Saudara
terkasih, benarlah perkataan ini: "Orang yang menghendaki jabatan penilik
jemaat, menginginkan pekerjaan yang indah." Karena itu penilik jemaat
haruslah seorang yang tak bercacat, suami dari seorang isteri saja. Ia harus
dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, dan cakap
mengajar orang; bukan peminum, bukan pemarah, melainkan peramah dan pendamai,
bukan hamba uang; seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati
oleh anak-anaknya.
Jika
seseorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri, bagaimana mungkin ia
mengurus Jemaat Allah? Janganlah ia seorang yang baru saja bertobat, agar
jangan menjadi sombong dan kena hukuman Iblis. Hendaklah ia juga mempunyai nama
baik di luar jemaat, agar jangan digugat orang dan jatuh ke dalam jerat Iblis.
Demikian
juga diakon-diakon: haruslah orang terhormat, jangan bercabang lidah, jangan
penggemar anggur, jangan serakah, melainkan orang yang memelihara rahasia iman
dalam hati nurani yang suci. Mereka juga harus diuji dahulu, dan baru
ditetapkan dalam pelayanan ini setelah ternyata mereka tak bercacat. Demikian
pula, para isteri mereka hendaklah orang terhormat, jangan pemfitnah; hendaklah
dapat menahan diri dan dapat dipercaya dalam segala hal.
Diakon
haruslah suami dari satu isteri dan mengurus anak-anak serta keluarganya dengan
baik. Karena mereka yang melaksanakan tugas pelayanan dengan baik, memperoleh
kedudukan yang baik, sehingga dalam iman akan Kristus Yesus mereka dapat
bersaksi dengan leluasa.
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur Mzm 101:1-3b.5-6
Aku hendak hidup dalam ketulusan hati.
v Aku hendak menyanyikan
kasih setia dan hukum, aku hendak bermazmur bagi-Mu, ya Tuhan. Aku hendak
memperhatikan hidup yang tidak bercela:Bilakah Engkau datang kepadaku?
v Aku hendak hidup dalam
ketulusan hati di dalam rumahku. Tiada kutaruh di depan mataku perkara dursila;
perbuatan murtad aku benci.
v Orang yang
sembunyi-sembunyi mengumpat temannya, dia akan kubinasakan. Orang yang sombong
dan tinggi hati, aku tidak suka.
v Mataku tertuju kepada
orang-orang yang setiawan di negeri, supaya mereka diam bersama-sama aku. Orang
yang hidup dengan cara yang tak bercela, akan melayani aku.
Bait Pengantar Injil Luk
7:16
Seorang
nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya.
Bacaan Injil Luk 7:11-17
Pada suatu
ketika pergilah Yesus ke sebuah kota bernama Nain. Para murid serta banyak
orang pergi bersama Dia. Ketika Ia mendekati pintu gerbang kota, ada orang mati
diusung ke luar, yaitu anak laki-laki tunggal seorang ibu yang sudah janda.
Banyak orang kota itu menyertai janda tersebut.
Melihat
janda itu tergeraklah hati Tuhan oleh belas kasihan. Lalu Tuhan berkata
kepadanya, "Jangan menangis!" Dihampiri-Nya usungan jenazah itu dan
disentuh-Nya, Maka para pengusung berhenti. Tuhan berkata, "Hai Pemuda,
Aku berkata kepadamu, bangkitlah!"
Maka
bangunlah pemuda itu, duduk, dan mulai berbicara. Yesus lalu menyerahkannya
kepada ibunya. Semua orang itu ketakutan, dan mereka memuliakan Allah sambil
berkata, "Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita," dan
"Allah telah mengunjungi umat-Nya."
Maka
tersiarlah kabar tentang Yesus ke seluruh Yudea dan ke seluruh daerah
sekitarnya.
Demikianlah Injil Tuhan.
Renungan :
Saya
membayangkan seandainya saya ikut dalam iring-iringan pelayat yang akan
mengantar seorang pemuda Nain beristirahat dalam peristirahatannya yang terakhir.
Ibunya, seorang janda, dengan kesedihan mendalam, mengantar putranya. Dia
sekarang seorang diri, tiada lagi anak dan suaminya.
Tiba-tiba
datang seorang bernama Yesus.HatiNya tergerak oleh belas kasihan melihat Ibu
tersebut. DihampiriNya usungan yang berisi jenasah pemuda tersebut. Ia
menyentuhnya, dan berkata,”Nak, bangunlah”.
Dan ajaib,
luar biasa, seorang pemuda yang telah mati itu, bangun dan duduk di atas
usungan yang mengangkatnya. Ia yang telah mati, hidup kembali!
Apa yang
saya rasakan ketika melihat peristiwa tersebut? Tercengang, takjub,
bertanya-tanya itu siapa yang bisa membangkitkan orang yang sudah mati, dan
sejuta perasaan heran lainnya. Semua orang juga pasti tercengang dan heran. Bahkan
ada diantara kami yang malah gemetar dan ketakutan. Belum pernah kami melihat
peristiwa seperti ini.
Siapa Dia?
Betapa berkuasanya Dia! Bahkan hanya menyentuh dan mengucapkan sesuatu, Ia bisa
menghidupkan orang mati.
Dia,
Yesus! Kata orang-orang.
Dia penuh
kuasa! Dia diutus oleh BapaNya untuk mencari manusia yang mau Ia selamatkan
dari kuasa dosa. Dia bukan mencari pemimpin atau tokoh masyarakat, seorang yang
terkenal, atau yang kaya raya. Dia hanya mencari manusia yang mau mendengar dan
mengikuti sabdaNya.
Berarti,
aku bisa dan boleh mengikutiNya. Apalagi aku bukan siapa-siapa. Tanpa Ia
sadari, (atau Yesus mengetahui?), aku diam-diam memisahkan diri dari rombongan
pelayat, dan mulai mengikutiNya. Dan, kurasa, Ia menoleh ke belakang dan
tersenyum kepadaku. Yesus melihatku! Aku tersenyum, dan berjanji dalam hati akan
mengikutiNya selamanya. Yesus mengangguk, dan meneruskan perjalananNya.
Doa :
Yesus,
puji syukur dan terima kasih, Engkau berkenan datang ke dunia. Engkau Sang
Sabda, Engkau yang Pertama dan awal dari semuanya, Engkau yang Agung dan mulia!
Tiba-tiba
saja Engkau datang ke dunia. Diawali dalam kisah yang amat sederhana, bahkan
hina, sehingga orang tidak yakin kalau Engkau Sang Maha. Bahkan kehidupan
sederhana pula Engkau jalani, sebagai anak seorang tukang kayu, sebelum Engkau
menjalankan perutusan keselamatan dari Allah Bapa.
Yesus,
bimbing aku agar setia mengikutiMu. Mungkin dalam jalan-jalan yang sederhana
yang Engkau sediakan untuk aku menjalaninya bersamaMu. Mungkin dalam alur yang
sunyi, yang bukan gegap gempita seperti yang diharapkan manusia. Namun ajari
aku untuk yakin, bahwa bersamaMu, aku akan menjalaninya dengan penuh sukacita.
Engkau menawarkan keselamatan, kedamaian hati, dan kegembiraan kelak di surga.
Ya Yesus, aku mau mengikutiMu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar