Kamis, 19 Agustus 2021

"Banyak yang dipanggil, sedikit yang terpilih"

Sumber:https://bit.ly/3suOFee

Bacaan dari Kitab Hakim-Hakim (11:29-39a)

"Yang pertama-tama keluar dari rumahku akan kupersembahkan sebagai kurban."

Pada suatu hari Yefta, panglima Israel, tiba-tiba dihinggapi Roh Tuhan. Ia berjalan melalui daerah Gilead dan daerah Manasye, kemudian melalui Mizpa di Gilead, dan dari Mizpa di Gilead ia berjalan terus ke daerah orang-orang Amon.

Lalu bernazarlah Yefta kepada Tuhan, katanya, "Jika engkau sungguh-sungguh menyerahkan orang Amon ke dalam tanganku, maka yang keluar dari pintu rumahku untuk menemui aku pada waktu aku pulang dengan selamat dari orang Amon akan menjadi milik Tuhan. Aku akan mempersembahkannya sebagai kurban bakaran."

Kemudian Yefta berjalan terus untuk berperang melawan orang Amon, dan Tuhan menyerahkan mereka ke dalam tangannya. Ia menimbulkan kekalahan yang amat besar di antara mereka, mulai dari Aroer sampai dekat Minit, dua puluh kota banyaknya, dan sampai ke Abel-Keramin. Dengan demikian orang Amon ditundukkan di depan orang Israel.

Ketika Yefta pulang ke Mizpa, tampaklah anaknya perempuan keluar menyongsong dia dengan memukul rebana dan menari-nari. Dialah anaknya yang tunggal. Selain dia Yefta tidak mempunyai anak laki-laki atau perempuan.

Demi melihat anaknya, Yefta mengoyak-ngoyakkan bajunya sambil berkata, "Ah Anakku, engkau membuat hatiku hancur luluh dan mencelakakan daku. Aku telah membuka mulut untuk bernazar kepada Tuhan dan tidak dapat mundur lagi."

Tetapi anak itu menjawab, "Bapa, jika engkau telah membuka mulut dan bernazar kepada Tuhan, maka perbuatlah kepadaku sesuai dengan nazar yang kauucapkan itu, sebab Tuhan telah mengadakan bagimu pembalasan terhadap musuhmu, yakni orang Amon." Lalu anak itu menyambung, "Hanya saja, izinkanlah aku melakukan satu hal ini: berilah aku waktu dua bulan, supaya aku pergi mengembara di pegunungan, dan menangisi kegadisanku bersama-sama dengan teman-temanku."

Jawab Yefta, "Pergilah!" Dan ia membiarkan anaknya pergi dua bulan lamanya. Maka pergilah gadis itu bersama dengan teman-temannya untuk menangisi kegadisannya di pegunungan. Setelah lewat kedua bulan itu, kembalilah ia kepada ayahnya, dan ayahnya melakukan apa yang telah dinazarkannya kepada Tuhan.

Demikianlah sabda Tuhan

Mazmur Tanggapan

Ya Tuhan, aku datang melakukan kehendak-Mu.

Ayat. (Mzm 40:5.7-8a.8b-9.10)

1. Berbahagialah orang, yang menaruh kepercayaannya kepada Tuhan, yang tidak berpihak kepada orang-orang yang angkuh, atau berpaling kepada orang-orang yang menganut kebohongan!

2. Kurban dan persembahan tidak Kauinginkan, tetapi Engkau telah membuka telingaku; kurban bakar dan kurban silih tidak Engkau tuntut. Lalu aku berkata, "Lihatlah Tuhan, aku datang!"

3. Dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku: Aku senang melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada di dalam dadaku.

4. Aku mengabarkan keadilan di tengah jemaat yang besar, bibirku tidak kutahan terkatup; Engkau tahu itu, ya Tuhan.

Bait Pengantar Injil

Alleluya, alleluya

Ayat. Hari ini janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah sabda Tuhan.

Inilah Injil Suci menurut Matius (22:1-14)

"Undanglah setiap orang yang kalian jumpai ke pesta nikah ini"

Pada suatu ketika Yesus berbicara kepada para imam kepala dan pemuka rakyat dengan memakai perumpamaan. Ia bersabda, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang mengadakan perjamuan nikah untuk anaknya. Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan nikah itu tetapi mereka tidak mau datang.

Raja itu menyuruh pula hamba-hamba lain dengan pesan, 'Katakanlah kepada para undangan: Hidanganku sudah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih. Semuanya telah tersedia. Datanglah ke perjamuan nikah ini'.

Tetapi para undangan itu tidak mengindahkannya. Ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, dan yang lain menangkap para hamba itu, menyiksa dan membunuhnya. Maka murkalah raja itu. Ia lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka.

Kemudian ia berkata kepada para hamba, 'Perjamuan nikah telah tersedia, tetapi yang diundang tidak layak untuk itu. Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kalian jumpai di sana ke perjamuan nikah ini.

Maka pergilah para hamba dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruang perjamuan nikah itu dengan tamu.

Ketika raja masuk hendak menemui para tamu, ia melihat seorang tamu yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya, 'Hai Saudara, bagaimana Saudara masuk tanpa berpakaian pesta?' tetapi orang itu diam saja.

Maka raja lalu berkata kepada para hamba, 'Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap; di sana akan ada ratap dan kertak gigi'. Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih."

Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan:

Kembali hari ini, kita membaca bacaan Injil yang mengibaratkan Allah sebagai seorang tuan. Kali ini Tuan yang sedang mengadakan perjamuan. Ia seorang tuan yang kaya raya  dan berkuasa.

Dalam perumpamaan itu, siapa yang diibaratkan sebagai orang-orang yang diundang? Mereka adalah kita, yang diundang untuk dekat dengan Tuhan Allah, dan yang menanggapi undangan itu, sebenarnya akan mendapat berkah melimpah, kedamaian, kesejahteraan dan sukacita.

Namun kita sering tidak menanggapi undangan itu. Kita lebih sibuk untuk berdagang, memenuhi kebutuhan, atau memburu kesenangan diri. Allah menjadi kecewa karenanya.

Atau kita bisa juga menjadi orang yang diibaratkan datang, namun dengan pakaian yang tidak layak. Kita datang ikut perayaan Ekaristi, namun hati kita sedang dipenuhi kegelapan, pikiran jahat, bahkan mungkin kita sudah melakukan perbuatan atau perkataan jahat, namun kita dengan enteng tetap menyambut Ekaristi dan tidak menganggap semua yang jahat yang kita lakukan sebagai suatu dosa.  

Maka raja lalu berkata kepada para hamba, 'Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap; di sana akan ada ratap dan kertak gigi'. Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih."

Allah yang Maha kuasa, bisa melakukan apa saja kepada kita. Akan memberi rahmat atau menghukum kita dalam gelap pekat. Dan itu bukan karena Allah bisa melakukan apa saja sekehendak hatiNya, namun karena semua karena akibat perbuatan kita dalam menanggapi undangan dan perintah Allah.

Action:

Berusaha menjadi orang yang layak di hadapan Allah

Doa:

“Tuhan, saya tidak layak Engkau datang pada saya, tapi bersabdalah saja maka aku akan sembuh”   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar