Jumat, 31 Januari 2020

Iman sebesar Biji Sesawi


Pembacaan dari 2Sam 11:1 - 17
Pada pergantian tahun, pada waktu raja-raja biasanya maju berperang, maka Daud menyuruh Yoab maju beserta orang-orangnya dan seluruh orang Israel. Mereka memusnahkan bani Amon dan mengepung kota Raba, sedang Daud sendiri tinggal di Yerusalem. 
Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya. Lalu Daud menyuruh orang bertanya tentang perempuan itu dan orang berkata: "Itu adalah Batsyeba binti Eliam, isteri Uria orang Het itu." Sesudah itu Daud menyuruh orang mengambil dia. Perempuan itu datang kepadanya, lalu Daud tidur dengan dia. Perempuan itu baru selesai membersihkan diri dari kenajisannya. Kemudian pulanglah perempuan itu ke rumahnya. Lalu mengandunglah perempuan itu dan disuruhnya orang memberitahukan kepada Daud, demikian: "Aku mengandung."
Lalu Daud menyuruh orang kepada Yoab mengatakan: "Suruhlah Uria, orang Het itu, datang kepadaku." Maka Yoab menyuruh Uria menghadap Daud. Ketika Uria masuk menghadap dia, bertanyalah Daud tentang keadaan Yoab dan tentara dan keadaan perang. Kemudian berkatalah Daud kepada Uria: "Pergilah ke rumahmu dan basuhlah kakimu." Ketika Uria keluar dari istana, maka orang menyusul dia dengan membawa hadiah raja.
Tetapi Uria membaringkan diri di depan pintu istana bersama-sama hamba tuannya dan tidak pergi ke rumahnya. Diberitahukan kepada Daud, demikian: "Uria tidak pergi ke rumahnya." Lalu berkatalah Daud kepada Uria: "Bukankah engkau baru pulang dari perjalanan? Mengapa engkau tidak pergi ke rumahmu?" 
Daud memanggil dia untuk makan dan minum dengan dia, dan Daud membuatnya mabuk. Pada waktu malam keluarlah Uria untuk berbaring tidur di tempat tidurnya, bersama-sama hamba-hamba tuannya. Ia tidak pergi ke rumahnya. Paginya Daud menulis surat kepada Yoab dan mengirimkannya dengan perantaraan Uria. Ditulisnya dalam surat itu, demikian: "Tempatkanlah Uria di barisan depan dalam pertempuran yang paling hebat, kemudian kamu mengundurkan diri dari padanya, supaya ia terbunuh mati."
Pada waktu Yoab mengepung kota Raba, ia menyuruh Uria pergi ke tempat yang diketahuinya ada lawan yang gagah perkasa. Ketika orang-orang kota itu keluar menyerang dan berperang melawan Yoab, maka gugurlah beberapa orang dari tentara, dari anak buah Daud; juga Uria, orang Het itu, mati.
Demikianlah Sabda Tuhan.
Mazmur Tanggapan
² Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat, supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu, bersih dalam penghukuman-Mu.
² Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.  Sesungguhnya, Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin, dan dengan diam-diam Engkau memberitahukan hikmat kepadaku.
² Sesungguhnya, Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin, dan dengan diam-diam Engkau memberitahukan hikmat kepadaku. Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju!
² Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!  Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!

Bacaan Injil Mrk 4: 26-34
“Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran”.
Lalu kata Yesus: "Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu. Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu. Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba."
Kata-Nya lagi: "Dengan apa hendak kita membandingkan Kerajaan Allah itu, atau dengan perumpamaan manakah hendaknya kita menggambarkannya? Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil dari pada segala jenis benih yang ada di bumi.
Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya."
Dalam banyak perumpamaan yang semacam itu Ia memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka, dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.
Renungan:
Hari ini saya disadarkan, Daud, seseorang yang saya kagumi, ternyata juga seorang manusia biasa, tempat salah dan dosa. Daud tergoda oleh seorang wanita, dan akhirnya terjadilah dosa itu. Saya membayangkan bagaimana perasaan Allah saat itu? Mungkin kecewa sekali. Lalu akankah Allah menghukum Daud? Kelanjutannya mungkin bisa kita dengar dalam bacaan-bacaan hari selanjutnya. Apakah Allah menghukum atau Allah yang Maha Kasih yang akan terjadi?
Bacaan Injil hari ini berbicara tentang iman sebesar biji sesawi. Biji sesawi adalah biji yang terkecil diantara biji-bijian lain. Namun saat ia tumbuh besar, ia tumbuh melebihi segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya."
Iman berbeda dengan jabatan, kekuasaan atau kepandaian. Iman diumpamakan dengan biji sesawi yang merupakan biji terkecil diantara biji sayuran lain. Namun saat ia tumbuh dan besar, ia menjadi tempat bernaung, tempat menyejukkan bagi banyak makhluk, bahkan jadi tempat burung berkembang biak.
Maka kepada insan yang merasa tiada berarti, tiada berharga, tak ada mempunyai harta benda atau kuasa untuk dibanggakan, janganlah berkecil hati. Tuhan Allah tidak memandang itu semua melainkan iman kita. Seandainya iman kita sebesar biji sesawi saja, yang tumbuh dan berkembang subur, semoga itu menjadi jalan kita untuk menjadi berkat bagi sesama.
Doa:
Tuhan, aku bersyukur kepadaMu, karena Engkau tidak melihat kami dalam ukuran-ukuran yang dibuat manusia. Namun yang Engkau lihat adalah iman kami. Semoga Engkau sendiri yang menuntun kami hingga bisa mempunyai iman yang tumbuh besar dan  menjadi berkat bagi sesama.
  











Tidak ada komentar:

Posting Komentar