Senin, 15 Agustus 2022

“Guru, perbuatan baik apakah yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup kekal?”

                                                            Sumber: https://bit.ly/3C67uva

Bacaan dari Kitab Yehezkiel (24:15-24)  

"Yehezkiel hendaknya menjadi lambang bagimu; hendaklah kalian melakukan seperti yang dilakukannya."

Tuhan berfirman kepadaku, "Hai anak manusia, lihat, Aku hendak mengambil dari padamu dia yang sangat kaucintai seperti yang kena tulah, tetapi janganlah meratap ataupun menangis dan janganlah mengeluarkan air mata. Diam-diam saja mengeluh, jangan mengadakan ratapan kematian; lilitkanlah destarmu dan pakailah kasutmu, jangan tutupi mukamu dan jangan makan roti perkabungan." 

Pada paginya aku berbicara kepada bangsa itu dan pada malamnya isteriku mati. Pada pagi berikutnya aku melakukan seperti diperintahkan kepadaku. Maka bangsa itu berkata kepadaku: "Tidakkah engkau bersedia memberitahukan kepada kami, apa artinya ini bagi kami, bahwa engkau melakukan demikian?" 

Lalu kujawab mereka: "Firman TUHAN sudah datang kepadaku: Katakanlah kepada kaum Israel: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Sesungguh-sungguhnya Aku akan menajiskan tempat kudus-Ku, kekuasaanmu yang kaubanggakan, kenikmatan bagi matamu dan bagi jiwamu; dan anak-anakmu lelaki dan perempuan yang kamu tinggalkan akan mati rebah oleh pedang. 

Kamu akan melakukan seperti yang kulakukan: Mukamu tidak akan kamu tutupi dan roti perkabungan tidak akan kamu makan, kepalamu pakai destar dan kakimu pakai kasut; dan kamu tidak akan meratap atau menangis. Tetapi kamu akan hancur lebur dalam hukumanmu, dan kamu akan mengeluh seorang kepada yang lain. 

Demikianlah Yehezkiel menjadi lambang bagimu; tepat seperti yang dilakukannya kamu akan lakukan. Kalau itu sudah terjadi maka kamu akan mengetahui, bahwa Akulah Tuhan ALLAH.

Kidung Tanggapan

Engkau telah melupakan Allah yang melahirkan dikau.

Ayat. (MT Ul 32:18-19.20.21)

1. Hai umat, engkau telah melupakan Gunung Batu yang memperanakkan dikau, engkau telah melupakan Allah yang melahirkan dikau. Tuhan melihat hal itu, maka Ia menolak mereka, sebab Ia sakit hati karena anak-anaknya lelaki dan perempuan.

2. Tuhan bersabda, "Aku hendak menyembunyikan wajah-Ku terhadap mereka, dan melihat bagaimana kesudahan mereka. Sebab mereka itu suatu angkatan yang bengkok, anak-anak yang tidak mempunyai kesetiaan.

3. Mereka membangkitkan cemburu-Ku dengan yang bukan Allah, mereka menimbulkan sakit hati-ku dengan berhala mereka. Sebab itu Aku akan membangkitkan cemburu mereka dengan yang bukan umat, dan menyakiti hati mereka dengan bangsa yang bebal."

Bait Pengantar Injil 

Alleluya, alleluya, alleluya

Ayat. (Mat 5:3) 

Berbahagialah yang hidup miskin terdorong oleh Roh Kudus, sebab bagi merekalah kerajaan Allah.

Inilah Injil Suci menurut Matius (19:16-22)

"Jika engkau hendak sempurna, juallah segala milikmu dan berikanlah kepada orang-orang miskin."

Pada suatu hari ada seorang datang kepada Yesus dan berkata, “Guru, perbuatan baik apakah yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup kekal?” 

Yesus menjawab, “Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya satu yang baik! Jika engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah.” 

Kata orang itu kepada Yesus, “Perintah yang mana?” 

Kata Yesus, “Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayah dan ibumu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” 

Kata orang muda itu, “Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?” 

Lalu Yesus berkata, “Jika engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu, dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan memperoleh harta di surga. Kemudian datanglah ke mari dan ikutilah Aku.” 

