Selasa, 29 Desember 2020

Hari Kelima dalam Oktaf Natal

 Hari Kelima dalam Oktaf Natal

Sumber:https://sangsabda.wordpress.com/

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (2:3-11)

"Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang."

Saudara-saudara terkasih, inilah tandanya bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata "Aku mengenal Allah", tetapi tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan tidak ada kebenaran di dalam dia.

Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu kasih Allah sungguh sudah sempurna; dengan itulah kita ketahui bahwa kita ada di dalam Allah. Barangsiapa mengatakan bahwa ia ada di dalam Allah, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.

Saudara-saudara terkasih, bukan perintah baru yang kutuliskan kepada kamu, melainkan perintah lama yang telah ada padamu dari mulanya. Perintah lama itu ialah firman yang telah kamu dengar. Namun perintah baru juga yang kutuliskan kepada kamu; perintah ini telah ternyata benar di dalam Dia dan di dalam kamu; sebab kegelapan sedang melenyap dan terang yang benar telah bercahaya.

Barangsiapa berkata bahwa ia berada di dalam terang, tetapi membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang. Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan. Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi karena kegelapan itu telah membutakan matanya.

Demikianlah sabda Tuhan

Mazmur Tanggapan
Hendaklah langit bersuka cita, dan bumi bersorak-sorai dihadapan wajah Tuhan, kar'na Ia sudah datang.
Ayat. (Mzm 96:1-2a.2b-3.5b-6)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya!.
2. Kabarkanlah dari hari ke hari keselamatan yang datang dari pada-Nya, ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa, kisahkanlah karya-karya-Nya yang ajaib di antara segala suku.
3. Tuhanlah yang menjadikan langit, keagungan dan semarak ada di hadapan-Nya, kekuatan dan hormat ada di tempat kudus-Nya.

Bait Pengantar Injil
Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 2:32)
Kristuslah cahaya yang menerangi para bangsa. Dialah kemuliaan bagi umat Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:22-35)

"Kristus cahaya para bangsa."

Ketika genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat, Maria dan Yusuf membawa kanak-kanak Yesus ke Yerusalem untuk menyerahkan Dia kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah." Juga mereka datang untuk mempersembahkan kurban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.

Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh hidupnya, yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada diatasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan.

Atas dorongan Roh Kudus, Simeon datang ke Bait Allah. Ketika kanak-kanak Yesus dibawa masuk oleh orangtua-Nya untuk melakukan apa yang ditentukan hukum Taurat, Simeon menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya, "Sekarang Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi pernyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel." Yusuf dan Maria amat heran akan segala sesuatu yang dikatakan tentang Kanak Yesus.

Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu,"Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan --dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri--, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang."
Inilah Injil Tuhan kita!

Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan:

"Sekarang Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi pernyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel."

Simeon sangat bahagia bisa menyambut dan menatang Yesus. Ia tahu, inilah Sang Juru Selamat yang ditunggu-tunggu, yang akan menyelamatkan bangsa Israel, bahkan bagi dunia.

Sebaliknya suatu kalimat penuh tanya ia sampaikan kepada Maria, “Dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang."  Yusuf dan Maria amat heran akan segala perkataan dan akan segala sesuatu yang sedang dan telah terjadi. Mereka yang berada dalam lingkaran Karya Penyelamatan Allah, hanya bisa melihat dan merenungkan peristiwa demi peristiwa ini.

Santo Yohanes dalam suratnya berkata,” Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu kasih Allah sungguh sudah sempurna; dengan itulah kita ketahui bahwa kita ada di dalam Allah.”

Semoga kita semakin menyadari bahwa Allah sungguh berada di dalam hati kita, dalam kehidupan kita, sedang mengerjakan Karya Penyelamatan bagi kita dan dunia. Semoga kita layak dan bisa terlibat dalam Karya Penyelamatan yang sedang dilakukanNya.

Doa:

Tuhan Allahku, betapa aku mengagumi Engkau. Siapakah manusia sehingga Engkau begitu memperhatikan kami? Bahkan PutraMu yang Tunggal Engkau hadirkan ke dunia, dan mengapa juga Engkau mesti menghadirkanNya dalam suatu kandang hina?

Karya-karya PenyelamatanMu yang tidak terselami ini, semoga tidak menyurutkan imanku kepadaMu. Karna senyatanya hanya Engkau sumber keselamatanku.

Maka Tuhan Allahku, Engkau yang sudah hadir dan tinggal dalam diriku, semoga bisa aku wujudkan dalam karya-karya kasih yang Engkau harapkan untuk aku lakukan. Aku jauh dari mampu dan layak, maka mampukanlah dan layakkanlah aku ya Allah, untuk mampu memancarkan dan menyampaikan kasihMu itu dalam hidup sehari-hariku.

Segala hormat dan pujian bagiMu, kini, selalu dan sepanjang segala abad. Amin.

 

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar