Senin, 04 Oktober 2021

Siapakah sesamaku manusia?"

 

Sumber:https://bit.ly/3ouuEnX

Bacaan dari Yun 1:1-17, 2:10

Datanglah firman TUHAN kepada Yunus bin Amitai, demikian:

"Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepada-Ku."

Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN; ia pergi ke Yafo dan mendapat di sana sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya perjalanannya, lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN.

Tetapi TUHAN menurunkan angin ribut ke laut, lalu terjadilah badai besar, sehingga kapal itu hampir-hampir terpukul hancur.Awak kapal menjadi takut, masing-masing berteriak-teriak kepada allahnya, dan mereka membuang ke dalam laut segala muatan kapal itu untuk meringankannya.

Tetapi Yunus telah turun ke dalam ruang kapal yang paling bawah dan berbaring di situ, lalu tertidur dengan nyenyak.

Datanglah nakhoda mendapatkannya sambil berkata: "Bagaimana mungkin engkau tidur begitu nyenyak? Bangunlah, berserulah kepada Allahmu, barangkali Allah itu akan mengindahkan kita, sehingga kita tidak binasa."

Lalu berkatalah mereka satu sama lain: "Marilah kita buang undi, supaya kita mengetahui, karena siapa kita ditimpa oleh malapetaka ini." Mereka membuang undi dan Yunuslah yang kena undi.

Berkatalah mereka kepadanya: "Beritahukan kepada kami, karena siapa kita ditimpa oleh malapetaka ini. Apa pekerjaanmu dan dari mana engkau datang, apa negerimu dan dari bangsa manakah engkau?"

Sahutnya kepada mereka: "Aku seorang Ibrani; aku takut akan TUHAN, Allah yang empunya langit, yang telah menjadikan lautan dan daratan."

Orang-orang itu menjadi sangat takut, lalu berkata kepadanya: "Apa yang telah kauperbuat?" ?sebab orang-orang itu mengetahui, bahwa ia melarikan diri, jauh dari hadapan TUHAN. Hal itu telah diberitahukannya kepada mereka.

Bertanyalah mereka: "Akan kami apakan engkau, supaya laut menjadi reda dan tidak menyerang kami lagi, sebab laut semakin bergelora."

Sahutnya kepada mereka: "Angkatlah aku, campakkanlah aku ke dalam laut, maka laut akan menjadi reda dan tidak menyerang kamu lagi. Sebab aku tahu, bahwa karena akulah badai besar ini menyerang kamu."

Lalu berdayunglah orang-orang itu dengan sekuat tenaga untuk membawa kapal itu kembali ke darat, tetapi mereka tidak sanggup, sebab laut semakin bergelora menyerang mereka.

Lalu berserulah mereka kepada TUHAN, katanya: "Ya TUHAN, janganlah kiranya Engkau biarkan kami binasa karena nyawa orang ini dan janganlah Engkau tanggungkan kepada kami darah orang yang tidak bersalah, sebab Engkau, TUHAN, telah berbuat seperti yang Kaukehendaki."

Kemudian mereka mengangkat Yunus, lalu mencampakkannya ke dalam laut, dan laut berhenti mengamuk.

Orang-orang itu menjadi sangat takut kepada TUHAN, lalu mempersembahkan korban sembelihan bagi TUHAN serta mengikrarkan nazar.

Maka atas penentuan TUHAN datanglah seekor ikan besar yang menelan Yunus; dan Yunus tinggal di dalam perut ikan itu tiga hari tiga malam lamanya.

Lalu berfirmanlah TUHAN kepada ikan itu, dan ikan itupun memuntahkan Yunus ke darat.

 

Mazmur Tanggapan

Engkau mengangkat nyawaku dari dalam liang kubur

Ayat (Yunus 2:3-8)

1. Dalam kesusahanku aku berseru kepada TUHAN, dan Ia menjawab aku, dari tengah-tengah dunia orang mati aku berteriak, dan Kaudengarkan suaraku.

2. Telah Kaulemparkan aku ke tempat yang dalam, ke pusat lautan, lalu aku terangkum oleh arus air; segala gelora dan gelombang-Mu melingkupi aku.

3. Dan aku berkata: telah terusir aku dari hadapan mata-Mu. Mungkinkah aku memandang lagi bait-Mu yang kudus?

4. Segala air telah mengepung aku, mengancam nyawaku; samudera raya merangkum aku; lumut lautan membelit kepalaku

5. Mereka yang berpegang teguh pada berhala kesia-siaan, merekalah yang meninggalkan Dia, yang mengasihi m

Bacaan Injil dari Lukas 10: 25-37

“Siapakah Sesamaku Manusia?”

Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"

Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?"

Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."  

Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup. Tetapi untuk membenarkan dirinya,orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?"

Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati. Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan.

Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.

Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.

Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali.

Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?"

Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!"

Demikianlah Sabda Tuhan.

Renungan:

Ada meme bergambar seorang membawa piala dan diberi judul “Pemenang lomba lari !” dan ditambah sub judul ‘Lari dari kenyataan, lari dari tanggungjawab’. (Khotbah Romo Dadang Hermawan dalam Misa harian pagi Gereja Marganingsih Kalasan hari ini)

Begitu juga Nabi Yunus mencoba lari dari kenyataan dan tanggungjawab saat ia diutus Tuhan untuk menyerukan pertobatan kepada umat di kota Niniwe. Kehidupan di sana sangat bejatnya, sehingga sebenarnya Nabi Yunus takut kalau harus ke sana, maka ia lari, lari dari tanggung jawab.

Namun Tuhan, kok dilawan, sedang kuasaNya begitu luar biasa. Badai dan gelombang samudera raya dengan mudah bisa didatangkan sekaligus dihentikanNya. Maka sampai di tengah laut pun, Yunus masih dikejar oleh Tuhan. Pada akhirnya Yunus tahu bahwa ia tidak bisa mengelak, maka kemudian ia menjalankan perintah tersebut.

Ahli Taurat atau ahli Kitab juga bertanya kepada Tuhan, seakan-akan ia belum paham. Tetapi untuk membenarkan dirinya,orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?"

Sesama manusia adalah setiap orang yang membutuhkan, tidak perlu mengetahui agamanya apa, dari suku mana, apakah ia saudara kita atau bukan. Yang dimaksud Yesus dengan sesama adalah setiap orang yang membutuhkan pertolongan.

Dan dari Injil di atas, seorang tokoh agama atau imam, justru tidak memberikan teladan. Ia lari dari kenyataan dan tanggungjawab yang sebenarny ada di dalam Kitab Taurat yang sudah dipahaminya, yaitu mengasihi sesama manusia seperti mengasihi diri sendiri. Ia tahu ayat itu, tetapi tidak melakukannya!

Sebaliknya seorang yang dianggap sebagai pendosa, orang yang dianggap sinis oleh orang Yahudi, orang Lewi dan ahli taurat; yaitu orang Samaria, justru dialah yang menolong orang yang sedang sangat membutuhkan pertolongan itu.

Maka sekarang, tidak perlu mencari teladan atau panutan, suara hati kitalah yang menggerakkan hati kita dalam melakukan perbuatan baik. Dan tidak perlu bertindak muluk atau jauh-jauh dulu, sesama kita adalah orang-orang yang berada di sekitar kita, tetangga-tetangga sekitar yang membutuhkan pertolongan kita.

Action:

Melakukan perbuatan kasih, tidak perlu mencari-cari alasan untuk lari dari kenyataan dan tanggungjawab.

Doa:

Yesusku, Engkau mengingatkan aku, untuk tidak mencari-cari alasan pembenaran diri. Padahal sesungguhnya aku mencoba melarikan diri dari tanggungjawab untuk melaksanakan ajaran kasihMu.

Bimbinglah aku dalam langkah laku hidup setiap hari, ya Yesusku. Segala hormat dan pujian bagiMu, kini selalu dan sepanjang segala abad. Amin.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar