Senin, 31 Oktober 2022

Maka engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalas engkau.

 

Sumber:http://bitly.ws/w2yT

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi (2:1-4)   

 "Lengkapilah sukacitaku, hendaklah kalian sehati sepikir."

Saudara-saudara dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasih. Maka sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kalian sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa dan satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau pujian yang sia-sia. Sebaliknya dengan rendah hati anggaplah orang lain lebih utama daripada dirimu sendiri. Janganlah masing-masing hanya memperhatikan kepentingan sendiri, melainkan kepentingan orang lain juga.

Mazmur Tanggapan

Tuhan, lindungilah aku dalam damai-Mu.

Ayat. (Mzm 131:1.2.3)

1.       Tuhan, aku tidak tinggi hati, dan tidak memandang dengan sombong; aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar atau hal-hal yang terlalu ajaib bagiku.

2.       Sungguh, aku telah menenangkan dan mendirikan jiwaku; seperti anak yang disapih berbaring dekat ibunya, ya, seperti anak yang disapih jiwaku dalam diriku.

3.       Berharaplah kepada Tuhan, hai Israel, dari sekarang sampai selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil

Alelluya

Ayat. (Yoh 8:31b-32)

Jika kalian tetap dalam firman-Ku, kalian benar-benar murid-Ku, dan kalian akan mengetahui kebenaran.

Inilah Injil Suci menurut Lukas (14:12-14)

"Janganlah mengundang sahabat-sahabatmu, melainkan undanglah orang-orang miskin dan cacat."

Yesus bersabda kepada orang Farisi yang mengundang Dia makan, “Bila engkau mengadakan perjamuan siang atau malam, janganlah mengundang sahabat-sahabatmu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu, atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula, dan dengan demikian engkau mendapat balasnya.

Tetapi bila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, cacat, lumpuh dan buta. Maka engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalas engkau. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

Renungan:

Belum lama ini saya membaca buku karangan Dale Carnegie ‘How to Win Friends and Influence People’. Yang menarik dari buku ini adalah pesan yang ditulis Dale Carnegie ternyata sama dengan pesan dari Rasul Paulus pada hari ini.

Dale Carnegie menyatakan, satu-satunya cara mempengaruhi orang adalah berbicara tentang apa yang mereka inginkan- bukan yang kita inginkan. Rasul Paulus menulis pesan yang intinya sama yaitu ”Dengan rendah hati anggaplah orang lain lebih utama daripada dirimu sendiri. Janganlah masing-masing hanya memperhatikan kepentingan sendiri, melainkan kepentingan orang lain juga.

Untuk meraih kesuksesan dalam bisnis, maka kita tidak melulu berbicara tentang diri sendiri, sebaliknya malah kita lebih banyak mendengarkan orang lain, hingga sampai pada minat, harapan, dan keinginannya. Dari sini, seorang business man sejati akan mengetahui apa yang dibutuhkan oleh orang tersebut.

Jadi apakah bisnis bertentangan dengan Kitab Suci? Tidak ternyata! Kitab suci sudah ada sejak sebelum Dale Carnegie membuat buku tersebut. Baik Rasul Paulus maupun Tuhan Yesus selalu mengajarkan kerendahan hati, dan mengutamakan kepentingan orang lain.

Apakah dengan demikian kita menjadi orang yang kalah bila harus melulu fokus pada kepentingan orang lain? Tidak juga ternyata!. Dale Carnegie mengajarkan bahwa sikap mengutamakan kepentingan orang lain akan membawa kemenangan pada tujuan bisnis kita. Kita membawa dia pada sebuah kepercayaan/trust;, Dan itu akan berdampak besar pada deal-deal bisnis selanjutnya

Renungan:

Ø  Berhenti berbicara tentang diri sendiri,

Ø  Lebih mementingkan dan mendengarkan kepentingan orang lain

Doa:

Tuhan Yesus, terima kasih karna Engkau mengajarkan kepada kami suatu kerendahan hati dan lebih mendengarkan kepentingan orang lain. Engkau mengajarkan kami untuk memenangkan orang lain tanpa kami sibuk berbicara tentang  diri dan kebutuhan kami.

Terima kasih ya Yesusku, karna dalam hidup sehari-hari, Engkau tetap memberi petunjuk dan tongkat gembalaanMu tak henti membimbing langkahku.

Segala hormat dan pujian bagiMu,kini selalu dans epanjang segala abad. Amin.

 

 

Jumat, 28 Oktober 2022

"Dari pada-Nya keluar suatu kuasa, dan semua orang itu disembuhkan-Nya"

 Pesta Rasul Simon dan Yudas

 

Sumber:http://bitly.ws/vUhb

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus (2:19-22)

“Kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan anggota keluarga Allah”

Saudara-saudara, kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan sewarga dengan orang kudus dan anggota keluarga Allah. Kamu dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.

Di atas Dia tumbuhlah seluruh bangunan, yang rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus dalam Tuhan. Di atas Dia pula kamu turut dibangun menjadi tempat kediaman Allah dalam Roh.

Mazmur Tanggapan

Nama Tuhan hendak kuwartakan, di tengah umat kumuliakan

Ayat. (Mzm 19:2-3.4-5; Ul: lh.5a)

1.       Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan karya tangan-Nya; hari yang satu mengisahkannya kepada hari yang lain, dan malam yang satu menyampaikan pengetahuannya kepada malam berikut.

2.       Meskipun tidak berbicara, dan tidak memperdengarkan suara, namun di seluruh bumi bergaunglah gemanya, dan amanat mereka sampai ke ujung bumi.

Bait Pengantar Injil

Alleluya

Ayat. Allah, Tuhan kami, Engkau kami puji dan kami muliakan. Kepada-Mu paduan para rasul bersyukur, ya Tuhan.

Inilah Injil Suci menurut Lukas (6:12-19)

"Dari pada-Nya keluar suatu kuasa, dan semua orang itu disembuhkan-Nya"

Sekali peristiwa Yesus mendaki sebuah bukit untuk berdoa. Semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Keesokan harinya, ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang yang disebut-Nya rasul.

Mereka itu ialah: Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus, Andreas saudara Simon, Yohanes dan Yakobus, Filipus dan Bartolomeus, Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot, Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat.

Lalu Yesus turun bersama mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar. Di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya, dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem, dari daerah pantai Tirus dan Sidon.

Mereka datang untuk mendengarkan Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka; juga mereka yang dirasuk oleh roh-roh jahat beroleh kesembuhan. Dan orang banyak itu berusaha menjamah Dia, karena dari pada-Nya keluar suatu kuasa, dan semua orang itu disembuhkan-Nya.

Demikianlah Sabda Tuhan.

Renungan:

Mengapa ada orang-orang yang mau menjadi murid Yesus? Mengapa ada orang-orang yang tiada henti mengikuti Yesus, mendengarkan ajaranNya, berebut menyentuh jubahNya, dan minta disembuhkan yang sakit dan dirasuki roh-roh jahat?

Ya, karena Yesus punya kuasa. Dan orang banyak itu berusaha menjamah Dia, karena dari pada-Nya keluar suatu kuasa, dan semua orang itu disembuhkan-Nya. Mereka yang percaya pada kuasa Yesus, benar-benar disembuhkan saat itu juga oleh Yesus!

Yesus memang sudah tidak bersama kita lagi. Kita tidak bisa langsung menyentuh jubahNya, atau datang kepadaNya dan menyaksikan Dia secara langsung dan nyata. Yesus sudah berada di surga. Apakah itu akan mengurangi iman kepercayaan kita akan kuasaNya?

Semoga tidak, karena Ia tetap bisa melakukan segala mukjizat untuk kita. Mukjizat itu nyata adanya bagi orang yang percaya kepadaNya!

Action:

Ø  Percaya, percaya, percaya kepada Yesus Kristus

Doa:

Yesus Kristus, Engkau adalah Putra Allah yang dianugerahkan untuk kami. Terima kasih Yesusku, Engkau sudah berkenan menjadi perantara Kuasa Allah bagi kami. Kami percaya sepenuhnya pada kasih dan kuasaMu. Kami percaya Engkau memperhatikan dan menyertai kami dalam peziarahan hidup ini.

Mohon kasih dan kuasaMu ya Yesusku, kala aku sungguh-sungguh membutuhkan kuasaMu, Engkau pasti penuh belas kasih dan tidak menunda dalam memberikan pertolongan kepadaku.

Segala hormat dan pujian bagiMu, kini selalu dan sepanjang segala abad. Amin.  

 

Kamis, 27 Oktober 2022

"Kenakanlah perlengkapan senjata Allah agar kalian dapat bertahan."

 

                                                                      Sumber:http://bitly.ws/vRxS

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus (6:10-20)

"Kenakanlah perlengkapan senjata Allah agar kalian dapat bertahan."

Saudara-saudara, hendaklah kalian kuat dalam Tuhan, dalam kekuatan kuasa-Nya. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, agar kalian dapat bertahan melawan tipu muslihat iblis. Sebab perjuangan kita bukanlah melawan manusia, melainkan melawan pemerintah dan penguasa, melawan para penghulu dunia gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.

Sebab itu kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, agar kalian dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri sesudah menyelesaikan segala sesuatu. Jadi berdirilah tegap berikatpinggangkan kebenaran, berbajuzirahkan keadilan dan kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera.

Dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kalian akan dapat memadamkan semua panah api si jahat. Terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu sabda Allah, dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu dalam Roh dan berjaga-jagalah dalam doamu itu dengan permohonan terus-menerus untuk segala orang kudus.

Berdoalah juga untuk aku, supaya tiap kali membuka mulutku, aku dikaruniai perkataan yang tepat. Berdoalah, agar aku dengan berani mewartakan rahasia Injil, yang kulayani sebagai utusan yang dipenjarakan. Berdoalah supaya aku menyatakannya dengan berani, sebagaimana seharusnya aku berbicara.

Mazmur Tanggapan

Terpujilah Tuhan, Gunung Batuku!

Ayat. (Mzm 144:1.2.9-10)

1.       Terpujilah Tuhan, Gunung Batuku! Ia mengajar tanganku bertempur, Ia melatih jari-jariku berperang!

2.       Ia menjadi tempat perlindungan dan kubu pertahananku, kota bentengku dan penyelamatku; Ia menjadi perisai, tempat aku berlindung; Dialah yang menundukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasaku!

3.       Ya Allah, aku hendak menyanyikan lagu baru bagi-Mu, dengan gambus sepuluh tali aku hendak bermazmur. Sebab Engkaulah yang memberikan kemenangan kepada raja-raja, dan yang membebaskan Daud, hamba-Mu!

Bait Pengantar Injil

Alleluya

Ayat. (Luk 13:35, Mrk 11:10)

Diberkatilah yang datang dalam nama Tuhan. Terpujilah Engkau di surga.

Inilah Injil Suci menurut Lukas (13:31-35) 

 "Tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem."

Pada waktu itu datanglah beberapa orang Farisi dan berkata kepada Yesus, “Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau.”

Jawab Yesus kepada mereka, “Pergilah, dan katakanlah kepada si serigala itu, ‘Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang pada hari ini dan esok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai. Tetapi hari ini dan esok dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya sorang nabi dibunuh di luar Yerusalem’.

Yerusalem, Yerusalem, engkau membunuh nabi-nabi dan merajam orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayap, tetapi kalian tidak mau.

Sungguh, rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi! Tetapi Aku berkata kepadamu: Kalian tidak akan melihat Aku lagi hingga pada saat kalian berkata, ‘Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan’.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

Renungan:

Akan tiba saatnya, kita harus berperang. Berperang dalam membela  dan mempertahankan segala ajaran yang diberikan Allah kepada kita. Berperang terhadap ketidakadilan, berperang membela kebenaran, berperang dalam mempertahankan diri, atau pun berperang melawan kegoyahan iman di tengah kesulitan hidup dan godaan.

Maka Santo Paulus memberikan pesan yang lengkap. Ia memberi kita senjata dan perlengkapan dari Allah sendiri yaitu:

ü  Jadi berdirilah tegap berikatpinggangkan kebenaran,

ü  berbajuzirahkan keadilan

ü  kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera.

ü  Dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kalian akan dapat memadamkan semua panah api si jahat.

ü  Terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu sabda Allah, dalam segala doa dan permohonan.

ü  Berdoalah setiap waktu dalam Roh dan berjaga-jagalah dalam doamu itu dengan permohonan terus-menerus untuk segala orang kudus.

Bila kita terus mengenakan segala perlengkapan itu, amanlah kita. Kita akan selamat sampai di akhirat nanti. Namun bila kita menanggalkan salah satu perlengkapan itu, lemahlah kita, dan kita bisa kalah. Kita yang menjadi anak-anak kesayangan Allah, jangan sampai ditangisi dan diratapi Tuhan Yesus, sama seperti Yerusalem, kota suci Allah yang justru di tempat itulah umatNya membunuh Yesus anak Allah!

Yerusalem, Yerusalem, engkau membunuh nabi-nabi dan merajam orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayap, tetapi kalian tidak mau. Sungguh, rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi!

Action:

Ø  Introspeksi diri, senjata Allah apa yang belum saya kenakan

Ø  Berusaha untuk tidak mengecewakan Yesus.

Doa:

Yesusku, Engkau menangisi Yerusalem. Engkau meratapi mereka. HatiMu sedih tidak terkira, karna kota yang dipilih Allah sebagai kota suci, telah merajam para nabi dan bahkan DiriMu sendiri. Engkau begitu kecewa, karena mereka telah dipilih Allah, namun mereka telah berbuat durhaka.

Yesusku, jangan sampai aku mengecewakanMu. Utuslah Roh Kudus menjaga dan mengawal aku. Karna aku begitu lemah, aku mudah tergoda, dan mudah silap serta mudah menyerah. Roh Kudus menjadi benteng yang melindungi dan menguatkan aku.

Ya Yesusku, utuslah,utuslah Roh Kudus menjadi perisai hidupku. Amin.

Rabu, 26 Oktober 2022

“Berusahalah masuk melalui pintu yang sempit itu!"

 

Sumber:https://bit.ly/3SDgsVk

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus (6:1-9)    

 "Laksanakan pelayananmu seperti orang yang melayani Kristus dan bukan manusia."

Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam Tuhan, karena memang haruslah demikian. Hormatilah ayah dan ibumu, sebab inilah perintah penting yang memuat suatu janji, yaitu: supaya kalian berbahagia dan panjang umur di bumi.

Dan kalian para bapak, jangan bangkitkan amarah dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka dalam ajaran dan nasihat Tuhan.

Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu di dunia ini dengan takut dan gentar dan dengan tulus hati, sama seperti kalian taat kepada Kristus. Jangan hanya taat di hadapan mereka untuk menyenangkan hati orang, tetapi taatlah sebagai hamba Kristus yang dengan segenap hati melakukan kehendak Allah. Laksanakanlah pelayananmu dengan rela seperti orang-orang yang melayani Tuhan, dan bukan manusia.

Kalian tahu, bahwa setiap orang, entah hamba, entah orang merdeka, akan menerima ganjaran dari Tuhan, kalau ia berbuat sesuatu yang baik.

Dan kalian para tuan, bersikaplah demikian juga terhadap hamba-hambamu, dan janganlah mengancam. Ingatlah bahwa Tuhan mereka dan Tuhanmu ada di surga, dan Ia tidak memandang muka.

Demikianlah sabda Tuhan

Mazmur Tanggapan

Tuhan itu setia dalam segala perkataan-Nya.

Ayat. (Mzm 145:10-11.12-14)

1.       Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.

2.       Untuk memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan memaklumkan kerajaan-Mu yang semarak mulia. Kerajaan-Mu ialah kerajaan abadi, pemerintahan-Mu lestari melalui segala keturunan.

3.       Tuhan itu setia dalam segala perkataan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya.Tuhan itu penopang bagi semua orang yang jatuhdan penegak bagi semua orang yang tertunduk.

Bait Pengantar Injil

Alleluya, alleluya

Ayat. (2Tes 2:14)

Allah telah memanggil kita untuk memperoleh kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus.

Inilah Injil Suci menurut Lukas (13:22-30)

"Mereka datang dari timur dan barat, dan akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah."

Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa sambil mengajar. Maka bertanyalah orang kepada-Nya, “Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?”

Jawab Yesus kepada orang-orang di situ, “Berusahalah masuk melalui pintu yang sempit itu! Sebab Aku berkata kepadamu, ‘banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. Jika tuan rumah telah bangkit dan menutup pintu, kalian akan berdiri di luar dan mengetok-ngetok pintu sambil berkata, ‘Tuan, bukakan pintu bagi kami’.

Tetapi dia akan berkata, ‘Aku tidak tahu dari mana kalian datang’. Maka kalian akan berkata, ‘Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu, dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami’.

Tetapi ia akan berkata, ‘Aku tidak tahu dari mana kalian datang. Enyahlah dari hadapanku, hai kalian semua yang melakukan kejahatan!’ Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi, apabila kalian melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi ada di dalam Kerajaan Allah, tetapi kalian sendiri dicampakkan ke luar. Dan orang akan datang dari timur dan barat, dari utara dan selatan, dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah.

Ingatlah, ada orang terakhir yang akan menjadi terdahulu, dan orang terdahulu yang akan menjadi yang terakhir.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

Renungan:

“Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?”

Ini adalah suatu pertanyaan yang bagus sekali kepada Tuhan Yesus. Setelah mendengar ajaran-ajaran Tuhan Yesus yang keras, yang menuntut suatu penyangkalan diri, bahkan pengorbanan, banyak yang kemudian meninggalkan Yesus satu per satu karena merasa ajaran Yesus itu keras.

Jawaban Yesus atas pertanyaan itu, “Berusahalah masuk melalui pintu yang sempit itu!

Mungkin orang-orang itu dalam hati berkata,” Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu, dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami’.

Nah, inilah jalan sempit itu! Apakah kalau kita sudah mendengarkan ajaranNya dan mengikuti ibadah kita sudah pasti masuk surga? Nanti dulu. Dalam kisah Yesus, Yesus mengalami penderitaan yang amat sangat, dihina, dianiaya, bahkan wafat dengan cara terhina dimata manusia. Yesus mengalami sendiri penderitaan itu! Dan semua dilakukan karena taat pada kehendak Allah.

Dimana mereka saat itu? Apakah orang-orang yang dulu mendengarkan ajaranNya juga setia mengikuti jalan salibNya? Tidak! Bahkan mereka termasuk bagian yang mengolok-olok Yesus!

Bagaimana dengan diri kita? Bagaimana sikap kita saat kita dalam penderitaan? Mengeluh, menghujat Yesus, berbalik karena kecewa terhadapNya?

Atau dimana kita saat Yesus meminta kita untuk menolong orang lain, mengorbankan kepentingan bahkan perasaan diri? Bersikap sabar saat dihina, atau kita menjelma menjadi si angkara murka, dan meninggalkan segala ajaran Yesus tentang cinta kasih?

Iman kita diuji saat kita dalam penderitaan atau saat dituntut suatu pengorbanan. Itulah jalan sempit itu.

Tidak semua orang mau mengalaminya!

Action:

Ø  Belajar dan berusaha taat pada Yesus

Ø  Setia dan tidak akan pernah meninggalkan Yesus apa pun keadaanku

Doa:

Yesusku, Engkau menuntut pengorbanan diri, dan itu adalah jalan yang tidak mudah. Namun Engkau tidak menuntut saja. Engkau memberi teladan. Engkau mengalami sendiri, Engkau dihina, disiksa, menderita dan bahkan sampai wafat. Namun Engkau tetap ingat pesan Bapa, untuk mengampuni sesama.

Yesusku, itulah yang membuat aku setia kepadaMu. Engkau mengajarkan dan Engkau melakukan. Dan dibalik itu, ada seluas samudera kasih dariMu. Dalam penderitaan, dalam kesulitan Engkau tidak pernah meninggalkan.

Yesusku, utuslah Roh Kudus untuk mendampingiku berjalan di jalan yang sempit itu. Dengan demikian, aku tidak merasa sendiri dan aku tetap dalam semangat dan sukacitaMu. Segala hormat dan pujian bagiMu, kini selalu dan sepanjang segala abad. Amin.  

Selasa, 25 Oktober 2022

"Rahasia ini sungguh besar! Yang kumaksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat."

 

Sumber: https://bit.ly/3TCPSgf

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Efesus (5:21-33)

"Rahasia ini sungguh besar! Yang kumaksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat."

Saudara-saudara, hendaknya kalian saling merendahkan diri dalam takwa kepada Kristus. Para isteri hendaknya tunduk kepada suaminya, seolah-olah kepada Tuhan. Sebab suami adalah kepala isteri, sebagaimana Kristus adalah kepala atas Gereja. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, begitu pulalah isteri hendaknya tunduk kepada suaminya dalam segala hal.

Para suami hendaknya mengasihi isterinya sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat, dan telah menyerahkan diri bagi jemaat untuk menguduskannya setelah menyucikannya dengan air dan firman. Maksudnya ialah supaya dengan demikian Kristus menempatkan jemaat di hadapan-Nya dalam keadaan cemerlang, tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi kudus dan tidak bercela.

Demikian pula suami harus mengasihi isterinya seperti tubuhnya sendiri; maka yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. Sebab tak pernah orang membenci tubuhnya sendiri. Sebaliknya ia merawat dan mengasuhnya seperti Kristus terhadap jemaat, karena kita adalah anggota tubuh-Nya.

Karena itu pria akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Rahasia ini sungguh besar! Yang kumaksudkan ialah hubungan Kristus dengan Gereja. Bagaimanapun juga bagi kalian masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri, dan isteri hendaklah menghormati suaminya.

Mazmur Tanggapan

Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan.

Ayat. (Mzm 128:1-2.3.4-5; R:1)

1.       Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya. Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!

2.       Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur yang ada di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun di sekeliling mejamu!

3.       Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan, orang laki-laki yang takwa hidupnya. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion: boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.

Bait Pengantar Injil

Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya.

Ayat. (Mat 11:25)

Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Kaunyatakan kepada orang sederhana.

Inilah Injil Suci menurut Lukas (13:18-21)

"Biji itu tumbuh dan menjadi pohon."

 

Ketika mengajar di salah satu rumah ibadat, Yesus bersabda, “Kerajaan Allah itu seumpama apa? Dengan apakah Aku akan mengumpamakannya? Kerajaan Allah itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya. Biji itu tumbuh dan menjadi pohon, dan burung-burung di udara bersarang di ranting-rantingnya.”

Dan Yesus berkata lagi, “Dengan apakah Aku akan mengumpamakan Kerajaan Allah? Kerajaan Allah itu seumpama ragi, yang diambil seorang wanita dan diaduk-aduk ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai seluruhnya beragi.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

Renungan:

Rahasia ini sungguh besar! Yang kumaksudkan ialah hubungan Kristus dengan Gereja. Bagaimanapun juga bagi kalian masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri, dan isteri hendaklah menghormati suaminya.

Rasul Santo Paulus mengungkapkan rahasia atau misteri yang begitu besar, yaitu tentang hubungan Yesus Kristus dengan Gereja. Hubungan itu diibaratkan sebagai hubungan suami isteri. Yesus Kepala Gereja diibaratkan sebagai suami dan gereja diibaratkan sebagai isteri. Suami dan isteri terikat dalam perkawinan yang tidak terpisahkan dan mereka menjadi suami isteri karena disatukan oleh cinta yang kuat.

Maka Yesus dan Gereja tidak terpisahkan. Kita sebagai gereja disatukan oleh cinta yang kuat. Cinta Yesus sebagai suami kepada isteri yang dikasihiNya, yaitu gereja. Ia rela mengorbankan diriNya demi orang yang dicintaiNya.

Dan kita sebagai gereja yang dilambangkan sebagai isteri, harus mempunyai sifat tunduk kepada suami, yaitu Kepala gereja, yaitu Yesus sendiri. Inilah misteri Gereja kita. Maka gereja kita tak akan pernah bisa diruntuhkan, karena ada Yesus sendiri sebagai KepalaNya.   

Dan apa maknanya menjadi bagian dari gereja? Gereja didasari oleh iman dan kepercayaan kepada Yesus Kristus. Dan dengan iman sebesar biji sesawi saja maka biji itu tanpa disadari akan bertumbuh menjadi pohon rindang tempat burung-burung bersarang.

Kerajaan Allah itu seumpama ragi, yang diambil seorang wanita dan diaduk-aduk ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai seluruhnya beragi.”

Atau iman itu seperti ragi, ia yang hanya sedikit mampu membuat tepung terigu menjadi beragi seluruhnya. Iman yang kecil dan tidak nampak ini, mampu mengubah diri kita menjadi pribadi yang tangguh dan penuh kepercayaaan kepada Allah. Dan ingat, iman kita itu tidak pada sosok manusia biasa yang punya batas kemampuan. Tidak! Iman kita adalah iman kepada Yang Maha segalanya yang mampu membuat dan melakukan apa saja.

Maka iman yang kita punya akan ditambahkan oleh kuasa Allah sendiri dalam diri Yesus Kristus, kita yang kecil ini, bisa mempengaruhi dunia.

Action:

Ø  Semakin menyadari kesatuan antara Yesus dan gereja.

Ø  Mengupayakan dengan sungguh agar imanku terus bertumbuh.

Doa:

Yesusku, terima kasih, karna imanku bersandar pada Yang Benar, yaitu Engkau sendiri. Terima kasih, karna aku berada dalam naungan gereja dimana Engkau sendiri yang menjadi Kepala Gereja kami, Imam utama kami.

Semoga imanku makin bertumbuh kepadaMu, karna hanya Engkau satu-satunya yang menjadi sandaran dan pengharapan hidup kami.

Segala hormat dan pujian bagiMu, kini selalu dan sepanjang segala abad. Amin.

 

Senin, 24 Oktober 2022

"Jadilah penurut Allah sebagai anak-anak kesayanganNya"

 

Sumber: https://bit.ly/3z8WFWS

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus (4:32-5:8)      

"Hiduplah dalam cinta kasih seperti Kristus."

Saudara-saudara, hendaklah kalian bersikap ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih sayang dan saling mengampuni, sebagaimana Allah telah mengampuni kalian dalam Kristus. Sebab itu jadilah penurut Allah sebagai anak-anak kesayangan dan hiduplah dalam kasih sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kalian, dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai kurban dan persembahan yang harum mewangi bagi Allah.

Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan, disebut saja pun jangan di antara kalian sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus; demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau sembrono, karena hal-hal itu tidak pantas. Sebaliknya ucapkanlah syukur!

Ingatlah baik-baik: Orang sundal, orang cabul, atau orang serakah, artinya penyembah berhala, semua itu tidak mendapat bagian dalam kerajaan Kristus dan Allah. Janganlah kalian disesatkan orang dengan kata-kata yang hampa, karena hal-hal yang demikian mendatangkan murka Allah atas orang-orang durhaka. Sebab itu janganlah kalian berkawan dengan mereka.

Memang dahulu kalian adalah kegelapan, tetapi sekarang kalian adalah terang di dalam Tuhan. Karena itu hiduplah sebagai anak-anak terang.

Mazmur Tanggapan

Jadilah penurut Allah sebagai anak-anak kesayangan.

Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6; R: 40:5a)

1.       Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.

2.       Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya, dan daunnya tak pernah layu; apa saja yang diperbuatnya berhasil.

3.       Bukan demikianlah orang-orang fasik; mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bait Pengantar Injil

Alleluya, alleluya, alleluya

Ayat. (Yoh 17:17b.a)

Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah kebenaran; kuduskanlah kami dalam kebenaran.

Inilah Injil Suci menurut Lukas (13:10-17)

"Bukankah wanita keturunan Abraham ini harus dilepaskan dari ikatannya sekalipun pada hari Sabat?"

Pada suatu hari Sabat Yesus mengajar dalam salah satu rumah ibadat. Di situ ada seorang wanita yang telah delapan belas tahun dirasuk roh. Ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak.

Ketika Yesus melihat wanita itu dipanggil-Nyalah dia. Lalu Yesus berkata, "Hai Ibu, penyakitmu telah sembuh." Kemudian wanita itu ditumpangi-Nya tangan, dan seketika itu juga ia berdiri tegak dan memuliakan Allah.

Tetapi kepala rumah ibadat itu gusar karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat. Lalu ia berkata kepada orang banyak, "Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah pada salah satu dari hari itu untuk disembuhkan dan jangan pada hari Sabat."

Tetapi Tuhan menjawab dia, kata-Nya, "Hai orang-orang munafik, bukankah kalian semua melepaskan lembu dan keledaimu pada hari Sabat dan membawanya ke tempat minum? Nah, wanita ini sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis. Bukankah dia harus dilepaskan dari ikatannya itu karena dia keturunan Abraham?"

Waktu Yesus berbicara demikian, semua lawan-Nya merasa malu, sedangkan orang banyak bersukacita karena segala perkara mulia yang telah dilakukan-Nya.

Demikianlah Sabda Tuhan.

Renungan:

Terpujilah Yesus! Pada hari ini Ia memperlihatkan belaskasih dan kemurahan hatiNya kepada seorang yang sekian lama menderita. Ketika melihat seorang wanita yang sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak, dan itu sudah dialaminya selama delapan belas tahun, hati Yesus langsung tergerak.

Ia tidak menunggu wanita itu memohon kepadaNya untuk minta disembuhkan. Ia juga tidak menguji terlebih dahulu iman wanita itu. Yesus melihat bahwa ia sudah menderita sekian lama dan harus disembuhkan saat itu juga. Maka Yesus langsung menyembuhkannya!

Namun seorang kepala rumah ibadat gusar melihat penyembuhan itu, karena dilakukan pada hari Sabat; hari dimana orang tidak melakukan pekerjaan apa pun selain hanya berdoa.

Dan apa kata Yesus? Perkataan Yesus sangat jitu. "Hai orang-orang munafik, bukankah kalian semua melepaskan lembu dan keledaimu pada hari Sabat dan membawanya ke tempat minum? Nah, wanita ini sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis. Bukankah dia harus dilepaskan dari ikatannya itu karena dia keturunan Abraham?"

Yesus menunjukkan, bahkan seekor lembu dan keledai pun harus diberi minum walau pada hari Sabat, agar tidak kehausan. Sedang wanita yang dalam penderitaan sekian lama ini, akan dibiarkan saja kala Yesus melihatNya? Perbuatan menolong ini harus terhalang hanya karena hari itu hari Sabat? Tidak, wanita itu harus disembuhkan saat itu juga, kata Yesus!

Ini adalah penghiburan yang dahsyat bagi semua orang yang sekian lama telah terkungkung dalam penderitaan. Yesus tidak tinggal diam. Yesus akan menolong saat itu juga! Percayakah kita akan hal ini?

Action:

Ø  Bersyukur atas kebaikan dan kasih Allah dan Tuhan Yesus yang pasti akan diberikan kepada kita.

Ø  Belajar dan busaha bersikap ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih sayang dan saling mengampuni.

Doa:

Tuhan Yesus Kristus, terimakasih karna Engkau penuh belas kasih dan murah hati. Engkau melihat segala yang terjadi pada umatMu, dan Engkau tidak akan menunda dalam memberi pertolongan. Semoga kami bisa hidup menjadi penurut Allah sebagai anak-anak kesayanganNya dan hidup dalam kasih sebagaimana Engkau juga telah mengasihi kami.

Segala hormat dan pujian bagiMu, kini selalu dan sepanjang segala abad. Amin.

Sabtu, 22 Oktober 2022

Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.”

 

Sumber: https://bit.ly/3F2a3j9

Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (35:12-14.16-18)    

"Doa orang miskin menembusi awan."

Tuhan adalah Hakim yang tidak memihak, Ia tidak memihak dalam perkara orang miskin, tetapi doa orang yang terjepit didengarkan-Nya. Jeritan yatim piatu tidak Ia abaikan, demikian pula jeritan janda yang mencurahkan permohonannya.

Tuhan berkenan kepada siapa saja yang dengan sebulat hati berbakti kepada-Nya, dan doanya naik sampai ke awan. Doa orang miskin menembusi awan, dan ia tidak akan terhibur sebelum mencapai tujuannya. Ia tidak berhenti sebelum Yang Mahatinggi memandangnya, sebelum Yang Mahatinggi memberikan hak kepada orang benar dan menjalankan pengadilan.

Mazmur Tanggapan

Orang yang tertindas berseru, dan Tuhan mendengarkan.

Ayat. (Mzm 34:2-3.17-18.19.23; R: 7a)

1.       Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.

2.       Wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi. Apabila orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan; dari segala kesesakannya mereka Ia lepaskan.

3.       Tuhan itu dekat kepada orang yang patah hati, Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya. Tuhan membebaskan jiwa hamba-hamba-Nya dan semua yang berlindung pada-Nya tidak akan menanggung hukuman.

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius (2Tim 4:6-8.16-18)

"Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran."

 Saudaraku terkasih, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan, dan saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan dengan baik, aku telah mencapai garis akhir, dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada harinya; bukan hanya kepadaku, tetapi juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.

Pada waktu pembelaanku yang pertama tidak ada seorang pun yang membantu aku; semuanya meninggalkan aku. Kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas mereka. Tetapi Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya, dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya.

Dengan demikian aku lepas dari mulut singa. Tuhan akan melepaskan aku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam Kerajaan-Nya di surga. Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin.

Bait Pengantar Injil

Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya

Ayat. (2Kor 5:19)

Dalam Kristus Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dan mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.

Inilah Injil Suci menurut Lukas (18:9-14)

"Pemungut cukai ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah, sedang orang Farisi itu tidak."

Sekali peristiwa Yesus mengatakan perumpamaan ini kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, “Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang satu adalah orang Farisi, dan yang lain pemungut cukai.

Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain; aku bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah, dan bukan juga seperti pemungut cukai ini! Aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.

Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.

Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah, sedang orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

Untuk renungan, action, dan doa

Silakan dari mengikuti Misa hari Miggu

PERINGATAN ORANG KUDUS HARI INI: PAUS YOHANES PAULUS II

Sumber:Katakombe.org


Masa Kecil dan Remaja

Karol Jozef Wojtyla lahir pada tanggal 18 Mei 1920 di Wadowice, Polandia selatan. Ayahnya yang  juga bernama Karol Wojtyla adalah seorang opsir tentara Kekaisaran Habsburg Austria, dan ibunya bernama Emilia Kaczorowska, seorang keturunan Lituania. Ibunya meninggal pada 13 April 1929, ketika ia berusia delapan tahun. Kakak perempuan Karol, Olga meninggal di waktu bayi sebelum kelahiran Karol; dengan demikian dia tumbuh dan dekat dengan kakaknya Edmund yang lebih tua 14 tahun, dan punya panggilan Mundek.

Sebagai remaja, Wojtyła adalah seorang atlet dan sering bermain sepak bola sebagai penjaga gawang. Di masa kecilnya ia banyak memiliki sahabat orang Yahudi polandia. Pertandingan sepak bola sering diadakan antara tim Yahudi dan Katolik, dan Wojtyła biasanya secara sukarela akan menawarkan diri menjadi penjaga gawang cadangan di tim Yahudi jika kekurangan pemain.

Pada pertengahan tahun 1938, Karol Wojtyła dan ayahnya meninggalkan Wadowice dan pindah ke Kraków, dimana dia masuk ke Universitas Jagiellonian. Sambil belajar filologi dan berbagai bahasa di universitas, dia menjadi pustakawan sukarela dan juga harus ikut serta dalam wajib militer di Legiun Akademik Resimen Infanteri ke 36 Polandia, namun dia penganut pasifisme dan menolak menembakkan senjata. Dia juga tampil di beberapa grup teater dan menjadi penulis naskah drama.  Selama masa itu, kemampuan berbahasanya berkembang dan dia belajar dan menjadi fasih berbicara dalam  12 bahasa asing, sembilan diantaranya kemudian sering dipakai ketika menjadi Paus (Bahasa Polandia, Slovakia, Rusia, Italia, Perancis, Spanyol, Portugis, Jerman, dan Inggris, ditambah dengan pengetahuan akan Bahasa Latin Gerejawi).

Pada tahun 1939 terjadi pendudukan pendudukan Nazi dan menutup universitas tempatnya belajar setelah invasi terhadap Polandia. Semua warga yang sehat diwajibkan bekerja, dari tahun 1940 sampai 1944, Wojtyła bekerja berbagai macam mulai dari pencatat menu di restoran, pekerja kasar tambang batu kapur, dan di pabrik kimia Solvay untuk menghindari dideportasi ke Jerman.

Pada usia 20, Santo John Paul II  sudah kehilangan semua orang yang dicintainya. Ayahnya, meninggal karena serangan jantung pada 1941, meninggalkan Karol seorang diri dari sisa keluarga.  "Saya tidak ada pada saat kematian ibu saya, saya tidak ada pada saat kematian kakak saya, saya tidak ada pada saat kematian ayah saya" katanya, menceritakan masa-masa kehidupannya ketika itu, hampir empat puluh tahun kemudian.
Dia kemudian mulai berpikir serius untuk menjadi pastor setelah kematian ayahnya. Pada Oktober 1942 dia mengetuk pintu Wisma Uskup Agung di Kraków, dan menyatakan bahwa dia ingin belajar menjadi pastor. Tidak lama kemudian, dia mulai belajar di seminari rahasia yang dijalankan oleh uskup agung Kraków Kardinal Adam Stefan Sapieha.

Pada 6 Agustus 1944, “Minggu Hitam”, Gestapo mengumpulkan para pria muda di Kraków untuk menghindari demonstrasi yang serupa dengan demonstrasi di Warsawa. Wojtyła selamat dengan bersembunyi di ruang bawah tanah rumah pamannya di 10 Tyniecka Street, ketika tentara Jerman mencari di lantai atas. Lebih dari 8000 pria dan pemuda ditangkap hari itu, namun dia kemudian bersembunyi di Wisma Uskup Agung dan ia tetap tinggal disana sampai Jerman pergi.

Pada 17 Januari 1945 malam, Jerman meninggalkan Polandia sehingga Wojtyła dan para seminaris lainnya bisa kembali bersekolah. Bulan itu, Wojtyła menolong seorang gadis pengungsi Yahudi berusia 14 tahun bernama Edith Zierer yang melarikan diri dari perkampungan buruh di Częstochowa. Setelah terjatuh dari peron stasiun kereta, Wojtyła membawanya ke kereta dan menemaninya hingga selamat sampai Kraków. Zierer sangat berterima kasih pada Wojtyła yang menyelamatkan hidupnya hari itu. B'nai B'rith sebuah organisasi Yahudi dan beberapa otoritas lainnya menyatakan bahwa Wojtyła telah menolong dan melindungi banyak Yahudi Polandia lainnya dari Nazisme pada saat pendudukan Jerman.

Menjadi pastor

Setelah menyelesaikan pendidikan seminari di Kraków, Karol Wojtyła ditahbiskan sebagai pastor di Hari Para Orang Kudus pada 1 November 1946,  oleh uskup agung Kraków, Kardinal Adam Stefan Sapieha. Dia kemudian berangkat untuk belajar teologi di Roma, di Universitas Kepausan Santo Thomas Aquinas (Pontifical International Athenaeum Angelicum), dimana dia kemudian mendapat Diploma Teologi Suci dan kemudian Doktor Teologi Suci.  Gelar Doktorat ini yang pertama dari dua, didasarkan pada disertasi Latin "Doktrin Iman Menurut Santo Yohanes dari Salib Suci"

Dia kembali ke Polandia pada musim panas 1948 dengan tugas pertama pastoral di desa Niegowić, lima belas mil dari Kraków. Setibanya di Niegowić pada musim panen, tindakan pertama yang dilakukannya adalah berlutut dan mencium lantai. Tindakan ini diadaptasi dari kebiasaan santo Jean Marie Baptiste Vianney yang berasal dari Perancis, yang kemudian menjadi ciri khasnya ketika menjadi Paus.

Pada Maret 1949, dia dipindahkan ke paroki Santo Florian di Kraków. Disana ia juga mengajar ilmu etika di Universitas Jagiellonian kemudian di Universitas Katolik Lublin (sekarang : John Paul II Catholic University of Lublin). Sambil mengajar, Wojtyła bergabung dan membimbing sebuah grup yang terdiri dari 20 pemuda, yang kemudian mereka juluki Rodzinka, atau "keluarga kecil". Mereka berkumpul untuk berdoa, diskusi filosofi, serta menolong orang buta dan sakit. Grup ini kemudian berkembang sampai sekitar 200 anggota, dan kegiatannya bertambah dengan bermain ski tahunan dan kayak.

Tahun 1954 dia memperoleh doktorat kedua, dalam bidang filosofi. Namun pemerintah Komunis Polandia menghalanginya memperoleh gelar sampai tahun 1957.

Menjadi uskup, uskup agung dan kardinal

Pada 4 Juli 1958 Paus Pius XII mengangkatnya menjadi uskup pembantu (auxiliary bishop) di Kraków. Dia dipanggil ke Warsawa, untuk bertemu Primat Polandia Kardinal Stefan Wyszyński, yang memberitahunya mengenai pengangkatannya.  Dia menyetujui untuk membantu uskup agung Eugeniusz Baziak sebagai uskup pembantu, dia ditahbiskan ke keuskupan menggunakan nama Uskup Ombi pada 28 September 1958.  Waktu itu usianya baru  38 tahun dan ia menjadi uskup termuda di Polandia. Uskup Baziak wafat pada Juni 1962 dan pada 16 Juli 1962, Karol Wojtyła terpilih sebagai Vicar Capitular, atau administrator sementara keuskupan agung sampai uskup agung baru terpilih.

 

Menjadi Paus

Agustus 1978 Paus Paulus VI  wafat. Karol Wojtyła yang saat itu sudah diangkat menjadi seorang Kardinal ikut menghadiri konklaf Paus yang akhirnya memilih Kardinal Albino Luciani, Kardinal Venesia, sebagai Paus Yohanes Paulus I.  Namun tidak diduga pada tanggal 28 September 1978, hanya 33 hari setelah menjabat, Paus Yohanes Paulus I wafat. Kardinal Wojtyła kembali lagi ke Vatikan untuk menghadiri konklaf kedua  yang diadakan diadakan tanggal 14 Oktober, sepuluh hari setelah pemakaman Paus Yohanes Paulus I.

Kardinal Wojtyła dengan tidak disangka-sangka akhirnya terpilih untuk menjadi paus. Dia kemudian memilih nama Yohanes Paulus II untuk menghormati pendahulunya, dan menerima pemilihannya dengan kata-kata: “Dengan ketaatan dalam iman Kristus, Tuhanku, dan dengan kepercayaan pada Bunda Kristus dan Gereja, meskipun dalam kesulitan yang besar, saya menerima” 

Kardinal Wojtyła menjadi Paus yang ke-264 dan merupakan Paus yang bukan orang Italia pertama setelah Paus Adrianus VI (paus ke-218, masa kepausan 1522-1523). Dengan usia 58 tahun, Paus Yohanes Paulus II menjadi Paus termuda yang pernah dilantik sejak Paus Pius IX pada 1846, yang ketika dilantik berusia 54 tahun.

 

Catatan Perjalanan pastoral

Selama masa kepausannya, Paus Yohanes Paulus II melakukan perjalanan ke 129 negara, dan mencatat lebih dari 1,1 juta kilometer jarak perjalanan. Dia selalu menarik perhatian banyak orang dalam perjalanannya, beberapa kunjungannya dicatat menghadirkan kumpulan manusia yang terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah. Seperti saat ia menghadiri  Hari Pemuda Sedunia di Manila tahun 1995, dimana berkumpul sekitar 5 juta orang. Sebagian orang memperkirakan bahwa ini mungkin merupakan perkumpulan orang Kristen terbesar yang pernah ada.

Dua dari kunjungan resmi Paus Yohanes Paulus II adalah ke Meksiko pada Januari 1979 dan ke Polandia pada Juni 1979, dimana selalu dikerumuni oleh kegembiraan manusia. Kunjungan pertama ke Polandia ini meningkatkan semangat nasional dan mencetuskan formasi gerakan Solidaritas (Solidarność) pada tahun 1980, yang membawa kebebasan dan hak asasi pada negara yang bermasalah ini.  Perjalanannya ini menguatkan pesannya dan Polandia memulai proses yang kemudian mengalahkan dominasi Komunis Uni Soviet di Eropa Timur pada tahun 1989.

Sementara beberapa kunjungannya (seperti ke Amerika Serikat dan Tanah Suci Yerusalem) meneruskan kunjungan sebelumnya dari Paus Paulus VI, Yohanes Paulus II menjadi Paus pertama yang berkunjung ke Gedung Putih ketika perjalanan ke AS pada Oktober 1979, dimana dia disambut dengan hangat oleh calon presiden waktu itu Jimmy Carter.

Santo Paus Yohanes Paulus II juga berkunjung ke banyak negara dimana belum pernah ada Paus yang berkunjung sebelumnya. Dia adalah Paus pertama yang mengunjungi Meksiko di Januari 1979, sebelum berkunjung ke Polandia sebagai Paus, juga ke Irlandia pada tahun yang sama.
Tahun 1982 Papa Giovanni Poulo II (bahasa italia untuk Paus Yohanes Paulus II)  menjadi Paus yang memerintah pertama yang berkunjung ke Britania Raya, dimana dia bertemu Ratu Elizabeth II dan Gubernur Agung dari Gereja Inggris.

Dia melakukan perjalanan ke Haiti pada 1983, dimana dia berbicara dalam bahasa kreol kepada ribuan warga Katolik miskin yang berkumpul menyambutnya di bandar udara. Pesannya, "Sesuatu harus berubah di Haiti", berdasarkan pada perbedaan yang menyolok antara kaya dan miskin, mendapat tepuk tangan bergemuruh dari lautan massa yang hadir.

Pada kunjungan lima harinya ke Indonesia pada 8-12 Oktober 1989, Paus Yohanes Paulus II menyinggahi Jakarta, Yogyakarta, Maumere, Dili (Timor Timur - waktu itu masih menjadi provinsi ke 27 Indonesia), dan Medan. Dalam kunjungan itu Sri Paus memimpin Misa Agung dan berdialog langsung dengan lebih dari satu juta orang. Pada Misa Agung di Senayan, Paus mengucapkan doa Tanda Salib: “Atas nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus” dalam bahasa Indonesia yang lancar, yang dijawab umat “Amin”. Misa itu seluruhnya berlangsung dalam Bahasa Indonesia, dan Paus dapat melafalkan doa dan nyanyian dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan lancar, nyaris tanpa salah, termasuk ketika menyanyikan Prefasi yang panjang.  Paus Yohanes Paulus II juga mengadakan pertemuan khusus dengan kaum awam dan cendekiawan Katolik Indonesia di kampus Universitas Atma Jaya Jakarta, serta meresmikan gedung baru "Karol Wojtyła".

Pada 15 Januari 1995, ketika berlangsung Hari Pemudia Dunia X, dia mengadakan misa untuk sekitar lima sampai tujuh juta umat di Luneta park, Manila, Filipina, yang menjadi pertemuan tunggal terbesar dalam sejarah Kristen.

Pada tahun 2000, dia adalah Paus modern pertama yang berkunjung ke Mesir, dimana dia bertemu dengan paus Gereja Koptik, Paus Shenouda III dan Patriark Ortodoks Yunani dari Alexandria.

Pada Maret 2000, ketika mengunjungi Yerusalem, Yohanes Paulus II menjadi paus pertama dalam sejarah yang berkunjung dan berdoa di Tembok Ratapan. Pada September 2001, dalam suasana paskah setelah Serangan 11 September 2001, dia melakukan perjalanan ke Kazakhstan dengan pengunjung yang kebanyakan adalah muslim, dan ke Armenia, untuk menghadiri peringatan 1.700 tahun masuknya Kristen di negara itu. 


Semangat Oikumene dan Hubungan dengan agama lain.

Paus Yohanes Paulus II melakukan sangat banyak perjalanan dan bertemu dengan para penganut agama dan kepercayaan lain. Dia selalu mencoba mencari dasar yang sama untuk berkomunikasi, baik doktrin atau dogma. Pada hari Doa Sedunia untuk Perdamaian, yang diadakan pada 27 Oktober 1986 di Assisi, Paus menghimpun lebih dari 120 wakil agama dan kepercayaan serta berbagai denominasi Kristen meluangkan waktu sehari bersama untuk berpuasa dan berdoa.

Membina hubungan dengan Gereja Anglikan.

Paus Yohanes Paulus II mempunyai hubungan yang baik dengan Gereja Anglikan Inggris. Ia berupaya mengubur sejarah kelam saat terjadi pemisahan gereja Inggris dari Gereja Khatolik Roma yang diikuti oleh penganiayaan dan pembunuhan bagi orang-orang khatolik yang setia pada paus di Roma. Seperti pendahulunya Paus Paulus VI, ia menyebut Gereja Inggris dengan sebutan "yang tercinta Saudari Gereja".  ketika berkunjung ke Britania Raya Papa Giovanni Paolo II berkotbah di Katedral Canterbury, dan menerima Uskup Agung Canterbury dengan bersahabat dan penuh kesopanan.

Pada 1980 Yohanes Paulus II mengeluarkan pengecualian pastoral yang memungkinkan mantan imam Episkopal Anglikan yang pernah menikah untuk menjadi imam Katolik, dan untuk menerima bekas paroki Gereja Episkopal Anglikan menjadi Gereja Katolik. Dia juga mengijinkan penciptaan bentuk Anglikan dari Ritus Latin, yang menggabungkan Buku Umum Doa Anglikan. Upaya bersejarah Oikumene Yohanes Paulus II dengan Komuni Anglikan diwujudkan dengan berdirinya Gereja Katolik Bunda Penebusan (bentuk Anglikan), bekerjasama dengan Uskup Agung Patrick Flores dari San Antonio, Texas di Amerika Serikat.

Namun, Paus kecewa dengan keputusan Gereja Inggris yang memberikan Sakramen Imamat kepada perempuan dan melihatnya sebagai sebuah langkah mundur dalam upaya Oikumene Gereja dan kesatuan Komuni Anglikan dan Gereja Katolik.

Membina Hubungan dengan Gereja Lutheran

Pada perjalanan Kepausannya ke Norwegia, Islandia, Finlandia, Denmark dan Swedia 1-10 Juni 1989, Yohanes Paulus II menjadi paus pertama yang berkunjung ke negara-negara dengan mayoritas gereja Lutheran.  Selain merayakan Misa dengan umat Katolik, dia berpartisipasi dalam pelayanan Oikumene di tempat-tempat dulunya adalah tempat suci Gereja Katolik sebelum reformasi Lutheran pada abad 16 seperti : Katedral Nidaros Norwegia, Thingvellir Islandia, Katedral Turku Finlandia, Katedral Roskilde Denmark dan Katedral Uppsala Swedia.

Pada 31 Oktober 1999 (ulang tahun ke 482 Hari Reformasi), perwakilan dari Vatikan dan Federasi Lutheran se-Dunia menandatangani Deklarasi Bersama tentang Doktrin Pembenaran, sebagai tanda penyatuan.

Komitmen Nyata untuk mempersatukann Gereja

Pada Mei 1999, Yohanes Paulus II mengunjungi Rumania atas undangan dari Patriark Teoctist Arăpaşu dari Gereja Ortodoks Rumania. Ini adalah untuk pertama kalinya seorang Paus Gereja  Roma mengunjungi sebuah negara yang didominasi Gereja Ortodoks sejak Skisma Timur-Barat dalam jangka waktu sepuluh abad (sejak tahun 1054).  Pada kedatangannya, Patriark dan presiden Rumania, Emil Constantinescu menyambut Paus. Patriark menyatakan, "Milenium kedua dalam sejarah Kristen dimulai dengan luka yang menyakitkan dari persatuan Gereja; akhir dari milenium ini telah terlihat komitmen yang nyata untuk memulihkan persatuan Kristen."

Papa Giovani Poulo II mengunjungi negara dengan penganut Ortodoks lainnya yang besar, Ukraina pada 23-27 Juni 2001 atas undangan presiden Ukraina dan uskup Gereja Katolik-Yunani Ukraina. Paus berbincang dengan para pimpinan Dewan Gereja-gereja dan Keagamaan Seluruh Ukraina, memohon untuk "sebuah dialog yang terbuka, toleran dan jujur".  Sekitar 200 ribu orang menghadiri perayaan liturgi yang dipimpin Paus di Kiev, dan liturgi di Lviv dihadiri hampir satu setengah juta umat.

Yohanes Paulus II menyatakan bahwa akhir dari Skisma Besar dan menyembuhkan luka perpisahan antara Gereja Katolik dan gereja-gereja Ortodoks Oriental adalah salah satu harapannya.  

Selama perjalanan tahun 2001, Yohanes Paulus II menjadi Paus pertama yang mengunjungi Yunani dalam 1291 tahun. Di Athena, Paus bertemu dengan Uskup Agung Christodoulos, pimpinan Gereja Ortodoks Yunani. Setelah pertemuan tertutup 30 menit, keduanya berbicara pada publik. Christodoulos membaca daftar  "13 pelanggaran" dari Gereja Katolik Roma terhadap Gereja Ortodoks Oriental sejak Skisma Besar, termasuk Penjarahan Kota Konstantinopel oleh Para Ksatria perang Salib pada tahun 1204. Ia meratapi kurangnya permintaan maaf dari saudaranya Gereja Katolik Roma. Uskup Christodoulos berkata : "Hingga sekarang, belum pernah terdengar satupun permintaan maaf dari Gereja Roma atas kelakuan Ksatria-ksatria gila pada jaman perang Salib abad ke 13."

San Giovani Poulo II menanggapi dengan berkata : "Untuk kesempatan dulu dan sekarang, ketika putra dan putri Gereja Katolik telah berdosa atas tindakan atau kelalaian terhadap saudara-saudara mereka dari kaum Ortodoks, semoga Tuhan memberikan kita pengampunan."  Sebuah ucapan yang tulus yang mana langsung disambut tepuk tangan oleh Uskup Christodoulos dan seluruh umat yang hadir. Luka batin  selama lebih dari seribu tahun diantara kedua Gereja ini seakan lenyap tak berbekas saat Paus Johannes Paulus II dan Uskup Christodoluos saling berangkulan layaknya dua orang saudara.  Banyak saksi mata yang mengatakan bahwa mata keduanya berkaca-kaca.
Johannes Paulus II juga mengatakan bahwa penjarahan Kota Konstantinopel adalah sumber "penyesalan yang mendalam" untuk Gereja Katolik.

Kemudian Yohanes Paulus II dan Christodoulos bertemu di lokasi dimana Santo Paulus pernah mewartakan ajaran Kristen kepada orang-orang Athena. Mereka mengeluarkan ‘deklarasi bersama’, yang mengatakan "Kami akan mengupayakan segala daya, agar akar Kristen di Eropa dan jiwa Kristen dapat dipertahankan. ... Kami mengutuk semua jenis kekerasan, proselitisme, fanatisme, atas nama agama" Kedua pemimpin Gereja Kristen itu lalu melakukan Doa Bapa Kami bersama, dan menyingkirkan tabu yang berlangsung selama seribu tahun bahwa Ortodoks tidak boleh berdoa bersama Katolik.

Paus juga pernah berkata selama masa kepemimpinannya bahwa salah satu mimpi besarnya adalah mengunjungi Rusia, namun sayangnya hal ini tidak pernah terwujud. Walau begitu Paus yang Agung ini  mencoba menyelesaikan masalah yang telah ada selama berabad-abad antara Gereja Katolik dan Gereja Ortodoks Rusia, seperti mengembalikan ikon  Our Lady of Kazan pada bulan Agustus 2004 kepada gereja Ortodoks Rusia.

Yudaisme

Pada masa kanak-kanak, Karol Wojtyła sudah bersahabat dengan banyak tetangga Yahudinya.  Pada tahun 1979 dia menjadi Paus pertama yang mengunjungi kamp konsentrasi Auschwitz Jerman di Polandia, dimana banyak warga sebangsanya (mayoritas Yahudi Polandia) meninggal selama pendudukan Nazi pada Perang Dunia II. Pada tahun 1998 dia mengeluarkan dokumen "Kami Ingat : Sebuah Refleksi Shoah" yang menggambarkan pemikirannya tentang Holocaust. Dia juga menjadi paus pertama yang diketahui melakukan kunjungan resmi kepausan ke sebuah sinagoga, ketika dia mengunjungi Sinagoga Agung di Roma pada 13 April 1986.

Pada tahun 1994, Yohanes Paulus II meresmikan hubungan diplomatik resmi antara Tahta Suci dan Negara Israel, mengakui sentralitas kehidupan Yahudi dan keimanannya. Untuk menghargai peristiwa ini, Paus Yohanes Paulus II menyelenggarakan ‘Konser Kepausan Memperingati Holocaust’. Konser ini, disusun dan dilaksanakan oleh Maestro Amerika Gilbert Levine, dihadiri oleh Ketua Rabi di Roma, Presiden Italia, dan mereka yang selamat dari Holocaust dari seluruh dunia.

Pada Maret 2000, Yohanes Paulus II mengunjungi Yad Vashem, tugu peringatan Holocaust di Israel, dan kemudian membuat sejarah dengan menyentuh satu dari tempat tersuci Yudaisme, Tembok Ratapan di Yerusalem, menaruh sebuah pesan di dalamnya (dimana dia berdoa mohon pengampunan atas tindakan yang pernah dilakukan orang-orang Kristen terhadap orang Yahudi).
Di bagian tujuan, dia mengatakan : "Saya yakinkan kepada orang-orang Yahudi, bahwa Gereja Katolik ... sangat sedih oleh kebencian, penganiayaan dan tindakan anti-Semitisme yang diarahkan kepada orang Yahudi oleh orang Kristen di setiap saat dan di setiap waktu". Dia menambahkan bahwa "tidak ada kata-kata yang cukup kuat untuk menyayangkan tragedi mengerikan dari Holocaust".

Menteri kabinet Israel Rabi Michael Melchior, yang menjadi tuan rumah kunjungan Paus, berkata bahwa dia "sangat terharu" dengan apa yang dilakukan Paus. “Ini diluar sejarah, diluar ingatan.”— Rabi Michael Melchior (26 Maret 2000)

Pada Oktober 2003, Anti-Defamation League (ADL) mengeluarkan pernyataan selamat kepada Yohanes Paulus II memasuki 25 tahun kepausannya.  Pada Januari 2005, Yohanes Paulus II menjadi Paus pertama yang diketahui sejarah menerima berkat imam dari seorang rabi, ketika Rabi Benjamin Blech, Barry Dov Schwartz, dan Jack Bemporad mengunjunginya di Clementi Hall di Istana Apostolik.

Segera setelah meninggalnya paus, ADL mengeluarkan pernyataan bahwa Paus Yohanes Paulus II telah mengubah drastis hubungan antara Katolik dan Yudaisme, mengatakan bahwa "banyak perubahan menuju kebaikan terjadi pada 27 tahun masa kepemimpinanya dibanding 2000 tahun sebelumnya."

Budhisme

Tenzin Gyatso, Dalai Lama ke-14 mengunjungi Paus Yohanes Paulus II delapan kali, lebih banyak dari para petinggi negara atau agama lainnya. Paus dan Dalai Lama sering berbagi pandangan yang sama dan memahami hal-hal buruk yang mirip, keduanya berasal dari masyarakat yang dikekang oleh komunisme dan keduanya sama-sama adalah pimpinan agama tertinggi.

Islam

Paus Yohanes Paulus II membuat upaya yang cukup signifikan untuk meningkatkan hubungan antara Katolik dan Islam.  Ini adalah suatu hal yang sangat luar biasa mengingat  pada tanggal 13 Mei 1981 ia hampir saja tewas ditembak seorang muslim Turki.  Pada 6 Mei 2001, Paus Yohanes Paulus II menjadi paus Katolik pertama yang memasuki dan berdoa di masjid. Dengan penuh hormat menanggalkan sepatunya, dia masuk ke Masjid Agung Umayyah, sebuah bekas gereja Kristen pada masa Kekaisaran Romawi Timur yang didedikasikan untuk Yohanes Pembaptis (yang diyakini dimakamkan disitu) di Damaskus, Suriah, dan memberikan kotbah termasuk pernyataan: "Untuk masa waktu ketika Muslim dan Kristen pernah menyinggung satu sama lain, kita perlu meminta pengampunan dari Yang Maha Kuasa untuk memberikan pengampunan satu sama lain."  Dia mencium Al-Qur'an di Suriah, sebuah tindakan yang membuatnya terkenal di kalangan Muslim namun mengganggu banyak umat Katolik.

Pada tahun 2004, Paus Yohanes Paulus II mengadakan "Konser Rekonsiliasi Kepausan," yang menghadirkan para pemimpin Islam dengan para pemimpin komunitas Yahudi dan Gereja Katolik di Vatikan dengan konser oleh Kraków Philharmonic Choir dari Polandia, London Philharmonic Choir dari Britania Raya, Pittsburgh Symphony Orchestra dari Amerika Serikat, dan Ankara State Polyphonic Choir dari Turki. Acara ini disiapkan dan dipimpin oleh Sir Gilbert Levine, KCSG dan disiarkan ke seluruh dunia.

Yohanes Paulus II mengawasi penerbitan Katekismus Gereja Katolik yang memuat hal khusus untuk Muslim; di dalamnya, tertulis, "Rencana keselamatan juga mencakup Penciptaan, di tempat pertama diantaranya adalah kaum Muslim; bersama memegang iman Abraham (Nabi Ibrahim dalam Islam), dan bersama-sama memuja satu, Tuhan Maha Penyayang, serta penghakiman manusia pada akhir zaman."

Peran dalam runtuhnya komunisme

Paus Yohanes Paulus II telah dikatakan berperan besar pada jatuhnya komunisme di Eropa Timur, dengan menjadi inspirasi spiritual dibalik kejatuhannya, dan menjadi katalisator untuk "revolusi damai" di Polandia. Lech Wałęsa pendiri Solidarność, menghargai Yohanes Paulus II yang telah memberikan keberanian pada Polandia untuk bangkit melawan komunis.

Menurut Wałęsa, "Sebelum masa kepausannya, dunia terbagi dalam blok-blok. Tidak ada seorangpun tahu bagaimana keluar dari pengaruh komunisme. Di Warsawa, 1979, dia hanya berkata singkat: "Jangan takut", dan kemudian berdoa: "Biarlah Roh Kudusmu turun dan mengubah wajah bumi... tanah ini".

Pada Desember 1989, Yohanes Paulus II bertemu dengan pimpinan Soviet Mikhail Gorbachev di Vatikan dan keduanya saling mengungkapkan rasa hormat dan kekaguman. Gorbachev pernah mengatakan "Runtuhnya Tirai Besi tidak mungkin terjadi tanpa Yohanes Paulus II".  Pada saat wafatnya Yohanes Paulus II, Mikhail Gorbachev berkata: "Kesetiaan Paus Yohanes Paulus II pada pengikutnya adalah contoh yang patut kita semua tiru." 

Percobaan-percobaan pembunuhan

Pada 13 Mei 1981, Yohanes Paulus II hampir tewas ketika ditembak oleh Mehmet Ali Ağca, seorang muslim ekstremis Turki, kala  ia memasuki lapangan Santo Petrus untuk bertemu umat. Ali Ağca akhirnya dihukum penjara seumur hidup.

Mengapa, bagaimana dan atas perintah siapa percobaan pembunuhan ini dilakukan, masih tetap berupa misteri sampai akhir Maret 2005. Dikatakan dokumen-dokumen penting dari negara-negara mantan anggota Uni Soviet menunjukkan bahwa KGB bertanggung jawab. Motif pembunuhan masih diperdebatkan. Salah satu kemungkinan ialah bahwa rezim komunis Uni Soviet sangat takut akan pengaruh Paus Polandia ini akan stabilitas negara-negara satelit Soviet di Eropa Timur, terutama di Polandia sendiri.

Dua hari setelah Natal, pada 27 Desember 1983, Paus menjenguk orang yang telah mencoba membunuhnya di penjara. Keduanya bercakap-cakap dan berbincang-bincang beberapa lama. Setelah pertemuan ini, Paus kemudian berkata: "Apa yang kita bicarakan harus merupakan rahasia antara dia dan saya. Ketika berbicara dengannya saya anggap ia adalah seorang saudara yang sudah saya ampuni dan saya percayai sepenuhnya."

Sebuah percobaan pembunuhan lainnya terjadi pada 12 Mei 1982, di Fatima, Portugal ketika seorang pria berusaha menikam Paus dengan sebilah bayonet, tetapi dicegah oleh para penjaga. Si pembunuh, adalah seorang pastor ultrakonservatif, berhaluan keras, seorang warganegara Spanyol, bernama Juan María Fernández y Krohn. Dilaporkan ia menentang reformasi Konsili Vatikan II dan memanggil Paus sebagai “Orang Polandia” dan seorang "agen dari Moskwa." Ia kemudian divonis hukuman penjara enam tahun dan lalu diekstradisi dari Portugal.

Ada pula sebuah percobaan pembunuhan Paus pada lawatannya di Manila bulan Januari 1995, yang merupakan bagian dari Operasi Bojinka, sebuah serangan terorisme masal yang dikembangkan oleh anggota kaum ekstremis Muslim Ramzi Yousef dan Khalid Sheik Mohammed. Rencananya seorang pelaku bom bunuh diri akan menyamar sebagai seorang pastor, mendekati parade Paus dan meledakkan diri.  Namun rencana keji bisa dicegah oleh pihak keamanan bahkan sebelum para pelaku meninjakan kaki mereka di Filipina.

Pada tahun 2003, Yohanes Paulus II juga menjadi kritikus terkemuka dari invasi AS dan Sekutunya ke Irak. Pada tahun itu Paus menyatakan ketidak setujuannya terhadap invasi tersebut dengan menyatakan : "Tidak untuk perang! Perang tidak selalu dapat dihindari. Namun perang selalu merupakan kekalahan untuk kemanusiaan."

Dia mengirim Apostolik Pro-Nuncio, Kardinal Pio Laghi,  ke Amerika Serikat untuk berbicara dengan presiden Amerika Serikat George W. Bush untuk menyatakan sikap anti perangnya.

Yohanes Paulus II mengatakan bahwa itu terserah pada PBB untuk menyelesaikan masalah konflik internasional melalui diplomasi dan agresi sepihak merupakan kejahatan terhadap perdamaian dan pelanggaran terhadap hukum internasional.

Wafat dan pemakaman

31 Maret 2005 Yohanes Paulus II mengalami septic shock; sebuah gejala penyebaran infeksi dengan demam tinggi dan tekanan darah turun. Ia mendapat pengawasan medis dari tim perawat di tempat tinggal pribadinya. Hari itu juga, sumber Vatikan mengumumkan bahwa Yohanes Paulus II telah diberi Sakramen pengurapan orang sakit oleh teman dan sekretarisnya Stanisław Dziwisz. Selama hari-hari terakhir kehidupan Paus, cahaya tetap dinyalakan menerangi malam dimana dia tinggal di lantai atas Istana Apostolik. Puluhan ribu umat berkumpul di Lapangan Santo Petrus dan jalan-jalan sekitarnya selama dua hari. Mendengar kabar ini, paus yang sedang sekarat berkata: "Saya telah mencari untuk Anda, dan kini Anda telah datang kepada saya, dan saya berterima kasih."

Sabtu, 2 April 2005, sekitar pukul 15.30 CEST, Yohanes Paulus II mengatakan kata terakhirnya dalam bahasa Polandia, "pozwólcie mi odejść do domu Ojca", ("biarkan aku pergi ke rumah Bapa"), kepada pendampingnya, dan mengalami koma sekitar empat jam kemudian. Santo Paus Johannes Paulus II meninggal di apartemen pribadinya jam 21:37 CEST (19:37 UTC), 46 hari sebelum ulang tahunnya yang ke-85.

Kematian Paus Yohanes Paulus II diiringi ritual berusia berabad-abad lamanya dan tradisi yang berawal sejak abad pertengahan. Upacara Pengunjungan berlangsung dari 4 April hingga pagi hari tanggal 8 April di Basilika Santo Petrus. Surat wasiat Paus Yohanes Paulus II yang dipublikasikan pada 7 April  mengungapkan bahwa paus berkeinginan dimakamkan di tanah kelahirannya Polandia namun tergantung dari para Kardinal, yang kemud