SANTO CAROLUS BORROMEUS
Karolus Borromeus (Italia: Carlo
Borromeo) adalah seorang Kardinal dan Uskup Agung Milan pada 1564-1584. Dia
adalah salah satu dari para reformis besar Gereja pada masa kekacauan di abad
keenam belas. Karolus Borromeus, bersama
St.Ignatius Loyola, St Filipus Neri, dan lain-lain, memimpin gerakan untuk
membendung pengaruh Reformasi Protestan.
Dia adalah seorang tokoh
terkemuka selama Kontra-Reformasi berlangsung dan ia bertanggung jawab untuk
Reformasi internal Gereja yang signifikan dalam tubuh Gereja Katolik, termasuk
pendirian seminari-seminari untuk meningkatkan mutu pendidikan para imam.
Karolus lahir pada tanggal 2
Oktober 1538 dalam sebuah Kastil megah
di Aron Novara, Italia. Ayahnya adalah Gilberto Borromeo, Count of Arona
dan ibunya bernama Margherita de' Medici.
Sama seperti para pemuda ningrat Italia lainnya, ia hidup serba berkecukupan.
Tetapi, tidak seperti kebanyakan dari mereka, ia tidak ikut serta dalam
kegiatan-kegiatan yang mengundang dosa seperti pesta-pora yang sering
dilangsungkan di Kastil para bangsawan pada masa itu.
Sejak kecil Carolus sudah
bercita-cita untuk menjadi seorang biarawan. Karena itu pada usia yang sangat
muda ia sudah masuk seminari. Di sekolah; awalnya Karolus terkesan sebagai
murid yang lamban karena ia tidak dapat berbicara dengan lancar, tetapi ketekunannya
membuat ia memperoleh kemajuan yang menggembirakan.
Masa itu adalah masa yang amat
kelam dalam Sejarah Gereja. Hidup keagamaan umat amat memprihatinkan. Banyak
anak tidak mengenal Tuhan, bahkan mulai berdoa dengan membuat tanda salib saja
tidak bisa. Gereja-gereja sepi dari kunjungan umat, bahkan ada gereja yang
diubah menjadi toko atau bangsal pesta.
Kehidupan iman umat kristiani sudah sangat merosot. Berbagai perpecahan
dalam tubuh Gereja semakin kuat. Gereja dihadapkan pada Reformasi Protestan.
Gelombang protes terhadap kebijakan-kebijakan Gereja berkecamuk deras.
Carolus muda yang saat itu
usianya baru dua puluh dua tahun dipanggil pamannya, Paus Pius IV, ke Roma dan
diminta untuk melaksanakan banyak tugas penting. Pada tanggal 31 Januari 1560
Carolus diangkat menjadi kardinal dan
pada 7 Februari tahun yang sama ia ditunjuk menjadi Administrator Keuskupan
Milan. Ia baru ditahbiskan menjadi diakon pada 21 Desember 1560, dan
ditahbiskan imam 4 September 1563, dan ditahbiskan menjadi uskup pada 7
Desember 1563. Ia juga menjabat sebagai Sekretaris Negara Vatikan dan menjadi
anggota Kuria Romana. Tugas utamanya
adalah mengurus permasalahan Gereja yang paling penting.
Paus meminta Santo Carolus untuk
mempersiapkan Konsili Trente dan sekaligus menjadi wakil dari Tahta Suci pada saat konsili itu
berlangsung. Carolus berhasil menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya dengan baik. Setelah Konsili
Trente, Carolus menjadi tokoh yang sangat getol dalam usaha mengaplikasikan
keputusan-keputusan konsili tersebut ke dalam kehidupan umat. Ia bahkan
mengajukan surat pengunduran diri kepada paus agar ia dibebaskan dari tugasnya
di Kuria Roma agar ia bisa lebih memiliki waktu untuk memperbaharui kehidupan
iman umat di keuskupannya, Milano.
Di Milan; Kardinal Carolus menjadi suri teladan bagi
umatnya. Ia menyumbangkan sejumlah besar uang kepada kaum miskin. Ia sendiri
hanya memiliki sehelai jubah lusuh berwarna hitam. Tetapi, di hadapan umum, ia
berpakaian seperti layaknya seorang kardinal. Ia ambil bagian dalam
upacara-upacara Gereja dengan penuh hormat dan wibawa.
Dalam melaksanakan tugas
pengembalaannya yang penuh kesibukan, Kardinal Carolus senantiasa cemas kalau-kalau ia bisa semakin
jauh dari Tuhan karena banyaknya godaan di sekelilingnya. Oleh sebab itulah,
setiap memiliki waktu luang ia selalu berlatih menyangkal diri terhadap segala
kesenangan dan senantiasa berusaha untuk rendah hati serta sabar.
Penduduk kota Milan awalnya mempunyai banyak kebiasaan buruk dan
percaya pada banyak takhayul. Namun dengan peraturan-peraturan yang bijaksana,
dan dengan kelemah lembutan serta kasih sayang, dan dengan teladan hidupnya
sendiri yang mengagumkan, St. Karolus menjadikan keuskupannya teladan bagi
Reformasi Gereja seluruhnya. Sungguh mengagumkan mengingat Ia adalah seorang
yang gagap dan tidak pernah dapat berbicara dengan lancar. Umat hampir-hampir
tidak dapat mendengarkannya; namun
demikian setiap kata-kata yang diucapkannya sangat berwibawa dan membawa
pengaruh yang sangat besar bagi setiap mereka yang mendengarnya.
Ketika suatu wabah ganas
menyerang dan mengakibatkan banyak kematian di Milan, Kardinal Borromeus tidak
memikirkan hal lain kecuali merawat umatnya. Ia berdoa dan bermatiraga dengan
keras. Ia membentuk kelompok-kelompok umat yang membantunya membagikan makanan
bagi mereka yang kelaparan. Ia bahkan mendirikan altar di jalan-jalan agar
orang-orang yang sakit dan sekarat itu
dapat ikut ambil bagian dalam Perayaan Ekaristi lewat jendela rumah
mereka.
Orang suci ini tidak pernah
terlalu sibuk untuk menolong rakyat sederhana. Suatu ketika ia menghabiskan
waktunya untuk menemani seorang bocah penggembala hingga bocah tersebut dapat
berdoa Bapa Kami dan Salam Maria. Menjelang ajalnya, pada usia empat puluh enam
tahun, St. Karolus dengan tenang dan damai berkata, “Lihat, aku datang!”. Dan
ia pun wafat pada tanggal 03 November
1584 dan dinyatakan kudus oleh Paus Paulus V pada tahun 1610.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar