Jumat, 30 September 2022

"Kekuasaan Tuhan di alam semesta."

Sumber:https://bit.ly/3LVb6my 

Bacaan dari Kitab Ayub (38:1.12-21; 39:36-38)

 "Kekuasaan Tuhan di alam semesta."

Tuhan berbicara kepada Ayub dari dalam badai, "Pernahkah dalam hidupmu engkau menyuruh dini hari datang atau pernahkah fajar kautunjukkan tempatnya untuk memegang bumi pada ujung-ujungnya, sehingga orang-orang fasik dikebaskan daripadanya, yakni tatkala fajar mengubah bumi menjadi seperti seperti tanah liat yang dimeteraikan, dan mewarnainya seperti orang mewarnai kain? Tatkala orang-orang fasik dirampas terangnya, dan dipatahkan lengannya yang teracung?

Pernahkah engkau turun sampai ke sumber laut, atau berjalan-jalan menyusuri dasar samudera raya? Apakah pintu gerbang maut tersingkap bagimu, atau pernahkah engkau melihat pintu gerbang kelam pekat? Tahukah engkau luasnya bumi? Nyatakanlah, kalau engkau tahu semuanya itu.

Di manakah jalan ke tempat kediaman terang, dan di manakah tempat tinggal kegelapan, sehingga engkau dapat mengantarnya pulang, dan mengetahui jalan ke rumahnya? Tentulah engkau mengenalnya, karena ketika itu engkau sudah lahir, dan jumlah hari-harimu telah banyak!"

Lalu Ayub menjawab kepada Tuhan, "Sesungguhnya, aku ini terlalu hina. Jawab apakah yang kuberikan kepada-Mu? Mulutku kututup dengan tangan. Satu kali aku berbicara, tidak akan kuulangi; dua kali aku berkata, tidak akan kulanjutkan."

Mazmur Tanggapan

Ya Tuhan, tuntunlah aku di jalan yang kekal.

Ayat. (Mzm 139:1-3.7-10.13-14ab)

1.       Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui apakah aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi.

2.       Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Jika aku mendaki langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, Engkau pun ada di situ.

3.       Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, di sana pun tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.

4.       Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, Engkaulah yang menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena misteri kejadianku; ajaiblah apa yang Kaubuat.

Bait Pengantar Injil

Alleluya

Ayat. (Mzm 95:8ab)

Hari ini dengarkanlah suara Tuhan, dan janganlah bertegar hati.

Inilah Injil Suci menurut Lukas (10:13-16)

 “Barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku!"

Sekali peristiwa Yesus bersabda, “Celakalah engkau, Khorazim! Celakalah engkau, Betsaida! Sebab seandainya di Tirus dan Sidon terjadi mukjizat-mukjizat yang telah terjadi di tengah-tengahmu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung. Maka pada waktu penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan daripada tanggunganmu.

Dan engkau, Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak! Engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati. Barangsiapa mendengarkan kalian, ia mendengarkan Daku; dan barangsiapa menolak kalian, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

Renungan:

Bacaan hari ini masih melanjutkan tentang Ayub. Di tengah pergulatan perasaan dan pikirannya dalam menghadapi penderitaan yang dialaminya, Allah berkenan berbicara kepadanya. Dan Allah menanyakan kepadanya,

"Pernahkah dalam hidupmu engkau menyuruh dini hari datang atau pernahkah fajar kautunjukkan tempatnya untuk memegang bumi pada ujung-ujungnya.Pernahkah engkau turun sampai ke sumber laut, atau berjalan-jalan menyusuri dasar samudera raya? Apakah pintu gerbang maut tersingkap bagimu, atau pernahkah engkau melihat pintu gerbang kelam pekat? Tahukah engkau luasnya bumi? Nyatakanlah, kalau engkau tahu semuanya itu”

Ya, Allah memang Maha Besar. Dia pencipta dan penguasa jagat raya. Maka Ayub menjawab demikian,

"Sesungguhnya, aku ini terlalu hina. Jawab apakah yang kuberikan kepada-Mu? Mulutku kututup dengan tangan. Satu kali aku berbicara, tidak akan kuulangi; dua kali aku berkata, tidak akan kulanjutkan."

Di hadapan Allah, manusia terlalu dina. Tidak ada apa-apanya kita dihadapanNya. Maka jawaban Ayub benar. Di tengah penderitaannya, ia tidak mempertanyakan kenapa ini terjadi. Ia juga tidak memprotes Allah. Ia sangat sadar, bahwa ia makhluk hina dina di hadapanNya. Satu teladan lagi kita dapatkan dari Ayub, yang sedang berada di titik terendah hidupnya. Ia tidak pernah menghujat Allah.

Action:

Ø  Menyadari diri sebagai makhluk hina dina di hadapanNya.

Doa:

Tuhan Allahku, tiada berarti aku di hadapanMu. Hanya belas kasih dan kemurahan hatiMu yang membuatMu berkenan memberi berkah dan rahmat kepada kami. Kiranya Engkau berkenan memperhatikan sejenak kehidupan kami, dan menolong kami dengan pertolongan yang pasti sangat tepat. Karena Engkau Maha Besar sekaligus Maha Penyayang.

Doa ini kami haturkan dengan perantaraan Yesus Kristus, juru selamat dan junjungan kami. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar