

Maka pesanMu, “Tinggalah di dalam Aku, maka kamu akan selamat dan berbuah”. Aku berjanji akan selalu tinggal dekat denganMu, Yesusku. Kalau aku lemah dan menjauh, tariklah aku kembali ke dalam tanganMu. Segala hormat dan pujian bagiMu, kini selalu dan sepanjang segala abad. Amin. 

Rabu, 28 September 2022

“Serigala mempunyai liang, dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.”

 

Sumber: https://bit.ly/3ChaMLu

Bacaan dari Kitab Ayub (9:1-12.14-16)

“Masakan manusia benar di hadapan Allah?"

 Ayub berkata kepada Bildad sahabatnya, "Sungguh, aku tahu, bahwa beginilah adanya: masakan manusia benar di hadapan Allah? Jika ia ingin beperkara dengan Allah satu dari seribu kali ia tidak dapat membantah-Nya. Allah itu bijak dan kuat, siapakah dapat bersikeras melawan Dia, dan tetap selamat?

Dialah yang memindahkan gunung-gunung tanpa diketahui orang, yang menjungkir-balikkannya dalam murka-Nya. Ia menggeserkan bumi dari tempatnya, sehingga tiangnya bergoyang-goyang. Ia memberi perintah kepada matahari, sehingga tidak terbit, dan mengurung bintang-bintang dengan meterai. Seorang diri Ia membentangkan langit, dan melangkah di atas gelombang-gelombang laut. Ia menjadikan bintang Biduk, bintang Belantik, bintang Kartika, dan gugusan-gugusan bintang Ruang Selatan.

Dialah yang melakukan perbuatan-perbuatan besar yang tidak terduga, dan keajaiban-keajaiban yang tidak terbilang banyak. Apabila Ia melewati aku, aku tidak melihat-Nya, dan bila Ia lalu, aku tidak tahu. Apabila Ia merampas, siapa akan menghalangi-Nya? Siapa akan menegur-Nya, 'Apa yang Kaulakukan?'

Bagaimana mungkin aku dapat membantah Dia, dan memilih kata-kata di hadapan Dia? Walaupun benar, aku tidak mungkin membantah Dia, malah aku harus memohon belas kasih kepada yang mendakwa aku. Bila aku berseru, Ia menjawab; aku tidak dapat percaya, bahwa Ia sudi mendengarkan suaraku."

Mazmur Tanggapan

Semoga doaku sampai ke hadirat-Mu, ya Tuhan

Ayat. (Mzm 88:10bc-11.12-13.14-15)

1. Aku telah berseru kepada-Mu, ya Tuhan, sepanjang hari, aku telah mengulurkan tanganku kepada-Mu. Adakah Engkau melakukan keajaiban di hadapan orang-orang mati? Masakah jenazah mereka bangkit untuk bersyukur kepada-Mu?

2. Dapatkah kasih-Mu diberitakan di dalam kubur, dan kesetiaan-Mu di tempat kebinasaan? Diketahui orangkah keajaiban-keajaiban-Mu dalam kegelapan, dan keadilan-Mu di negeri kealpaan?

3. Tetapi aku ini, ya Tuhan, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan pada waktu pagi doaku datang ke hadapan-Mu. Mengapa, ya Tuhan, Kaubuang aku? Mengapa Kausembunyikan wajah-Mu dari padaku?

Bait Pengantar Injil

Alleluya

Ayat. (Flp 3:8-9)

Segala sesuatu kuanggap sebagai sampah, agar aku memperoleh Kristus dan bersatu dengan-Nya.

Inilah Injil Suci menurut Lukas (9:57-62)

"Aku akan mengikuti Engkau ke mana pun Engkau pergi." 

Sekali peristiwa, ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang dalam perjalanan, datanglah seorang di tengah jalan, berkata kepada Yesus, “Aku akan mengikuti Engkau, ke mana pun Engkau pergi.”

Yesus menjawab, “Serigala mempunyai liang, dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.”

Lalu kepada orang lain Yesus berkata, “Ikutlah Aku!” Berkatalah orang itu, “Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku.” Tetapi Yesus menjawab, “Biarlah orang mati mengubur orang mati; tetapi engkau, pergilah, dan wartakanlah Kerajaan Allah di mana-mana.”

Seorang lain lagi berkata, “Tuhan, aku akan mengikuti Engkau, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku.” Tetapi Yesus berkata, “Setiap orang yang siap untuk membajak, tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

Renungan:

Hari-hari ini kita belajar dari Ayub, bagaimana melalui penderitaan-penderitaan. Sampai pada bacaan hari ketiga tentang Ayub ini, tidak satu pun yang menceritakan Ayub memprotes Tuhan atas segala kejadian yang ia alami. Hari kemarin kita mendengar bahwa Ayub hanya sampai pada penyesalan mengapa ia harus dilahirkan. Tidak sampai ia menyalahkan atau marah pada Tuhan.

Hari ini ia mengakui betapa mulia dan Maha Kuasa nya Allah. Dialah yang memindahkan gunung-gunung tanpa diketahui orang, yang menjungkir-balikkannya dalam murka-Nya. Ia menggeserkan bumi dari tempatnya, sehingga tiangnya bergoyang-goyang. Ia memberi perintah kepada matahari, sehingga tidak terbit, dan mengurung bintang-bintang dengan meterai. Seorang diri Ia membentangkan langit, dan melangkah di atas gelombang-gelombang laut. Ia menjadikan bintang Biduk, bintang Belantik, bintang Kartika, dan gugusan-gugusan bintang Ruang Selatan.

Maka atas segala derita yang tengah terjadi padanya, ia bersikap demikian:

“Bagaimana mungkin aku dapat membantah Dia, dan memilih kata-kata di hadapan Dia? Walaupun benar, aku tidak mungkin membantah Dia, malah aku harus memohon belas kasih kepada yang mendakwa aku. Bila aku berseru, Ia menjawab; aku tidak dapat percaya, bahwa Ia sudi mendengarkan suaraku”.

Ya, atas segala kesulitan, derita, dan malapetaka yang tengah dialami, apa yang bisa dilakukan manusia selain memohon belas kasihNya? Ya, memohon belas kasihNya. Dan itu lebih tepat dari pada kita menghujat Dia yang Maha Kuasa.

Namun dalam Injil kita dihadapkan pada kenyataan bahwa Allah yang Maha Kuasa itu tidak Nampak pada diri Yesus dalam wujud materi atau kemegahan. Bahkan Yesus berkata,”Serigala mempunyai liang, dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.”

Nah, apa yang akan kita dapatkan dari mengikuti Anak Manusia yang demikian? Yesus memaparkan kenyataan yang sama sekali tidak indah. Kalau kamu mengikutiNya, maka kamu harus siap tidur di mana saja, di atas rerumputan, di padang tepi bukit, atau bersandar pada sebuah batu besar kala kelelahan. Siapkah kamu?

Walau kenyataan yang dipaparkan Yesus sama sekali tidak nyaman, namun Yesus masih menantang kita. “Setiap orang yang siap untuk membajak, tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.” Yesus kita memang sangat beda dan luar biasa!

Siap mengikuti Yesus?

Action:

Ø  Tetap percaya pada Yesus, apapun keadaan yang Ia tawarkan.

Doa:

Yesusku, keheranan demi keheranan Kau hadirkan dalam kehidupan kami. Di atas semuanya itu, ajari aku untuk selalu percaya, bahwa Engkau Maha Kuasa, Maha Rahim, dan penuh belas kasih. Itu yang tidak akan pernah berubah dariMu.

Maka Yesusku, dengan gembira aku siap mengikutiMu.

Selasa, 27 September 2022

"Mengapa orang malang diberi terang dan orang yang pedih hati dibiarkan hidup?"

Sumber: https://bit.ly/3ShLOS0

Bacaan dari Kitab Ayub (3:1-3.11-17.20-23)    

"Mengapa orang malang diberi terang?"

Dalam kemalangannya, Ayub membuka mulut dan mengutuki hari kelahirannya, katanya, “Biarlah hilang lenyap hari kelahiranku, dan malam yang mengatakan, ‘Seorang anak laki-laki telah ada dalam kandungan’. Mengapa aku tidak mati waktu lahir? Atau binasa waktu aku keluar dari kandungan? Mengapa ada pangkuan yang menerimaku? Mengapa ada buah dada, sehingga aku dapat menyusu?

Andaikata semua itu tidak ada, aku sekarang berbaring dengan tenang. Aku tertidur dan dapat beristirahat bersama para raja dan para penasihat di bumi, yang mendirikan kembali reruntuhan bagi dirinya; atau bersama para pembesar yang mempunyai emas, yang memenuhi rumahnya dengan perak. Mengapa aku tidak seperti anak gugur yang disembunyikan, seperti bayi yang tidak melihat terang? Di sanalah orang jahat berhenti menimbulkan huru-hara; di sanalah mereka yang kehabisan tenaga mendapatkan istirahat.

Mengapa orang malang diberi terang dan orang yang pedih hati dibiarkan hidup? Mereka menantikan maut, yang tak kunjung datang, mereka mengejarnya lebih daripada menggali harta terpendam; bila mereka menemukan kubur, mereka bersukaria dan bersorak-sorai dengan gembira. Mengapa dibiarkan hidup orang yang tidak tahu mesti ke mana? Orang yang dikepung oleh Allah?”

Mazmur Tanggapan

Semoga doaku sampai ke hadirat-Mu, ya Tuhan.

Ayat. (Mzm 88:2-3.4-5.6.7-8; R:3a)

1. Biarlah doaku datang ke hadapan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepada teriakku; sebab jiwaku kenyang dengan malapetaka, dan hidupku sudah dekat dunia orang mati.

2. Aku telah dianggap termasuk orang-orang yang turun ke liang kubur; aku seperti orang yang tidak berkekuatan. Aku harus tinggal di antara orang-orang mati, seperti orang-orang yang mati dibunuh, terbaring dalam kubur, yang tidak Kauingat lagi, sebab mereka terputus dari kuasa-Mu.

3. Telah Kautaruh aku dalam liang kubur yang paling bawah, dalam kegelapan, dalam tempat yang dalam.

4. Aku tertekan oleh panas murka-Mu, dan segala pecahan ombak-Mu Kautindihkan kepadaku. Telah Kaujauhkan kenalan-kenalanku dari padaku, telah Kaubuat aku menjadi kekejian bagi mereka. Aku tertahan dan tidak dapat keluar.

Bait Pengantar Injil

Alleluya, alleluya, alleluya

Ayat. (1Sam 3:9; Yoh 6:68c)

Bersabdalah, ya Tuhan, sebab hamba-Mu mendengarkan. Sabda-Mu adalah sabda hidup yang kekal.

Inilah Injil Suci menurut Lukas (9:51-56)

"Yesus mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem."

Ketika hampir genap waktunya diangkat ke surga, Yesus mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem. Diutus-Nya beberapa utusan mendahului Dia. Mereka itu pergi, lalu masuk sebuah desa orang Samaria untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi-Nya. Tetapi orang-orang Samaria di situ tidak mau menerima Dia, karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem.

Ketika dua murid-Nya, yaitu Yakobus dan Yohanes, melihat hal itu, mereka berkata, “Tuhan, bolehkah kami menurunkan api dari langit untuk membinasakan mereka?”

Tetapi Yesus berpaling dan menegur mereka, “Kalian tidak tahu apa yang kalian inginkan. Anak Manusia datang bukan untuk membinasakan orang, melainkan untuk menyelamatkannya.”

Lalu mereka pergi ke desa lain.

Demikianlah Sabda Tuhan.

Renungan:

Mengapa orang malang diberi terang dan orang yang pedih hati dibiarkan hidup?

Jujur saja, pernahkah kita juga berpikir demikian? Saya pernah. Coba kalau saya tidak perlu hidup, pasti hidup saya akan penuh bahagia di surga. Saya tidak perlu memikirkan upaya untuk mencukupkan kebutuhan sehari-hari.

Namun Tuhan sudah menghadirkan kita di dunia ini. Kalau Tuhan tidak menghendaki, pasti kita tidak perlu dihadirkan olehNya. Ada maksud Tuhan, kenapa Ia harus menciptakan dan menghembuskan nafas bagi kita. Maksud Tuhan Allah pasti baik. Itu yang harus terus saya percayai. Bahwa Tuhan Allah mempunyai rencana special hanya untuk saya.

Maka kalau dalam hidup ini saya sedang mengalami seperti Ayub, dalam waktu-waktu ini, saya akan belajar dari Ayub, bagaimana ia menjalani dan melewati masa-masa penderitaan itu. Keuntungan saya hidup di jaman sekarang adalah, saya bisa belajar dari Ayub, sekaligus saya bisa tahu, akan Firman Tuhan yang menyemangati hidup saya.

Inilah yang dikatakan Yesus tentang maksud Allah bagi manusia: Tetapi Yesus berpaling dan menegur mereka, “Kalian tidak tahu apa yang kalian inginkan. Anak Manusia datang bukan untuk membinasakan orang, melainkan untuk menyelamatkannya.”

Ya, keselamatan demi keselamatan akan Tuhan Allah berikan bagi yang percaya kepadaNya. Allah tidak ingin melihat kita menderita. Allah ingin kita berada dalam damai, sejahtera dan sukacita bersamaNya. Amin.

Action:

Ø  Belajar dari Ayub dalam melewati masa-masa sulit.

Doa:

Tuhan Allah Bapa, Engkau menghadirkan kami dalam keadaan dunia saat ini. Dunia yang keras, dunia yang masih banyak kemiskinan, ketidak adilan, dunia yang menuntut kerja keras, dunia yang berisi banyak orang hidup mewah namun banyak juga yang hidup dalam kemiskinan. Maka Tuhan Allah Bapaku, tunjukkanlah jalan-jalanMu, bukalah pikiran dan hatiku, mohon aku Kau tuntun agar arah dan jalan hidupku sesuai dengan rencanaMu.

Doa ini kami sampaikan dengan perantaraan Yesus Kristus, Tuhan dan juru selamat kami. Amin.

 

 

Senin, 26 September 2022

"Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan!”

                                                         Sumber: https://bit.ly/3LFtakw

Bacaan dari Kitab Ayub (1:6-22)  

 “Kesalehan Ayub dicoba.”

Pada suatu hari anak-anak Allah datang menghadap Tuhan, dan di antara mereka datanglah juga iblis. Maka bertanyalah Tuhan kepada iblis, "Dari manakah engkau?" Jawab iblis, "Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi."

Lalu bertanyalah Tuhan kepada iblis, "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tidak seorang pun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan."

Lalu jawab iblis kepada Tuhan: "Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah? Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu. Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu."

Maka firman Tuhan kepada Iblis: "Nah, segala yang dipunyai ada dalam kuasamu. Hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya." Kemudian pergilah iblis dari hadapan Tuhan.

Pada suatu hari, ketika anak-anaknya yang lelaki dan yang perempuan makan-makan dan minum angur di rumah saudara mereka yang sulung, datanglah seorang persuruh kepada Ayub dan berkata: "Sedang lembu sapi membajak dan keledai-keledai betina makan rumput di sebelahnya, datanglah orang-orang Syeba menyerang dan merampasnya serta memukul penjaganya dengan mata pedang. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan."

Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: "Api telah menyambar dari langit dan membakar serta memakan habis kambing domba dan penjaga-penjaga. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan."

Sementara ornag itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: "Anak-anak tuan yang lelaki dan yang perempuan sedang makan-makan dan minum anggur di rumah saudara mereka yang sulung, maka tiba-tiba angin ribut bertiup dari seberang padang gurun. Rumah itu dilandanya pada empat penjurunya dan roboh menimpa orang-orang muda itu, sehingga mereka mati. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan.”

Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.M

Mazmur Tanggapan

Sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku.

Ayat. (Mzm 17:1,2-3,6-7)

1.       Dengarkanlah, Tuhan, perkara yang benar, perhatikanlah seruanku; berilah telinga akan doaku, dari bibir yang tidak menipu.

2.       Dari pada-Mulah kiranya datang penghakiman: mata-Mu kiranya melihat apa yang benar. Bila Engkau menguji hatiku, memeriksanya pada waktu malam, dan menyelidiki aku, maka Engkau tidak akan menemui sesuatu kejahatan; mulutku tidak terlanjur.

3.       Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku. Tunjukkanlah kasih setia-Mu yang ajaib, ya Engkau, yang menyelamatkan orang-orang yang berlindung pada tangan kanan-Mu terhadap pemberontak.

Bait Pengantar Injil

Alleluya, alleluya

Ayat. (Mrk 10:45)

Anak Manusia datang untuk melayani dan menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi semua orang.

Inilah Injil Suci menurut Lukas (9:46-50)

"Yang terkecil di antara kalian, dialah yang terbesar."

Sekali peristiwa timbullah pertengkaran di antara para murid Yesus tentang siapakah yang terbesar di antara mereka. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka. Karena itu Ia mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di samping-Nya.

Lalu Ia berkata kepada mereka, "Barangsiapa menerima anak ini demi nama-Ku, dia menerima Aku. Dan barangsiapa menerima Aku, menerima Dia yang mengutus Aku. Sebab yang terkecil di antara kalian, dialah yang terbesar."

Pada kesempatan lain Yohanes berkata, "Guru, kami melihat seseorang mengusir setan demi nama-Mu, dan kami telah mencegahnya, karena ia bukan pengikut kita." Tetapi Yesus menjawab, "Jangan kalian cegah, sebab barangsiapa tidak melawan kalian, dia memihak kalian."

Renungan:

Pernahkah Anda berada dalam situasi yang susah? Dalam keadaan menderita, terjepit, dan tidak punya apa-apa? Bagaimana Anda menanggapi situasi tersebut? Marah, mengeluh, menuduh Tuhan tidak adil, nelangsa, merasa tidak berharga, tidak berarti, dan mulai iri terhadap orang lain?

Mari kita belajar dari Ayub, bagaimana ia menanggapi penderitaan yang tiba-tiba ia alami. Ketika hewan-hewan piaraannya mati, ketika anak-anaknya juga mati, semua harta bendanya tiba-tiba ludes terbakar, dan dalam sekejap ia tidak punya apa-apa.

Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembahnya, katanya: “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan!”

Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.

Ingatlah perkataan  Ayub saat kita tidak mempunyai apa-apa

Action:

Ø  Tidak menyalahkan Tuhan saat aku sedang dalam situasi menderita.


Minggu, 25 September 2022

"Anakku, ingatlah! Engkau telah menerima segala yang baik semasa hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk"

Sumber: https://bit.ly/3dKwoXd

Bacaan dari Kitab Amos (6:1a.4-7)

Yang duduk berjuntai dan bernyanyi akan pergi sebagai orang buangan."

Beginilah firman Tuhan, Allah semesta alam, “Celakalah orang-orang yang merasa aman di Sion, yang merasa tenteram di gunung Samaria! Celakalah orang yang berbaring di tempat tidur dari gading, dan duduk berjuntai di ranjang; yang memakan anak-anak lembu dari tengah kawanan binatang yang tambun; yang bernyanyi-nyanyi mendengar bunyi gambus, dan seperti Daud menciptakan bunyi-bunyian bagi dirinya!

Celakalah orang yang minum anggur dari bokor, dan berurap dengan minyak yang paling baik, tetapi tidak berduka karena hancurnya keturunan Yusuf! Sebab sekarang mereka akan pergi sebagai orang buangan di kepala barisan, dan berlalulah hiruk pikuk pesta orang-orang yang duduk berjuntai itu.”

Mazmur Tanggapan

Pujilah Tuhan, hai jiwaku.

Ayat. (Mzm 146:7.8-9a.9b-10; R: 1b)

1.       Dialah yang menegakkan keadilan bagi orang yang diperas, Tuhan memberi roti kepada orang-orang yang lapar, dan membebaskan orang-orang yang terkurung.

2.       Tuhan membuka mata orang buta, Tuhan menegakkan orang yang tertunduk, Tuhan mengasihi orang-orang benar. Tuhan menjaga orang-orang asing.

3.       Anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali, tetapi jalan orang fasik dibengkokkan-Nya. Tuhan itu Raja untuk selama-lamanya, Allahmu, ya Sion, turun-menurun.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius (6:11-16)

"Taatilah perintah ini hingga pada saat Tuhan menyatakan diri."

Hai engkau, manusia Allah, jauhilah semua kejahatan, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan. Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar, dan rebutlah hidup yang kekal.

Untuk itulah engkau telah dipanggil, untuk itulah engkau telah mengikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi. Di hadapan Allah yang memberikan hidup kepada segala sesuatu dan di hadapan Kristus Yesus yang memberikan kesaksian yang benar di hadapan Pontius Pilatus, aku memperingatkan engkau: Taatilah perintah ini tanpa cacat dan tanpa cela hingga pada saat Tuhan kita Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.

Saat itu akan ditentukan oleh Penguasa yang satu-satunya dan yang penuh bahagia, Raja di atas segala raja dan Tuan di atas segala tuan. Dialah satu-satunya yang tidak takluk kepada maut, dan bersemayam dalam terang yang tak terhampiri. Tak seorang pun pernah melihat Dia, dan tak seorang manusia pun dapat melihat Dia. Bagi Dialah hormat dan kuasa yang kekal. Amin.

Bait Pengantar Injil

Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.

Ayat. (2Kor 8:9)

Yesus Kristus menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya oleh karena kemiskinan-Nya kamu menjadi kaya.

Inilah Injil Suci menurut Lukas (16:19-31)

"Engkau telah menerima segala yang baik, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita."

Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang-orang Farisi, “Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dari kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok. Ia berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilati boroknya.

Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Sementara menderita sengsara di alam maut, ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya.

Lalu ia berseru, ‘Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini’.

Tetapi Abraham berkata, ‘Anakku, ingatlah! Engkau telah menerima segala yang baik semasa hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat penghiburan dan engkau sangat menderita. Selain daripada itu, di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, sehingga mereka yang mau pergi dari sini kepadamu atau pun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang!’

Kata orang itu, ‘Kalau demikian, aku minta kepadamu, Bapa, supaya Engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingatkan mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka kelak jangan masuk ke dalam tempat penderitaan ini’.

Tetapi kata Abraham, ‘Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu!’

Jawab orang itu, ‘Tidak, Bapa Abraham! Tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat’.

Kata Abraham kepadanya, ‘Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.”

Untuk Renungan, action, dan doa

Silakan mengikuti Misa Hari Minggu

Sabtu, 24 September 2022

"Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia"

Sumber: https://bit.ly/3SjTzqa

Bacaan dari Kitab Pengkhotbah (11:9-12:8)

"Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum debu kembali menjadi tanah seperti semula, dan roh kembali kepada Allah."

Bersukarialah, hai para pemuda, dalam kemudaanmu. Biarlah hatimu bergembira pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hati dan pandangan matamu. Tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan! Buanglah kesedihan dari hatimu dan jauhkanlah penderitaan dari tubuhmu, karena masa muda dan fajar hidup adalah kesia-siaan.

Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan, ‘Tiada kesenangan bagiku di dalamnya’, sebelum matahari dan terang, bulan dan bintang-bintang menjadi gelap, dan awan-awan datang kembali sesudah hujan; pada waktu penjaga-penjaga rumah gemetar, dan orang-orang kuat membungkuk, dan wanita-wanita penggiling berhenti karena berkurang jumlahnya, dan yang melihat dari jendela semuanya menjadi kabur;

sebelum pintu-pintu di tepi jalan tertutup, dan bunyi penggilingan menjadi lemah, dan suara menjadi seperti kicauan burung, dan semua penyanyi wanita tunduk; sebelum orang menjadi takut berdiri di ketinggian, dan ketakutan ada di jalan, sebelum pohon badam berbunga, dan belalang menyeret dirinya dengan susah payah, dan nafsu makan tak dapat dibangkitkan lagi karena manusia pergi ke rumahnya yang kekal, dan peratap-peratap berkeliaran di jalan;

sebelum rantai perak diputuskan dan pelita emas dipecahkan, sebelum tempayan dihancurkan dekat mata air dan roda timba dirusakkan di atas sumur, dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya.

Kesia-siaan atas kesia-siaan, kata Pengkotbah, segala sesuatu adalah kesia-siaan!

Mazmur Tanggapan

Tuhan, Engkaulah tempat perteduhan kami turun-temurun

Ayat. (Mzm 90:3-4.5-6.12-13.14.17; R:1)

1. Engkau mengembalikan manusia kepada debu, hanya dengan berkata, “Kembalilah, hai anak-anak manusia!” Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin atau seperti satu giliran jaga di waktu malam.

2. Engkau menghanyutkan manusia seperti orang mimpi seperti rumput yang bertumbuh: di waktu pagi tumbuh dan berkembang, di waktu petang sudah lisut dan layu.

3. Ajarlah kami menghitung hari-hari kami, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Kembalilah, ya Tuhan, berapa lama lagi? Dan sayangilah hamba-hamba-Mu.

4. Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu, supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita sepanjang hayat. Kiranya kemurahan Tuhan melimpah atas kami. Teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami, teguhkanlah!

Bait Pengantar Injil,

Alleluya

Ayat. (2Tim 1:10b)

Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut dan menerangi hidup dengan Injil.

Inilah Injil Suci menurut Lukas (9:43b-45)

"Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia. Mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada-Nya."

Semua orang heran karena segala yang dilakukan Yesus. Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Dengarkan dan camkanlah segala perkataan-Ku ini: Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia.” Mereka tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga mereka tidak dapat memahaminya. Dan mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada Yesus.

Demikianlah Sabda Tuhan

Renungan:

Mungkin dimata para rasul, apa yang dikatakan Yesus adalah suatu ironi. “Dengarkan dan camkanlah segala perkataan-Ku ini: Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia.” Setelah mereka melihat kuasa Yesus dalam membuat berbagai mukjizat, dalam menyembuhkan orang-orang sakit, menghidupkan orang mati, lalu Yesus berkata bahwa Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia.

Anak Manusia merujuk pada diri Yesus sendiri. Jadi bagaimana bisa Yesus akan diserahkan ke dalam tangan manusia? Mengapa Yesus diserahkan ke tangan manusia, dan siapa yang menyerahkan Yesus ke tangan manusia? Berbagai pertanyaan ini berkecamuk dalam pikiran para murid, namun mereka tidak berani menyatakan.

Kita yang telah membaca peristiwa yang sudah lewat ini mengerti, bahwa awal mula Yesus diserahkan ke tangan manusia adalah karena ada sebuah PENGKHIANATAN. Ya, salah satu muridNya, yaitu Yudas Iskariot, sudah dikuasai iblis, dan demi uang 30 perak, ia menjual Yesus pada para imam dan orang Farisi. Walaupun ini bagian dari rencana Allah, namun pada siapa yang telah dikuasai setan dan melakukan pengkhianatan ini, kata Yesus, lebih bagus baginya bila ia tidak dilahirkan. Pengkhianatan adalah sebuah hal sangat menyakitkan bagi yang dikhianati!

Bagi kita mungkin juga menjadi pertanyaan, mengapa Yesus tidak melawan saat Ia harus menderita. Dalam kisah sengsara Yesus, kita tahu bahwa ketiadaan perlawanan ini didahului dengan pergumulan Yesus yang berat dalam doaNya kepada Allah Bapa. Ia menawar, “Kalau boleh piala ini lalu daripadaku, Bapa”. Namun Ia melanjutkan dengan pernyataan,”Tapi bukan kehendakKu, kehendakMulah yang terjadi”. Setelah itu Yesus menerima segala konsekuensi dalam menanggung penderitaan dan kehinaanNya, yang kemudian berpuncak pada penyaliban Yesus.

Dan inilah artinya! Bahwa dengan salib itu, Allah telah mengalahkan setan! Sama seperti dahulu Musa diminta membuat kayu salib dengan ada ukiran ular tedung pada kayu salib tersebut. Dengan salib ular tedung itu, siapa pun juga yang memandang salib, segala penyakit karena gigitan ular tedung langsung menjadi sembuh!

Demikian juga Salib Yesus! Siapa pun juga yang memandang Salib Yesus, akan diselamatkan dari dosa dan maut. Setan tak akan mampu meluluhkan kita. Mungkin kita juga akan mengalami penderitaan dalam memanggul salib kehidupan bersama Kristus, namun selama kita percaya dan memandang salib Yesus, kita akan diselamatkanNya.

Action:

Ø  Semakin percaya pada kekuatan Salib Kristus.

Doa:

Tuhan Yesus, kala Engkau memanggul salib, maka Engkau sedang berjalan menuju kemenangan. Maka seberat apapun, sesakit apapun, sehina apapun, Engkau tidak menyerah. Bila Engkau menyerah, maka rencana Allah pun akan kalah. Setan berjaya di dunia. Itulah sebabnya dengan segala luka dan ketidakberdayaanMu, Engkau bertahan sampai akhir. Lalu dalam puncak penderitaan di Golgota, Engkau berkata “Sudah selesai “. Dan Engkau menjadi pemenang.

Tuhan Yesus, ajarilah aku sekarang, bahwa salib kehidupan yang kupanggul adalah salib menuju kemenangan. Kuatkan aku Yesus, untuk memanggul salib kehidupanku. Kuatkan aku untuk tidak menyerah, karna kalau aku menyerah, aku kalah, dan Engkau tidak bisa menolong aku lagi yang terjatuh dalam cengkeraman iblis.

Yesusku, dampingilah aku dalam memanggul salib ini. Bersamaku, Engkau juga tengah memanggul salib, dan diantara peluh keringat dan tetes darahMu, Engkau tersenyum kepadaku dan menguatkan daku. Yesusku, terima kasih, karna aku tidak sendirian dalam menanggung salib kehidupan.

Segala hormat dan pujian bagiMu Yesus, kini selalu dan sepanjang segala abad. Amin.

 

 

Jumat, 23 September 2022

"Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan"

Sumber: https://bit.ly/3faaAon

Bacaan dari Kitab Pengkhotbah (3:1-11)

"Untuk segala sesuatu di bawah langit ada waktunya."

Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya. Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam; ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan; ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun;

ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari; ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu; ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk; ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi;

ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang; ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara; ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai.

Apakah untung pekerja dari yang dikerjakannya dengan berjerih payah? Aku telah melihat pekerjaan yang diberikan Allah kepada anak-anak manusia untuk melelahkan dirinya.

Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.

Mazmur Tanggapan

Terpujilah Tuhan gunung batuku.

Ayat. (Mzm 144:1-2.3-4)

1.       Terpujilah Tuhan, Gunung batuku! Ia menjadi tempat perlindungan dan kubu pertahananku, kota bentengku dan penyelamatku; Ia menjadi perisai, tempat aku berlindung.

2.       Ya Tuhan, apakah manusia itu, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Manusia tak ubahnya seperti angin, hari-harinya seperti bayang-bayang berlalu.

Bait Pengantar Injil

Alleluya, alleluya

Ayat. (Mrk 10:45)

Anak Manusia datang untuk melayani dan menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang.

Inilah Injil Suci menurut Lukas (9:18-22)

"Engkaulah Kristus dari Allah. Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan."

Pada suatu ketika Yesus sedang berdoa seorang diri. Maka datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Yesus lalu bertanya kepada mereka, "Kata orang banyak siapakah Aku ini?"

Mereka menjawab, "Yohanes Pembaptis; ada juga yang mengatakan: Elia; ada pula yang mengatakan: Salah seorang nabi dari zaman dulu telah bangkit."

Yesus bertanya lagi, "Menurut kalian, siapakah Aku ini?" Jawab Petrus, "Engkaulah Kristus dari Allah." Dengan keras Yesus melarang mereka memberitakan hal itu kepada siapa pun.

Ia lalu berkata, "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh para tua-tua, oleh para imam kepala dan para ahli Taurat, lalu dibunuh, dan dibangkitkan pada hari ketiga."

Demikianlah Sabda Tuhan.

Renungan:

Apakah Anda bercita-cita kelak menjadi orang suci, disebut santo atau santa? Atau Anda kelak ingin bersatu dengan Kristus Anak Allah? Anda bisa, tapi untuk itu Anda harus bersedia menderita, menanggung penderitaan ini dengan ketabahan dan kesabaran luar biasa, tetap menanggung segala kesulitan, penderitaan, ujian demi ujian ketabahan, dan lain sebagainya. Anda bersedia?

Jika demikian yang akan terjadi sebagai pengikut Kristus, lalu apa untungnya bila ternyata harus banyak menderita? Mungkin demikian yang ada di benak Anda. Saya pun berpikir demikian. Yesus sebagai Mesias, Putra Allah pun, mengapa harus mengalami,”Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh para tua-tua, oleh para imam kepala dan para ahli Taurat, lalu dibunuh, dan dibangkitkan pada hari ketiga."

Dari Sabda Allah yang kita dengar, dari pelajaran agama yang kita dapat, semua itu dilakukan Yesus untuk menyelamatkan manusia dari dosa dan maut. Mengapa Yesus rela menanggung penderitaan sedemikan bila bukan untuk keselamatan diriNya, bahkan Yesus tidak selamat, tapi itu semua dilakukan untuk keselamatan manusia? Apakah kita menjadi kecewa karna mengikuti Yesus bila ternyata lebih banyak penderitaan yang harus dialami?

Satu pernyataan mendasar adalah mengapa Yesus sampai rela menanggung penderitaan sedemikian, untuk keselamatan manusia? Apakah manusia itu sampai Yesus rela menanggung begitu banyak derita?

Saya akan lebih pada pertanyaan kedua, karna kalau pertanyaan pertama itu hanya Yesus dan Allah yang tahu jawaban pastinya.

Siapakah saya ini Tuhan, sampai Tuhan Yesus berkenan menderita untukku? Karna Yesus ingin menyelamatkanku? Menyelamatkan aku dari dosa karna dosa akan berujung maut? Apakah dosa dan maut ini sangat berbahaya sampai Tuhan Yesus harus berjuang dan menderita untuk menghindarkan aku dari itu?

Sepertinya iya, sehingga Yesus rela menjauhkan dan menyelamatkanku dari dosa. Dosa itu adalah kerjaan iblis. Berarti Yesus sangat paham bagaimana cara kerja iblis, dan apa akibat kalau manusia sampai jatuh dalam godaan dan cengkeraman iblis. Tak kan bisa lepas, dan iblis akan menjerat semakin kuat dan dalam, dengan kekejamannya, karna tidak ada belas kasihan dalam dirinya, yang ada adalah kuasa kejahatan, kegelapan, dan sama sekali tidak ada itikad baik dalam dirinya.

Tujuan iblis adalah untuk mengalahkan Allah. Manusia adalah obyeknya. Karna ia tahu manusia adalah ciptaan Allah yang sangat dikasihi sang Penciptanya. Kalau ia bisa menarik sebanyak mungkin orang ke dalam genggaman tangannya, maka ada kepuasan dan seringai tawa jahat dari iblis. Satu manusia jatuh dalam dosa adalah kemenangan baginya melawan Allah. Apakah iblis peduli dengan keadaan manusia yang jatuh dalam genggamannya itu? Tidak, sama sekali tidak. Jangan harap ya, bahwa iblis akan mengasihani kita yang menderita karna cengkeraman tangannya. Tidak, dia akan semakin kuat menggenggam kala kita semakin kuat meronta.

Hanya Allah –yang akan selalu berseteru dengan setan- yang bisa menyelamatkan kita. Dari pihak luar, bukan dari keluarga setan yang akan menyelamatkan. Itulah sebabnya, Allah dengan segala cara akan selalu menyelamatkan manusia. Dengan perantaraan para nabi yang mencegah manusia dari jerat setan dengan ajaran dan peringatannya untuk hanya menyembah Tuhan Allah.

Ketika perkataan para nabi tidak digubris, dan banyak manusia yang jatuh dalam dosa, Allah akhirnya mengutus PutraNya sendiri. Dan setan tahu bahwa itu Mesias, Putra Allah yang hadir di tengah manusia. Maka ia mengintimidasi orang-orang yang mau ia hasut untuk membinasakan Tuhan Yesus. Sampai di situ setan berhasil. Namun ia sama sekali tidak menyangka bahwa maut tidak berkuasa atas Yesus. Maka Yesus bangkit pada hari ketiga. Di sini setan kalah telak. Dalam hal kebangkitan orang mati, ia tidak mampu, karna maut adalah senjata pamungkasnya.

Maka kemenangan Yesus adalah kemenangan juga bagi orang-orang yang percaya kepadaNya. Yang percaya kepadaNya, tidak akan binasa oleh maut, namun akan memperoleh kehidupan kekal. Namun tentang kehidupan kekal, ini tidak rasakan sekarang saat kita masih hidup, jadi selama hidup ini kita harus banyak menderita? Mungkin ini pertanyaan selanjutnya.

Sekarang mari kita lihat dalam kehidupan sehari-sehari kita yang telah lewat. Dalam kesulitan dan penderitaan hidup itu, adakah kita melihat campurtangan dan kasih Allah yang nyata-nyata telah menolong kita? Adakah kita melihatnya? Ada, ada banyak sekali campur tangan Allah yang sebenarnya telah menyelamatkan kita. Mungkin kita tidak merasakannya.

Selama kita hidup ini, adalah saat setan berperang dengan Tuhan Allah. Ia akan terus menggoda dan menjerat manusia sebagai alat ia menjatuhkan kuasa Allah. Kalau kita tetap teguh dan setia kepadaNya, maka kita akan selalu diselamatkanNya. Namun bila tidak, kita bisa jatuh dan setan akan semakin dalam mencengkeram kita dalam kekejian dan kebengisannya. Itu yang ingin dihindarkan Allah dalam kehidupan kita.

Kamis, 22 September 2022

"Segala sesuatu adalah sia-sia"

Sumber:https://bit.ly/3dE8QTT

Bacaan dari Kitab Pengkhotbah (1:2-11)

 "Tiada sesuatu yang baru di bawah matahari."

Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia! Apakah gunanya manusia berusaha dengan jerih payah di bawah matahari? Keturunan yang satu pergi dan keturunan yang lain datang, tetapi bumi tetap ada. Matahari terbit, matahari terbenam, lalu terburu-buru menuju tempat ia terbit kembali.

Angin bertiup ke selatan, lalu berputar ke utara, terus menerus ia berputar, dan dalam putarannya angin itu kembali. Semua sungai mengalir ke laut, tetapi laut tidak juga menjadi penuh; ke mana sungai mengalir, ke situ sungai mengalir selalu.

Segala sesuatu menjemukan, sehingga tak terkatakan oleh manusia; mata tidak bosan-bosan melihat, telinga tidak puas-puas mendengar. Apa yang pernah ada akan ada lagi, dan yang pernah dibuat akan dibuat lagi; tiada sesuatu yang baru di bawah matahari.

Adakah sesuatu yang dapat dikatakan, “Lihat, ini baru!” Tetapi sebenarnya hal itu dahulu sudah ada, lama sebelum kita. Kenang-kenangan dari masa lampau tidak ada, dan dari masa depan yang masih akan datang pun tidak akan ada kenang-kenangan pada mereka yang hidup sesudahnya.

Mazmur Tanggapan

Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa.

Ayat. (Mzm 90:3-4.5-6.12-13.14.17; R:1)

1.       Engkau mengembalikan manusia kepada debu, hanya dengan berkata, "Kembalilah, hai anak-anak manusia!" Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin atau seperti satu giliran jaga di waktu malam.

2.       Engkau menghanyutkan manusia seperti orang mimpi seperti rumput yang bertumbuh: di waktu pagi tumbuh dan berkembang, di waktu petang sudah lisut dan layu.

3.       Ajarilah kami menghitung hari-hari kami, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Kembalilah, ya Tuhan, berapa lama lagi? dan sayangilah hamba-hamba-Mu!

4.       Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita sepanjang hayat. Kiranya kemurahan Tuhan melimpah atas kami! Teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami teguhkanlah!

Bait Pengantar Injil

Alleluya, alleluya, alleluya.

Ayat. (bdk. Yoh 14:6)

Akulah jalan, kebenaran dan hidup, sabda Tuhan. Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

Inilah Injil Suci menurut Lukas (9:7-9)

"Yohanes telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal besar itu?"

    

Ketika Herodes, raja wilayah Galilea, mendengar segala sesuatu yang terjadi, ia merasa cemas, sebab ada orang yang mengatakan, bahwa Yohanes telah bangkit dari antara orang mati. Ada lagi yang mengatakan, bahwa Elia telah muncul kembali, dan ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi zaman dahulu telah bangkit.

Tetapi Herodes berkata, “Yohanes kan telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal besar itu?” Lalu ia berusaha untuk dapat bertemu dengan Yesus.

Demikianlah Sabda Tuhan.

Renungan:

Kekuatiran kehilangan kekuasaan, membuat cemas hati Herodes. Ketika ia mendengar Seseorang yang telah melakukan hal-hal besar, ia kuatir bila orang tersebut juga mempunyai kekuatan yang begitu besar hingga bisa menyingkirkan dia sebagai seorang penguasa.

Ya, kekuasaan dan jabatan terkadang membuat seseorang melakukan segala cara untuk mempertahankan kekuasaannya itu. Segala cara, termasuk menyingkirkan orang lain. Kekuasaan juga memungkinkan seseorang mempunyai wewenang untuk memerintah orang lain melakukan hal-hal yang sesuai dengan keinginannya. Contoh nyata terjadi pada kasus yang sedang terjadi di negeri kita ini.

Maka arti kekuasaan bagi Anda yang mempunyai wewenang berkuasa?

Seperti kata Pengkhotbah, segala sesuatu adalah sia-sia, maka semoga kesempatan punya kuasa yang Anda punya bisa Anda pergunakan sebaik-baiknya menjadi manfaat dan berkat bagi orang lain.

Action:

Ø  Segala wewenang yang kita punya adalah amanah dari Tuhan Allah agar bisa membuat segala sesuatu menjadi lebih baik.

Doa:

Tuhan Yesus, Engkau tidak mempergunakan kuasa dan kebesaranMu sebagai Anak Allah untuk menguasai dunia ala manusia. Malahan Engkau merendahkan diri, dalam wujud orang biasa, walau punya kuasa. Maka ajarilah kami bersikap rendah hati, ya Yesusku. Tuntunlah kami agar tidak menggunakan kekuasaan untuk berbuat sewenang-wenang.

Segala hormat dan pujian bagiMu, kini selalu dan sepanjang segala abad. Amin.

Rabu, 21 September 2022

“Ikutlah Aku!” Maka berdirilah Matius, lalu mengikuti Dia.

 Sumber:https://bit.ly/3SCqs1B

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (4:1-7.11-13)

"Ada macam-macam tugas pelayanan demi pembangunan umat."

Saudara-saudara, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, menasihati kamu, supaya sebagai orang-orang yang terpanggil, kamu hidup sepadan dengan panggilan itu. Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam saling membantu.

Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh dalam ikatan damai sejahtera: Satu tubuh dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu; satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, yang di atas semua, menyertai semua dan menjiwai semua.

Akan tetapi, kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus. Dialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita Injil, gembala umat, maupun pengajar; semuanya itu untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi tugas pelayanan demi pembangunan tubuh Kristus.

Dengan demikian, akhirnya kita semua mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.

Mazmur Tanggapan

Di seluruh bumi bergemalah suara mereka.

Ayat. (Mzm 19:2-3.4-5; R:5a)

1.       Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan karya tangan-Nya; hari yang satu mengisahkannya kepada hari yang lain dan malam yang satu menyampaikan pengetahuannya kepada malam berikut.

2.       Meskipun tidak berbicara, dan tidak memperdengarkan suara, namun di seluruh bumi bergaunglah gemanya, dan amanat mereka sampai ke ujung bumi.

Bait Pengantar Injil

Alleluya

Ayat. (Mat 5:16)

Allah, Tuhan kami, Engkau kami puji dan kami muliakan. Kepada-Mu paduan para rasul bersyukur.

Inilah Injil Suci menurut Matius (9:9-13)

"Berdirilah Matius, lalu mengikuti Yesus."

Pada suatu hari, Yesus melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya, “Ikutlah Aku!” Maka berdirilah Matius, lalu mengikuti Dia.

Kemudian, ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa, makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya.

Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada murid-murid Yesus, “Mengapa gurumu makan bersama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Yesus mendengarnya dan berkata, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, melainkan orang sakit.

Maka pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

Renungan:

Hari ini peringatan santo Mateus, seorang rasul Yesus yang sebelumnya seorang pemungut cukai.  Yang menarik dari Santo Mateus ini adalah awal perjumpaannya dengan Yesus yang kemudian mengubah seluruh hidupnya.

Berawal dari pertemuan Mateus dengan Yesus di rumah cukai. Yesus berkata kepada,”Ikutlah Aku”. Dan seketika itu juga Mateus mengikuti Yesus! Tidak pakai menimbang-menimbang, bagaimana dengan keluarganya, harta kekayaannya-secara ia seorang pemungut cukai,pastinya ia seorang yang kaya raya. Ia tinggalkan semuanya seketika.

Dan kehidupannya langsung berubah! Ia menjadi pengikut Yesus, menjadi seorang penulis Injil, menjadi pewarta  militan tentang Yesus, hingga menjadi seorang Santo atau orang suci. Perjumpaannya dengan Yesus telah mengubahnya dari seorang yang dianggap pendosa oleh masyarakat waktu itu, menjadi orang suci kekasih Allah.

Inilah kisah Mateus (sumber:Katakombe.org)

Matius, anak Alfeus (Markus 2:14) adalah seorang Yahudi dari Galilea. Dia adalah seorang pemungut cukai di kota Kapernaum. Pada jaman itu para penarik pajak (pemungut cukai) Kerajaan Romawi dipilih oleh para pejabat lokal Romawi dari penduduk setempat yang dianggap dapat diajak bekerja sama. Mereka diberikan kewenangan untuk menarik pajak namun sama sekali tidak diberi gaji atas pekerjaan mereka. Karena itu para pemungut cukai ini biasanya menarik pajak lebih tinggi dari jumlah yang seharusnya mereka tagih; dan kelebihan ini dianggap sebagai upah mereka.

Karena profesinya ini Matius sangat dibenci oleh orang-orang sebangsanya. Mereka tidak mau berhubungan dengan “orang-orang berdosa” seperti dia. Namun, Yesus tidak berpikir demikian terhadap Matius.

Suatu hari, Yesus melihat Matius duduk di rumah cukai dan Ia berkata, “Ikutlah Aku.” Seketika itu juga Matius meninggalkan uang serta jabatannya untuk mengikuti Yesus. Yesus kelihatan demikian kudus dan bagaikan seorang raja. Matius mengadakan suatu perjamuan besar bagi-Nya. Ia mengundang teman-teman lain yang seperti dirinya untuk bertemu dengan Yesus serta mendengarkan pengajaran-Nya. Sebagian orang Yahudi menyalahkan Yesus karena makan bersama dengan oang-orang yang mereka anggap orang berdosa dan pengkhianat bangsa Yahudi. Tetapi, Yesus sudah siap dengan suatu jawaban. “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."

Sebagai murid dan Rasul dia sejak saat itu mengikuti Kristus, menyertai-Nya sampai saat Sengsara dan wafat-NYA. Matius adalah salah satu saksi dari Kebangkitan-Nya. Dia juga di antara para rasul yang hadir di Yesus naik kesurga. Di Yerusalem ia ikut berdoa dalam persatuan dengan Maria, Bunda Yesus, dan dengan para Rasul yang lain. Pada saat itu Roh Kudus pun turun diatas mereka.

Kisah hidup Santo Matius selanjutnya kurang jelas. Kita hanya memiliki data yang tidak akurat atau hanya berupa legenda. Santo Irenaeus mengatakan bahwa Matius memberitakan Injil di antara Orang-orang Yahudi. Santo Klemens dari Alexandria menguatkan pernyataan ini dan mengatakan  bahwa Matius merasul di kalangan orang Yahudi selama lima belas tahun, lalu Ia pergi mewartakan Injil ke negara-negara lain. Hampir semua menyebutkan bahwa Matius pergi ke Ethiopia di selatan Laut Kaspia (bukan Ethiopia di Afrika), dan di beberapa wilayah Kerajaan Persia dan kerajaan Partia, Makedonia, dan Suriah.

Matius adalah penulis Injil Matius dan merupakan kitab pertama dalam Perjanjian Baru. Injil ini ditulis Matius untuk pembaca Yahudi demi meyakinkan mereka bahwa Mesias yang dinanti-nantikan telah datang dalam diri Yesus Kristus.

Ada ketidak-sepakatan mengenai tempat kemartiran Santo Matius dan penyiksaan yang menyebabkan kematiannya. Tidak diketahui dengan pasti apakah ia menjadi martir dengan cara dibakar, dirajam, atau dipenggal.  Dalam buku The Martirologi Romawi hanya tertulis : "S.Matthaei, qui di Æthiopia prædicans martyrium passus est " (Santo Matius Rasul menderita kemartiran di Ethiopia).

Gereja Latin merayakan pesta Santo Matius pada tanggal 21 September, dan Gereja Yunani pada tanggal 16 November. Santo Matius digambarkan dengan simbol seorang pria bersayap, membawa tombak di tangannya sebagai lambang karakteristik.

Action:

Ø  Berusaha mendengarkan suara ajakan Tuhan dan mengikutiNya.

Doa:

Tuhan Yesus, bukan untuk orang yang sehat Engkau datang, melainkan untuk orang yang sakit. Yang remuk redam hatinya, yang patah semangatnya, yang lesu hidupnya, yang didera penyesalan, yang merindukan perubahan hidupnya yang kosong. Tuhan Yesus, bersabdalah kepada kami, berkatalah kepada kami, dan utuslah Roh Kudus agar kami dengan mantap mengikutiMu.

Terima kasih Tuhan Yesus, karna Engkau telah mengangkat harkat Mateus dari seorang pemungut cukai yang dibenci bangsanya, menjadi seorang yang dipenuhi semangat dan sukacita karena terus bersamaMu. Semoga Engkau berkenan mengubah kehidupan kami orang-orang yang tidak berarti di masyarakat menjadi alat pewarta kasih cintaMu.

Segala hormat dan pujian bagiMu, kini selalu dan sepanjang segala abad. Amin.