Ketika mendengar perkataan itu, pergilah orang muda itu dengan sedih, sebab hartanya banyak.

Demikianlah Sabda Tuhan.

Renungan:

“Jika engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu, dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan memperoleh harta di surga. Kemudian datanglah ke mari dan ikutilah Aku.” 

Ketika mendengar perkataan itu, pergilah orang muda itu dengan sedih, sebab hartanya banyak.

JIka disuruh memilih, Anda lebih suka menjadi orang yang miskin atau kaya? Jujur saja, kalau saya ingin menjadi orang yang kaya. Dengan menjadi kaya, kita bisa lebih banyak melakukan kebaikan demi kebaikan, kemurahan hati bagi orang lain, dan menjadi berkat bagi orang lain. Kalau menjadi miskin, rasanya kita hanya bisa mengupayakan untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri, tidak bisa berbuat banyak bagi orang lain.

Namun, mengapa Yesus meminta anak muda yang bertanya kepadaNya untuk menjual segala yang dimilikinya, memberikannya kepada orang-orang miskin, lalu mengikutiNya? Mungkinkah ini kita lakukan di jaman sekarang? Lalu bagaimana kita sekeluarga bisa hidup kalau hanya sepenuhnya mengikuti Yesus tanpa memiliki apa-apa? Bagaimana juga kita bisa berbagi berkat pada orang lain?

Bagaimana kita mencoba mengartikan Firman Yesus ini? Baiklah kita coba menelaahnya dengan melihat pertanyaan yang diajukan oleh seorang kepada Yesus. “Guru, perbuatan baik apakah yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup kekal?” 

Orang itu bertanya untuk mendapatkan hidup kekal. Hidup kekal adalah hidup abadi di dalam surga. Memang kalau mau masuk surga, kita tidak akan membawa apa-apa, karena itu terjadi setelah kita meninggal. Bagaimana rupa kita saat meninggal, saat kita masih memikirkan tentang rumah, harta benda, deposito, dan lain sebagainya? Mungkin terlihat kusut dan tidak tenang. 

Namun bila kita sudah membagi harta itu untuk sesuatu yang lebih berharga, mungkin kita sudah banyak menyumbangkannya untuk panti asuhan, untuk anak-anak yatim piatu, orang-orang miskin yang membutuhkan, untuk beramal di gereja, untuk memberikan kepada orang lain yang lebih membutuhkan sebagai modal usaha, dan lain sebagainya. Artinya harta yang kita punya, sebagian kita berikan kepada orang lain yang membutuhkan, dan sebagian untuk cukup memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari saja. Artinya lagi, kita tidak akan menumpuk harta kekayaan untuk diri sendiri. Untuk apa juga harta kekayaan yang menumpuk ya?

Kalau kita sering melihat deretan artis yang punya rumah senilai berapa M, punya tas aseli berinilai berapa M yang tertata rapi di lemari, baju-baju, kendaraan koleksi, dan lain sebagainya, dari sabda Tuhan Allah ini kita tahu, bahwa itu tidak perlu ditiru atau dilakukan. Seandainya koleksi yang tertata rapi itu diberikan untuk kesejahteraan orang lain, maka sudah berapa banyak jiwa yang tertolong? Dan itu pasti akan membuat hidup menjadi lebih bermakna dibanding ambisi untuk mengumpulkan harta.

Jadi disini saya mulai mengerti, kalau ingin mendapat hidup kekal nanti, janganlah menumpuk harta kekayaan untuk diri sendiri, tapi sebanyak mungkin berikanlah kepada orang lain yang lebih membutuhkan. Maka kita sudah mulai mengumpulkan bekal ke surga. Bekal untuk hidup kekal nanti.  

Action:
  • Mulai sedikit demi sedikit memahami maksud Yesus, tidak mengumpulkan harta, lebih baik memberikannya kepada orang lain yang lebih membutuhkan.
Doa:
Tuhan Yesus, ajarilah aku memahami ajaranMu, dan bimbinglah aku melaksanakan FirmanMu dalam kehidupan kami sehari-hari. Kami percayakan kehidupan kami pada penyelenggaraanMu. Segala hormat dan pujian bagiMu Yesus, kini selalu dan sepanjang segala abad. Amin.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar